bonus chapter

4K 189 14
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Gilang tengah asik mengikuti dance dari girl group asal Korea Selatan, dengan lincah Gilang mengikuti setiap gerakan. Dia ingin ikut challenge lagu ini siapa tau nanti bisa trending di tiktok dan dia bisa jadi selebgram.

Gerakan dancenya memang seksi, banyak gerakan yang fokus pada bagian dada dan pinggul gerakan ciri khas dari girl group. Meski gerakan masih sedikit kaku setidaknya Gilang sudah hafal bagian yang di jadikan challenge.

Gilang tidak sadar jika sedari tadi Rizal mengawasinya sambil bersandar di pintu kamar. Melihat dengan intens setiap gerakan yang di lakukan oleh Gilang.

Entah dari siapa Gilang jadi keracunan budaya dari Korea ini, terakhir yang Rizal ingat. Gilang membahas jika suka dengan satu member girl group asal negeri ginseng tersebut.

"Goyang terus" Rizal menepuk pantat Gilang.

"Pak dokter suka banget sih mukul pantat" Gilang berhenti bergoyang dan mengelus pantatnya yang baru saja di pukul oleh Rizal, tidak keras tapi cukup terasa sakit.

"Kamu dari kemarin terus aja goyang-goyang itu, sengaja mau goda saya?" Pantat semok Gilang benar-benar menggoda untuk diberikan pukulan.

"Apaan sih pak dokter, gue kan cuma lagi coba challenge tiktok" Sejujurnya Gilang hanya ingin bermain-main dengan Rizal, tapi melihat ekspresi Rizal yang seperti ingin memakannya Gilang memilih mundur.

Masih teringat jelas saat mereka menghabiskan waktu berdua di Bali, Rizal membuatnya tidak bisa berdiri. Sejak saat itu Gilang memilih untuk tidak memancing nafsu Rizal demi keselamatan jiwa dan raganya.

"Saya bakal buat kamu nangis di ranjang kalo beneran upload video kayak tadi" Rizal tidak ingin asetnya dilihat banyak orang.

"Pak dokter mesum"

Gilang sebenernya kaget karena Rizal bisa sebrutal itu saat bermain, padahal wajahnya kalem dan selalu terlihat tenang tapi itu semua akan berubah jika sudah menyangkut urusan ranjang. Sifat Rizal akan berubah 180° yang biasanya kalem berubah jadi beringas.

"Saya mesum cuma sama kamu, udah jangan goyang-goyang lagi ayo makan" Rizal mendorong Gilang ke luar kamar.

Tadi dia keluar sebentar untuk membeli makan siang, Gilang bilang jika ingin makanan Padang tapi malas keluar. Rizal mengalah untuk membeli karena jika tidak Gilang tidak akan makan, kebiasaan Gilang yang suka malas makan masih tidak berubah itu membuat Rizal kesal sekaligus khawatir.

Gilang menyantap nasi Padang dengan lauk gulai ayam dan kerupuk jange. Menu nasi Padang memang tidak pernah gagal rasanya yang enak benar-benar cocok di lidah semua orang.

"Pak dokter beli ini di rumah makan yang namanya sederhana tapi harganya gak sederhana" Restoran Padang ini terkenal dan rasanya enak meski harganya cukup mahal dibandingkan dengan rumah makan Padang lainnya.

"Kamu kan suka gulai disini" Meski jarak apartemen dengan rumah makan ini cukup jauh, Rizal tidak masalah asalkan Gilang makan dengan lahap.

Gilang benar-benar abai dengan kesehatannya sendiri, tidak heran jika Gilang sering keluar masuk rumah sakit bahkan akrab dengan beberapa staf disana. Rizal sedikit bersyukur karena itu karena jika tidak keduanya tidak akan bertemu dan bersama seperti sekarang. Setelah bersama Gilang hidupnya yang lurus dan monoton sedikit berubah dan Rizal menyukainya.

Sejak dulu Rizal tidak pernah memikirkan urusan percintaan hidupnya hanya fokus pada pendidikan dan karir, meski begitu untuk hubungan pertemanan Rizal masih memiliki banyak teman. Setelah Rizal ingat selama kuliah hanya ada satu orang yang dia sukai itupun hanya sebatas kekaguman bukan perasaan romantis.

