Chapter 2 Part 1

8 3 3
                                    


Langit mulai berubah warna. Dari langit nan gelap pertanda malam, kini berubah menjadi pagi yang sedikit cerah tapi masih tertutup dengan awan. Secara perlahan matahari mulai memberikan sinarnya meskipun tidak secerah musim semi ataupun seterik musim panas. Akan tetapi suhu udara menunjukkan minus dua derajat. Tak heran salju mulai berjatuhan.

Jam dinding mulai menunjukkan pukul 06.30 pagi waktu KST. Suasana pagi hari di dorm masih Nampak sepi, kecuali di dapur. Pagi ini dua orang telah bangun lebih dulu yaitu Seokjin dan Namjoon. Mereka berdua membuat secangkir kopi dan juga membuat beberapa roti panggang untuk sarapan seluruh member SoulShad’o. 

Demi kenyamanan masing – masing, di tepat tersebut mereka saling berbagi tugas. Tapi untuk urusan dapur, tanpa ditunjuk oleh yang lain, Seokjin yang paling antusias untuk tugas tersebut karena diantara yang lain, dirinyalah yang paling mahir dalam memasak. Disamping itu, ada alasan lain yang mendasari keputusan Seokjin tersebut yaitu kekacauan yang akan terjadi di dapur.

Mereka penah mencoba untuk bergantian dalam tugas keberssihan dan juga memasak. Alhasil, Taehyung dan Jungkook sukses menghancurkan dapur dan nyaris membuat kebakaran karena lupa mematikan kompor sehabis memasak sehingga Seokjin mengambil keputusan bahwa dia yang paling pantas untuk urusan konsumsi.

Tercium aroma lezat dari alat panggangan roti. Aroma mentega pada roti yang terpanggang tercium sangat harum sehingga meskipun samar maknae bisa mencium aroma yang lezat tersebut. Aroma tersebut membuat Jungkook mulai merasa lapar.

Tangannya mulai bergerak meraba guling yang sedang di peluknya. Akan tetapi ia merasa sedikit ada yang janggal. Hidung kelinci pada gulingnnya terasa begitu mirip seperti hidung manusia, mengingat dia hanya tidur seorang diri di kamarnya.

Di sisi lain, Hoseok juga merasa ada sesuatu yang mulai meraba tubuhnya sehingga ia merasa tidak nyaman. Sebuah sentuhan yang sangat mengganggu pada wajahnya. Pergerakan itu membuat Jungkook dan Hoseok mulai membuka mata secara perlahan. Meskipun samar, keduanya kini memperoleh penglihatan yang awalnya tampak samar kini menjadi jelas.

“AAAARRRRGGGHHHH!!!!!”

Hoseok maupun Jungkook, keduanya saling berteriak secara bersamaan. Karena panik, Jungkook mendorong Hoseok hingga pria itu jatuh terjerembab di karpet lantai.

“Aiish!” Hoseok mengeluh kesakitan.

Secara reflek Jungkook mengubah posisinya menjadi duduk sembari memeluk gulingnya. “Ya! Hyung! apa yang kau lakukan di bawah sana?” tanya Jungkook tanpa perasaan bersalah.

Hoseok yang masih memegang pinggangnya dengan tangan kirinya dan merasakan sakit lalu manjawab, “Ya! Apa kau lupa! Barusan kau mendorongku dengan keras!” nada bicara Hoseok satu oktaf lebih tinggi dari Jungkook. Dia masih berusaha meredakan rasa sakit yang menyerang pinggangnya tersebut. Bagaimana bisa orang yang baru saja mendorongnya dengan kasar masih bisa menanyakan hal semacam itu pada dirinya.

“Eoh!” bibir Jungkook membentuk bulat sempurna dan melebarkan matanya, “Mianhae Hyung!”

Hoseok bangkit berdiri dan memilih untuk keluar dari kamar Jungkook. Ternyata triakan mereka berdua terdengar oleh Seokjin dan Namjoon. Tidak hanya mereka berdua, ternyata keributan itu juga menyebabkan Jaemin dan juga Taehyung terbangun dari tidur mereka.

“Apa yang terjadi kenapa ribut sekali?” kata Taehyung yang masih memejamkan matanya. Tentu saja dengan kesadaraan yang belum sepenuhnya utuh. Sedangkan Jimin berjalan di belakang Taehyung dan merebahkan tubuhnya di sofa.

“Jungkook mencoba membunuhku,” Jawab Hoseok yang masih merasakan nyeri akibat tendangan Jungkook.

“Mwo? aku tidak sengaja. Aku juga tidak tahu kalau Hoseok hyung tidur di kamarku.” Kini wajah Jungkook nampak menyesal.

Spring HopeWhere stories live. Discover now