The Begining

43.3K 2K 56
                                    

Suatu hari pada pertengahan Desember sebuah mobil ditemukan di sebuah jurang yang diduga sebagai korban kecalakaan. Para polisi yang menemukannya terkejut melihat seorang anak perempuan berumur sekitar sepuluh tahun yang masih hidup di antara sisa sisa mobil yang hancur. Anak itu pun dibawa ke rumah sakit.

Luka yang didapat si anak cukup serius. Dia menderita luka memar di kepalanya dan beberapa goresan di tangan dan kakinya. Dokter menyatakan bahwa anak itu menderita amnesia jangka panjang, tetapi tidak permanen. Dia menyarankan kepada polisi agar tidak menanyai anak itu dulu.

Akibat amnesia tersebut anak itu tidak ingat namanya, tetapi dia memakai kalung bertuliskan Chatrene. Dari situlah orang-orang tahu namanya. Lalu mereka menambahkan nama belakang Winters sesuai waktu kejadian. Para penyidik tidak dapat menemukan orang lain di tempat kejadian, karena itu Chatrene dititipkan di panti asuhan di kota tempat kejadian.

Empat tahun kemudian...

Seorang remaja berambut cokelat sebahu termengun menatap halaman panti asuhan lewat jendela kamarnya. Dialah Chatrene atau Kate, begitulah teman-temannya memanggilnya. Irisnya yang berwarna cokelat gelap terpantul di kaca jendelanya. Dia melihat seorang lelaki dewasa sedang berbicara dengan kepala panti asuhan.

Mungkin orang yang ingin mengadopsi anak di sini, pikirnya. Sambil membuka bungkus permen berwarna merah dan memakannya. Dalam hatinya Kate berharap bila dia bisa diadopsi, tetapi orang yang akan mengadopsinya selalu membatalkan niatnya setelah mendengar cerita anak-anak panti yang mengatakan bahwa Kate adalah orang yang aneh. Setiap Kate mencoba untuk berteman dengan anak lain pasti akan terjadi kecelakaan saat anak itu mulai bermain dengannya. Orang-orang juga banyak yang menjauhinya karena hal itu. Mereka menganggap Kate anak sial.

"Sedang mengkhayalkan kau diadopsi gadis aneh?" ujar suara di pintu.

"Ada masalah apa Lena? Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain mengejek orang?" kata kate dengan tajam.

"Heh aneh, mana ada yang mau mengadopsi anak aneh macam kamu! Cocoknya mereka mengadopsi gadis cantik sepertiku." kata Lena dengan nada yang menjengkelkan.

"Sebaiknya Kau tutup mulut lebar busukmu itu, kalau tidak kau akan seperti Zac yang kemarin Aku hajar!" seru Kate sambil menatap tajam kepada Lena.

"Iiih... takut!" Lena memainkan ekspresi memelasnya dan langsung berlari.

Kate hanya bisa diam, mungkin dia memang seharusnya dia tidak mengatakan hal itu. Dia langsung merebahkan diri di tempat tidur hingga beberapa menit kemudian Dia mendengar ketukan di pintu kamarnya.

"Siapa itu?" Tanya Kate.

"Ini Mrs. Owlie," jawab suara di balik pintu. "Kau punya tamu."

Kate beranjak dari kursinya dan membuka pintu kamarnya. Dilihatnya laki-laki yang sebelumnya Dia lihat di taman. Laki-laki berambut pirang kecokelatan yang memakai kemeja abu-abu dan celana hitam.

"Kate, ini Darren Nattmor. Dia datang ke sini untuk menawarimu beasiswa di sekolah tempatnya mengajar." Jelas Mrs. Owlie.

"Senang bertemu Anda, Sir." Sapa Kate.

"Senang juga bertemu denganmu. Mrs. Owlie, boleh saya minta waktu sebentar untuk berbicara dengan anak ini berdua saja, tolong." Pintanya.

"Silakan Mr. Nattmor. Jika sudah selesai Anda bisa kembali ke kantor saya."

"Terima kasih."

Mr. Nattmor pun menyeret kursi dan mendudukinya.

"Nah, Aku sudah dengar tentangmu dari Mrs. Owlie dan anak-anak di sini. Mereka menjulukimu aneh, bukan?" Tanya Mr. Nattmor.

"Ehm... iya, Sir. Sebenarnya saya tidak seaneh itu, tapi entah mengapa kejadian aneh terus terjadi, seperti barang-barang bergerak sendiri padahal saya tidak menyentuhnya."

"Telekinesis bukanlah keanehan, tapi anugrah. Itulah tujuanku mengundangmu ke sekolah tempatku mengajar. Kau bisa belajar untuk menggunakan kekuatanmu supaya tidak menyakiti orang lain."

"Di mana sekolah itu?" Tanya Kate penasaran.

"Di suatu tempat yang jauh. Sebab itulah kau harus pindah ke sana dan mungkin takkan kembali ke sini lagi."

"Tapi..." kata Kate ragu-ragu sambil memandang ke sekeliling kamar.

"Aku tau kau menginginkannya. Aku bisa membaca pikiranmu." Ujar Mr. Nattmor. "Ini disebut telepati, beberapa orang mampu melakukannya. Bukan suatu keanehan." Tambahnya.

"Kapan kita akan berangkat, Sir?" Tanya Kate.

"Besok pagi. Sebaiknya Kau kemasi barang-barangmu dan siap untuk berangkat besok pagi. Aku akan menjemputmu pukul delapan. Sekarang aku harus kembali ke Mrs. Owlie untuk mengurus surat-surat." Kata Mr. Nattmor sebelum meninggalkan kamar.

"Terima kasih, Sir." Kata Kate sambil tersenyum. Mr. Nattmor membalas senyumannya.

Mr. Nattmor berjalan kembali ke ruangan Mrs. Owlie. Dia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum dipersilakan masuk oleh Mrs. Owlie. Mr. Nattmor duduk di kursi seberang meja Mrs. Owlie.

"Bagaimana percakapannya? Apakah anda tertarik dengan anak itu?" Tanya Mrs. Owlie.

"Sejujurnya Saya sangat tertarik dengannya. Saya dapat merasakan jika Dia memiliki potensi yang besar. Sayang sekali jika disia-siakan." Jawab Mr. Nattmor.

"Begitu rupanya. Kau juga terlihat sangat ingin mengadopsinya. Kalau Aku boleh tahu, bagaimana cara menyeleksi anak-anak untuk mengikuti beasiswa tersebut? Mungkin ada anak lain yang bisa mendapat beasiswa juga."

"Saya tidak tahu. Kepala sekolah hanya menyuruh Saya untuk mengurus berkas-berkas dan menjemputnya saja. Mungkin jika suatu hari nanti ada anak yang berpotensi lagi, Saya akan kembali."

"Baiklah, berkasnya sudah lengkap di sini. Oh iya, satu hal lagi. Chatrene Winters memiliki penyakit anemia. Pastikan anda memiliki obatnya. Jika tidak, aku punya kontak apoteker yang biasa Dia datangi."

"Tenang saja. Saya sudah mempersiapkan semuanya."

"Saya sangat berterima kasih kepada Anda karena sudah memberikan salah satu anak dari panti asuhan ini untuk mendapatkan masa depan yang lebuh baik. Semoga program beasiswa anda dapat berjalan dengan lancar."

"Terima kasih kembali Mrs. Owlie. Saya akan datang kemari besok pagi. Sekitar pukul delapan." Kata Mr. Nattmor sebelum pergi.

Wymond Academy [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang