9. Awkard Situation

21 1 0
                                    

"Emangnya kenapa?" Pertanyaan yang langsung ia berikan, disertai dengan tatapan polosnya. Atau lebih tepatnya heran.

Dan dia malah mendecak kesal ketika mendengar pertanyaan polos yang mantannya berikan. "Se-urgent apapun masalahnya dia, seharusnya dia memulangkan kamu terlebih dahulu! Bukannya malah meninggalkan kamu di sini! Tidak gentle sekali!" Dengusnya kesal akan sahabatnya.

"Aku tidak masalah kok." Sahutnya yang sama sekali tidak masalah akan hal ini. pasalnya dia sendiri yang menolaknya dan menyuruh temannya untuk pulang.

"Tapi aku yang masalah! Kau bisa sakit kalau menunggu saat hujan kayak gini!" Ucapnya dengan sangat cepat, sukses membuat wanita yang ada dihadapannya ini tercengang karena penuturannya.

"Kau mengkhawatirkan aku?" Pertanyaan yang langsung ia berikan, karena tidak percaya atas penuturan mantan pacarnya ini.

Bukan hanya mantannya aja yang terkejut! Dia pun sama terkejutnya dengan ucapan yang terlontar dari mulutnya sendiri.

"Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan aku. Tapi sungguh, aku tidak apa-apa." Ujarnya, di sertai dengan senyum manisnya.

"Kau sedang apa ke sini? Pacarnya kamu mana?" Tanyanya lagi, yang heran akan keberadaan pacar dari mantannya ini. Biasanya pacarnya dia ini selalu mengikuti dia ke mana pun dia pergi.

"Aku tidak tau dia ada di mana." Acuhnya. Entah kenapa dia sangat tidak suka ketika mantannya ini malah membicarakan orang lain, di saat mereka sedang berdua seperti ini.

Dan ia hanya bisa menganggukkan kepalanya mengerti. Mungkin mereka berdua ada masalah, jadi mantan pacarnya ini tidak tau di mana pacarnya dia. "Aku di marahi sama kakakku." Seruan yang mantan pacarnya berikan, yang tentunya membuat dirinya langsung menautkan kedua alisnya bingung. "Kenapa?" Tanyanya.

"Dia memarahi aku karena telah memutuskan dirimu." Jawabnya yang memutuskan untuk bercerita mengenai tindakan anarkis kakaknya kemarin.

"Kau sudah bercerita kepada kakakmu?" Tanyanya yang tidak percaya. "Hm." Balas mantan pacarnya. Dan terjadilah kecanggungan di antara mereka berdua, setelah mantan pacarnya menjawab pertanyaan yang ia berikan.

"Aku bertanya kepada sahabatmu tentang semua rumor yang ada di sekolah." Serunya, yang juga bercerita mengenai pertanyaan yang ia berikan kepada sahabat dari mantan pacarnya ini.

"Lalu, apa jawaban dia?" Tanyanya, yang saat ini tengah menatap mantannya dengan tatapan penasaran. Pikirannya langsung berkecambuk dan juga penasaran akan jawaban yang diberikan oleh sahabatnya. Apakah sahabatnya ini akan menjelekkan dirinya di belakangnya atau tidak. Dia penasaran akan hal itu.

"Dia tidak memberi tahuku. Dia berkata bahwa dia tidak berhak menjawab urusan pribadi kamu. Jadi, dia menyuruh aku untuk bertanya sendiri kepada dirimu." Jawabnya yang langsung di balas helaan nafas lega dari mantan pacarnya.

Dia udah takut sahabatnya ini akan menjelekkan namanya karena saat ini sahabatnya sedang mendekati mantannya, dan mungkin berusaha mengambil hati mantannya. Atau bahkan sahabatnya ini ingin menjadikan mantannya sebagai kekasihnya.

"Dan, apakah kau berniat untuk menjawab semua pertanyaan-ku?" Tanyanya lagi, yang saat ini tengah menatap mantan pacarnya dengan tatapn ragu."Ah, kalau kau tidak mau juga tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksa dirimu." Ujarnya, yang langsung menundukkan wajahnya. Tidak berani untuk menatap wajah datar mantan pacarnya.

"Aku akan menjawabnya." Seruan yang ia berikan, yang sukses membuat mantannya langsung mengangkat wajahnya dan langsung menatap dirinya dengan tatapan tidak percaya.

"Kau yakin? Kalau kau belum siap tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksa dirimu. Lagipula---"

"Aku akan menjawab, Hanna Bajendra." Ujarnya yang langsung mengintrupsi ucapan mantannya, dan sukses membuat mantannya ini langsung mengatupkan mulutnya. "Tapi tidak di sini." Sambungnya, yang langsung beranjak dari duduknya.

YOU SAY BREAK UP? - JAEMRINAWhere stories live. Discover now