jaemin kenapa?

Mulai dari awal
                                    

"iyaa sabar yaa? besok juga sembuh kok. udah minum obat kan?" tanya Mark lembut.

"gue mau papa kai sama mommy~~ tapi gamau ganggu mereka malem malem gini~~"

"besok kita kabarin mereka. sekarang lo tidur dulu yaa? biar besok mendingan"

Haechan mengangguk beberapa kali sebelum akhirnya menyembunyikan kepalanya di dada Mark.

"lekas sembuh baby bear" ucap Mark sambil mengelus pipi Haechan yang memerah karena panas.

***

saat jam menunjukkan pukul 3 pagi, Haechan terbangun dari tidurnya karena dadanya terasa sesak.

"kayanya makin panas" lirih Haechan.

karena dadanya semakin nyeri, akhirnya Haechan memutuskan untuk kekamarnya  membawa obat.

dengan perlahan Haechan melepaskan tangan Mark yang melingkar di perutnya. lalu, dengan hati hati turun dari kasur. dengan langkah tertatih, Haechan keluar dari kamar Jeno.

ceklek.

Renjun terbangun saat mendengar suara pintu terbuka. melihat Haechan keluar dari kamarnya, saat akan menghampiri Haechan, Renjun mendengar Haechan menyebut nama Jaemin sehingga ia mengurungkan niatnya. dan memilih melanjutkan tidurnya namun telinga tetap mendengarkan pembicaraan Haechan dan Jaemin.

Haechan memegang pintu dengan erat saat merasakan kepalanya berputar. keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Haechan berusaha tetap berdiri dengan tegak.

"belum tidur na?" tanya Haechan pelan saat melihat Jaemin sedang membuka pintu kulkas.

"lo ga buta kan?" tanya Jaemin.

"masih subuh tapi udah ngajak becanda aja lo" ucap Haechan lirih, berusaha tertawa.

karena tidak ada jawaban apapun, akhirnya Haechan berbicara lagi.

"na, gue minta tolong ambilin air putih biasa dong. anterin ke kamar gue ya? maaf sebelumnya" ucap Haechan.

"punya kaki kan? pake lah! buat apa punya kaki kalo ga lo gunakan dengan baik" balas Jaemin sinis.

"lo kenapa sih? gue ada salah ya?" tanya Haechan berusaha sekuat tenaga berjalan ke dapur untuk mengambil minum.

"bisa ga sih lo apa apa ga ngandelin bang mark? mati lo kalo ga bergantung ke bang mark? lo pikir yang butuh bang mark, cuman lo doang?" tanya Jaemin tiba tiba.

"ini lagi bahas apa sih na? jujur gue gatau." jawab Haechan bingung.

"gausah so polos deh lo. bisa ga sih lo dewasa sedikit aja? ga usah kekanakan? ga usah bersikap kayak anak kecil mulu? lo tuh udah gede chan. lo bisa apa apa sendiri. ga harus ada bang mark atau orang lain!"

"bisa bahas ini besok aja na? jujur, kepala gue makin pusing, dada gue juga mulai nyeri" ucap Haechan pelan.

"anjing! lo ga ngehargain gue yang lagi ngomong ya? gini cara orang tua lo ngedidik lo? ga diajarin sopan santun? jangan mentang mentang banyak yang sayang sama lo, lo bisa bersikap seenaknya kayak selama ini!"

"jangan bawa bawa orang tua gue na..."

"oh, orang tua lo pisah ya? atau ini ajaran papa kandung lo?" tanya Jaemin sinis.

"cukup. kita bahas ini besok. gue bener bener ga kuat" ucap Haechan bersiap pergi setelah selesai menuangkan air putih biasa kedalam gelasnya.

namun, dengan sengaja Jaemin menyenggol Haechan hingga tubuh Haechan yang lemas itu tergeletak dilantai mengenai serpihan gelas yang pecah.

"HAECHAN" teriak Renjun mengejutkan Jeno yang tertidur di sampingnya.

"ssshhhh" ringis Haechan.

ceklek.

"ada apa?" tanya Mark panik saat melihat Haechan dilantai dengan pecahan gelas di dekat kaki Haechan.

"mark dada gue hahh hhahh" ucap Haechan yang mulai kesulitan bernafas.

"haechan, kenapa?" tanya Mark khawatir.

"lo kenapa sih na? lo ada masalah apa sama haechan sebenernya? gue perhatiin akhir akhir ini lo sensi mulu sama dia?" tanya Jeno emosi.

"belain terus aja si lemah" ucap Jaemin seraya memasuki kamarnya.

"kita kerumah sakit aja bang" ucap Jeno sama paniknya melihat Haechan kesulitan bernafas.

"ayo, siapin mobil gue no." ucap Mark lirih.

Jeno dengan sigap mengambil kunci mobil Mark yang ada di kamarnya. sedangkan Mark mengangkat tubuh Haechan dan mendudukannya di sofa.





🌷🌷🌷


menuju ke part part akhir🤠

DREAM TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang