08. Cake

218 22 6
                                    


Karena sudah sangat tidak sabar dengan pesta ulang tahunnya yang tinggal 2 minggu lagi. Hari ini Rei pergi ke beberapa toko kue untuk mencari kue yang dia inginkan di hari spesialnya.

Bel yang tergantung di atas pintu berbunyi begitu Rei membuka pintu toko kue tersebut. Ini adalah toko kue terakhir yang Rei datangi hari ini dan toko ini merupakan salah satu toko langganan Rei.

Rei langsung di sambut oleh salah satu karyawan yang bekerja disana.

"Selamat datang, di toko kue kami. Apa yang bisa saya bantu?"

Rei tersenyum kepada karyawan tersebut.
"Aku ingin sepotong kue dari tiap kue yang ada di daftar menu hari ini."

Sebelum karyawan tersebut memproses pesanan Rei, dia terlebih dahulu membawa Rei ke kasir.
"Baiklah, atas nama siapa?"

"Rei."

Karyawan tersebut mengangguk. Ia memproses pesanan Rei sebentar, lalu memberi Rei sebuah struk berisikan total dari pesanannya.

"Karena pesanan anda cukup banyak, anda harus menunggu terlebih dahulu. Akan saya panggil begitu pesanan anda sudah siap."

Rei mengangguk. Lalu ia pergi dari sana, ia melihat-lihat kue-kue kering yang di pajang di etalase. Semua kue kering itu membuat Rei meneguk liurnya, ia sangat ingin membelinya, tapi ia harus ingat tujuannya hari ini.

"Rei-chan!" panggil seorang ibu-ibu yang keluar dari dapur.

Rei yang mengenali wanita itu, ia langsung menghampirinya dengan wajah sumringah.

"Mama! Senang bertemu denganmu lagi." ucap Rei seusai membungkuk untuk memberi salam.

"Mama juga senang bertemu denganmu. Sudah lama ya, Rei-chan." ibu-ibu yang dia panggil 'Mama' itu adalah Nyonya Tanaka, sang pemilik toko kue tersebut.

Tangan Nyonya Tanaka terbuka untuk memeluk Rei. Sang empu yang mengerti langsung masuk ke dalam pelukan tersebut. Ia senang bisa bertemu dengan Nyonya Tanaka setelah lama tidak bertemu.

"Kau semakin cantik saja. Apakah kau sudah memiliki kekasih?" tanya Nyonya Tanaka pada Rei.

Rei tertawa sebagai tanggapan.
"Terima kasih atas pujiannya, Ma. Tapi sayang aku tidak punya kekasih saat ini. Apakah kau bisa mengenalkanku pada seseorang?"

Rei kembali tertawa. Diikuti dengan dengan Nyonya Tanaka yang juga tertawa.

"Mari mengobrol sebentar." ajak Nyonya Tanaka, ia membawa Rei ke lantai 2 toko kue nya. Lantai 2 yang biasa di gunakan oleh Nyonya Tanaka dan karyawannya untuk berisitirahat.

Begitu mereka sampai di lantai 2, Nyonya Tanaka mempersilakan Rei untuk duduk di sana.

"Ah, aku jadi tidak enak karena mengganggu hari sibukmu, Ma." ucap Rei sambil meletakkan tasnya di sofa.

Nyonya Rei mendesah kesal. Ia yang tadinya mengambil minuman dingin untuk menjamu Rei langsung berbalik dan menatap kesal wanita muda itu.

"Eh? Kenapa? Aku salah?" tanya Rei yang kebingungan.

"Rei, bagimu aku ini siapa?" tanya Nyonya Tanaka. Cara berbicaranya berubah. Rei langsung tersentak begitu mendengarnya.

"Kau sudah seperti ibu ku sendiri. Maka dari itu aku memanggilmu 'Mama'..." jawab Rei dengan ragu-ragu.

"Lalu kenapa kau merasa tidak enak? Mama sudah merawatmu sejak kau 10 tahun hingga kau lulus kuliah, bahkan juga merawat adik-adikmu. Kenapa kau masih merasa tidak enak?"

Rei terdiam. Apa yang di katakan Nyonya Tanaka ada benarnya. Kenapa dia masih merasa tidak enak dengan orang yang sudah merawatnya dan adik-adiknya sejak kecil??

Big Sister [Haitani Brothers] • on goingOnde histórias criam vida. Descubra agora