bab 01: datang

6.9K 1.1K 1.1K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Tahun pun berganti, namun esensi kehidupan terus berlanjut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tahun pun berganti, namun esensi kehidupan terus berlanjut. Seperti halnya musim yang berubah, setiap bulan membawa cerita baru, mengukir kenangan yang tak terlupakan, dan memberikan pelajaran berharga tentang arti sebenarnya dari perjalanan hidup.

Seorang Arsya Ilham Vernando, menatap kearah luar jendela pesawat, menampilkan langit malam negri mesir.

"See you again..." gumam Arsya sebelum terlelap.

*****

Spanduk besar bertulis "Selamat datang calon pemimpin masa depan" itu terpajang jelas di depan pesantren yang sudah bertahun-tahun berdiri kokoh ditahan Paris van Java.

"Kalo ketemu Gus Arsya tuh, hati-hati."

"Hati-hati kenapa, mbak?"

"Hati-hati jatuh cinta, soalnya Gus Arsya kasep pisan."

"Yang benar?"

"Saya yang tiap rabu jadwal piket di ndalem, tuh sering liat ning Aqilah vc-an bareng Gus Arsya."

"Nggak heran atuh, orang almarhum abah umi nya, kata orang pasangan sempurna, dua-duanya cantik dan ganteng."

"Jadi penasaran," gumam seorang perempuan yang kerjanya memotong sayur-sayuran.

"Pokoknya mah, Nisa, kalo kamu liat orangnya, langsung kepincut."

"Iya mbak, Ning Arsyi aja cantiknya Masyaallah banget." Ujar Nisa, tiba-tiba ia membayangkan bagaimana lah rupa seorang Arsya ini.

Annisa Arunika Dahayu. Gadis berusia 20 tahun, memiliki keturunan  darah cina, itu, dekat dengan Arsyi alisan sudah sahabatan.

Nisa teringat Arsyi pernah bercerita tentang kembarannya ini.

Nisa baru menyesal sekarang, kenapa tidak pernah ingin tahu tantang kembaran Arsyi itu, yang kini jadi buah bibir satu pesantren menyambut kedatangan nya.

"Loh, loh, itu dia! Masyaallah!"

Semua orang yang berada pada dapur, seketika heboh dan berbondong-bondong melihat seorang Gus Arsya yang entah mengapa tiba-tiba lewat.

"Masyaallah, kasep nya. Nikmat tuhan mana kah yang engkau dusta kan."

Nisa tidak beranjak dari tempat nya, karena posisinya saat ini berada di dekat jendela, jadi mudah baginya mengintip tanpa harus mengangkat dirinya.

The 3 Fireflies Where stories live. Discover now