DREAM TEAM

ada apa dg haechan?

setelah sampai di rumah orang tua Mark, mereka berdua langsung masuk kedalam kamar Mark. Haechan pergi ke balkon, kemudian menyalakan rokoknya. pertanda dia sedang ada masalah.

Mark duduk disamping Haechan yang keliatan sangat kalut. saat Haechan akan mengambil satu batang rokok lagi, Mark langsung merebutnya.

"udah. cukup satu aja, jangan tambah lagi." ucap Mark tegas.

"butuh pelukan?" tanya Mark sembari merentangkan kedua tangannya. Haechan langsung masuk kedalam pelukan hangat Mark.

"nangis kalo lo mau nangis, jangan ditahan. nangis bukan berarti lo lemah. gue pernah ngomong itu ke lo kan chan? jadi lo jangan ragu buat nangis kalo emang lo pengen nangis." ucap Mark.

"gue suka jogja, karena ada keluarga lo.. tapi tiap ke jogja gue selalu nangis kaya sekarang." ucap Haechan lirih.

Mark mengelus punggung Haechan, berusaha menenangkan kekalutan Haechan. "untuk tetep hidup waras sampai detik ini, gue selalu berusaha dengan keras." lirih Haechan.

"gue muak mark.. papa theo gapernah dateng dengan niat minta maaf dan memperbaiki semuanya... ga pernah ada penyesalan dalam hidupnya bahkan setelah bertahun tahun telantarin gue. sedangkan gue berusaha mati matian nyembuhin rasa sakit gue" ucap Haechan menangis.

"dia nemuin gue, ngajak gue tinggal bareng cuma buat menuhin ego dan gengsinya aja. seandainya papa theo beneran mau mengakui kesalahannya, berusaha memperbaiki keadaan, gue mau kok sesekali nginep dirumahnya, gue mau berusaha berdamai sama masalalu... gue..." Haechan tidak melanjutkan perkataannya karena sesenggukan.

"gue emang terima papa kai 1000 persen di hidup gue, gue sayang papa kai, gue bahagia sama hidup gue sekarang, tapi tetep aja, gue tetep mau ngerasain gimana rasanya disayang sama papa kandung gue." ucap Haechan.

"bohong mark, bohong kalau papa kai aja cukup buat gue. seberapa besar pun rasa sayang gue ke papa kai, tetep tersisa ruang kosong kecil dihati gue dan yang bisa isi itu cuma papa theo. bukan berarti gue lebih sayang papa theo. karna kalau ditanya gue lebih sayang siapa, gue jelas jauh jauh jauh lebih sayang papa kai. bagi gue papa kai adalah superhero dalam hidup gue." lanjut Haechan lagi.

"haechan... sakit hati lo sekarang, bakal jadi kebahagiaan lo di masa depan. mungkin sekarang waktu dimana lo ngerasa jatuh sejatuh jatuhnya. tapi lo gaboleh lupa dan harus selalu inget. kalo roda terus berputar. bakal ada waktu dimana lo ngerasa bahagia tanpa beban lagi." ucap Mark menenangkan.

"lo harus bisa maafin om theo, bukan buat om theo. tapi buat diri lo sendiri. lo berhak bahagia chan. gue pengen lo bahagia, gue gamau lo terus terusan terluka karna om theo. dan supaya lo bisa bahagia, lo harus buang semua sakit hati lo dan harus ngelepas kesakitan lo di masa lalu dan sekarang."

"lo ga harus selalu melakukan yang terbaik. gapapa sesekali lo capek dan mau istirahat, gapapa nilai lo jelek, gapapa lo gabisa salah satu hal yang ada di dunia, lo ga harus jadi sempurna. dunia ga mewajibkan lo harus ahli dalam segala hal. lo keren, lo hebat buat gue, buat mommy jen, buat papa kai, buat jaemin, buat jisung, buat chenle, buat renjun, buat jeno. kalo om theo ga cukup ya itu urusan dia, bukan urusan lo. biar aja om theo yang jadi manusia super sempurna itu. meski om theo papa kandung lo, dan tanpa om theo lo ga akan lahir kedua, tapi ini hidup lo. sepenuhnya milik diri lo sendiri. lo punya hak untuk diri lo sendiri"

"lo harus mikirin perasaan lo sendiri chan, lo harus mikirin kebahagiaan diri lo sendiri. lo ga punya kewajiban buat ngebahagiain orang lain, termasuk om theo. kebahagiaan itu tanggung jawab diri masing masing. jadi egois itu gapapa, selagi hal itu bisa bikin lo bahagia."

"dan inget satu hal penting ini. bukan tugas lo juga untuk memenuhi segala ekspektasi om theo. memenuhi segala keinginan om theo. karena dunia ini bukan cuma tentang om theo. bukan cuma tentang mimpi om theo, dan bukan cuma tentang keinginan om theo. om theo bukan satu satunya manusia yang hidup di dunia ini. dunia diisi sama banyak orang dan keinginan serta mimpi mimpi banyak orang"