02

3K 218 5
                                    


Sudah tiga hari setelah kejadian kemarin, Jaemin tak keluar dari kamar. Pemuda manis itu memilih diam di kamar untuk mencari tahu tentang keluarga ini juga Choi Jaemin.

Hingga hari ini, Jaemin memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan keluarga untuk sarapan.

Turun dengan perlahan, Jaemin mendapatkan tiga pria tampan yang sudah duduk lebih dulu di sana. Memilih menyapa mereka meski tak ada jawaban, Jaemin diam selama sarapan begitu dengan yang lain.

Setelah sarapan selesai satu persatu pria itu pergi tanpa pamit, hingga tersisa Jaemin dan pria tampan yang baru Jaemin lihat.

Merasa di tatap oleh pria itu, Jaemin menoleh. Pria yang Jaemin tau adalah kakak kedua Choi Jaemin, orang yang Choi Jaemin tolong dari kecelakaan beberapa hari lalu.

"Kenapa?" Tanya Jaemin, pria itu tak menjawab dan memilih pergi meninggalkan Jaemin sendiri di meja makan.

Sepi, mansion semewah dan sebagus ini terasa sangat sepi. Seperti tak ada kehidupan, mengapa Choi Jaemin begitu tahan dengan rasa sepi seperti ini?

Memilih pergi menuju ruang tv, Jaemin diam menonton kartun yang di tayangkan dengan puding yang maid antarkan untuknya.

Asik menonton membuat Jaemin menguap beberapa kali, mengantuk. Pemuda manis itu merebahkan tubuhnya di atas sofa dan kembali menonton kartun, tak lama Jaemin memejamkan matanya karena mengantuk.

...

"Nana."

Jaemin yang bingung dengan ruangan berwarna putih itu menoleh, mendapatkan pemuda yang wajahnya mirip dengan dirinya. Pemuda itu berjalan mendekat kearah Jaemin dengan senyum.

"Choi Jaemin?" Pemuda itu mengangguk.

"Maaf membuatmu menempati tubuhku." Ucap pemuda Choi itu pelan.

"Kenapa kau melakukan ini? Jika aku berada di dalam tubuhmu, lalu kau berada dimana?" Tanya Jaemin, senyum tipis yang Jaemin dapatkan.

"Aku bersama papa, di sana." Jawab pemuda Choi itu, menunjuk cahaya yang tak jauh dari keduanya.

"Nana, aku sudah tak ada. Aku sudah pergi dan bahagia di sana bersama papa, seseorang yang tak pernah aku tau seperti apa orangnya." Lanjut pemuda Choi itu, memegang tangan Jaemin.

"Tolong, beritahu ayah dan kedua kakak ku jika aku sangat menyayangi mereka, Nana. Tolong buat mereka sadar akan keberadaan ku meski kau yang melakukannya."

Jaemin diam, pemuda manis itu menatap pemuda Choi yang memegang tangannya dan berkata dengan nada memohon.

"Apa setelah ini kau akan bahagia?" Pemuda Choi itu mengangguk.

Jaemin tersenyum dan mengangguk, kemudian pemuda Choi memeluk Jaemin erat membuat Jaemin mengusap punggungnya pelan.

"Terima kasih, Nana." Jaemin mengangguk pelan.

"Jaemin." Pelukan mereka terlepas, keduanya sontak menoleh.

"Aku pergi, papa sudah mencari ku. Tolong bahagia, Nana. Aku minta maaf karena membawa mu ke sini, dan terima kasih karena sudah mau membantuku." Ucap pemuda Choi itu.

Tubuh itu mundur perlahan, mendekat kearah cahaya hingga tubuh mungil itu menghilang bersama dengan suara yang memanggil Jaemin dan menariknya paksa.

transmigrasi nana Where stories live. Discover now