01. Lari Estafet

594 51 6
                                    

POV --- Alana Senia, SMA Dirgantara

Semburat merah matahari menyembul dari ufuk barat. Langit cerah tanpa awan. Lalu-lalang para siswa tak luput dari pandanganku sepanjang aku berjalan. Hari Senin. Aku bisa melihat sebagian wajah-wajah lesu mereka yang tak sudi beranjak dari kasur tercinta. Wajah-wajah panik belum mengerjakan PR. Sebagian lagi kutemukan mereka tertawa bersama kawan-kawannya.

Seperti di seberang lapangan sana. Jeje dan Kai. Dua kawan sekelasku yang cengar-cengir setelah meloncati pagar sekolah.

Langkah kakiku terbawa menuju lobby SMA Dirgantara.

Perkenalkan, namaku---

"Alana!"

Nah, itu dia namaku.

Alana Senia. Siswi kelas 11 unggulan SMA Dirgantara. Kalian jangan langsung melotot dulu, label unggulan itu sebenarnya cuma formalitas. Tidak ada yang menarik. Murid-muridnya juga biasa saja. Bahkan lebih banyak yang dongo, rese', aneh, macam-macam, deh.

Disebut kelas unggulan karena kami berasal dari orangtua bernama, eh-

Aku menoleh ke sumber suara. Di belakang sana, Klara berlari-lari kecil berusaha menyejajari langkahku.

"Pagi, Alana!" Gadis dengan rambut highlight pink itu tersenyum manis.

"Pagi, Klara," jawabku.

Kami berjalan bersisian menaiki anak tangga.

Tiba di pintu kelas. Masih sepi. Hanya ada dua siswa. Aku menatap Medi dan Niko yang sudah mengenakan seragam olahraga oranye. Mata pelajaran pertama hari ini adalah olahraga.

"Selamat pagi, Klara." Medi yang tadi berdiri di sebelah bangku kami menepi. Memberi jalan untuk Klara.

"Pagi, Medi." Klara melambaikan tangan.

Kulihat Medi hendak menghampiri bangku kami lagi. Namun aku lebih dulu berdiri dan menarik tangan Klara. "Ganti, yuk. Keburu bel masuk."

Klara mengangguk. Kami melangkah menuju kamar mandi wanita.

Meninggalkan Medi yang urung mendekat.

"Oi, jangan ngintip!"

"Wah, kolornya Bintang warna ungu."

"LANGIT NGAPAIN MASUK KAMAR MANDI CEWEK?"

"Eh, salah, ya?"

Aku melirik Adrian, Langit, dan Karis yang sedang rusuh berganti baju di kamar mandi pria. Teriakan Bintang melengking hingga ke luar bilik. Cowok-cowok ini entah kenapa lebih ribet dan dramatis dibanding cewek. Apalagi Langit, Bintang, dan Adrian.

Tapi begitulah pemandangan sehari-hari di SMA Dirgantara. Tanpa mempedulikan mereka, aku dan Klara berbelok ke kamar mandi wanita.

***

"Materi olahraga hari ini adalah lari estafet. Bapak akan membagi kalian jadi 5 tim."

Kami berbaris di lapangan seusai senam. Barisan menyamping. Posisiku berada di antara Klara dan Kai. Pak Yoo di depan sana sedang menjelaskan singkat tentang lari estafet, setelah itu, beliau menunjuk kami satu-persatu.

"Satu tim ada dua orang. Teman tim kalian adalah teman sebangku kalian sendiri. Biar adil, bapak akan buat jadi empat ronde. Ronde pertama adalah tim satu melawan tim dua. untuk tim satu yaitu Klara dan Alana, lalu tim dua yaitu Karis dan Niko."

Aku berdecak. Duh, harus banget dengan dua anak baru yang songong itu?

Klara tertawa melihat wajah masamku.

Leave or Die || Bakwan Fight BackWhere stories live. Discover now