Memikirkan hal ini Rizal jadi menyadari jika pengalamannya dalam percintaan cukup minim, jika melihat dari drama Korea yang Gilang tonton sepertinya dia tipe pria yang cuek dan mungkin bagi sebagian pasangan sifat ini cukup menyebalkan.

"Pak dokter makan perkedelnya gak?" Rizal kaget saat Gilang mendekatkan wajahnya dan menunjuk perkedel kentang miliknya.

"Ambil saja" Tanpa banyak bertanya lagi Gilang langsung mengambil perkedel kentang milik Rizal.

Sepertinya penjualnya salah memasukkan perkedel itu ke nasi miliknya. Rizal tadi memesan perkedel itu untuk Gilang, tapi malah ada di nasi miliknya. Gilang suka berbagi jenis gorengan jadi sebisa mungkin Rizal membatasi jumlah gorengan yang Gilang konsumsi karena tidak baik jika di konsumsi berlebihan.

###

Setelah makan keduanya tengah duduk menikmati drama Korea,  sebenarnya yang menikmatinya hanya Gilang, Rizal hanya duduk menikmati waktu berduaan dengan Gilang. Karena banyak pasien yang terkena demam berdarah Rizal cukup sibuk di rumah sakit dan sering lembur. Waktunya bersama Gilang harus berkurang jadi saat bisa berduaan di rumah Rizal akan memanfaatkan waktunya sebaik mungkin.

"Pak dokter kenapa ya manusia gak bisa kayak siput yang punya rumah sendiri dari lahir"

"Karena keluarga mereka gak cukup kaya, lagipula kamu memangnya mau gak bisa tinggal satu rumah sama saya." Rizal menjawab asal pernyataan Gilang yang tidak masuk akal.

"Kok gitu? kan bahas rumah siput kenapa jadi gak tinggal bareng" Gilang tidak mengerti kenapa Rizal malah membahas ini.

"Kamu tau kan rumah siput itu hanya untuk satu siput, kalo kamu kayak siput itu artinya kita tinggal terpisah" Rizal menyentil dahi Gilang, kenapa sih kepala kecil ini suka memberikan pertanyaan yang aneh dan diluar nalar.

"Gak mau kalo kayak gitu, gue kan pengennya ada rumah biar bisa gosip sama tetangga, kalo punya rumah kayak siput tapi gak tinggal bareng pak dokter, gue gak mau" Gilang menggelengkan kepalanya dengan tegas.

Sejak tinggal bersama Gilang sepertinya tidak bisa tidur dengan nyenyak jika Rizal tidak ada disisinya, Rizal sudah jadi bagian penting dari hidupnya. Jika dia berpisah dengan Rizal mungkin Gilang akan kehilangan arah, Rizal adakah rumahnya tempat dimana dia bisa pulang saat lelah dengan rumitnya dunia.

"Kamu pengen tinggal di rumah?"Gilang menatap Rizal yang tiba-tiba bertanya tentang rumah.

"Kalo kayak rumah siput gak mau" Gilang menatap tajam Rizal, jika hanya rumah siput Gilang tidak butuh.

"Saya ada rumah kalo kamu mau kita bisa pindah" Gilang melongo, sebenarnya aset yang dimiliki Rizal ini berapa banyak. Dia kira hanya apartemen ini tempat Rizal tinggal ternyata masih ada sebuah rumah lagi.

"Boleh lah kapan-kapan kalo gak sibuk" Untuk saat ini situasi tidak memungkinkan untuk pindah karena Rizal sibuk dan Gilang juga sibuk.

Rizal setuju saja kapanpun Gilang ingin pisah Rizal siap, lagipula Rizal akan ikut dimana Gilang pergi. Meski rumah miliknya lumayan jauh dari rumah sakit Rizal tidak keberatan untuk tinggal disana bersama Gilang, menurutnya lingkungan apartemen kurang cocok dengan Gilang yang suka bersosialisasi.

Lingkungan rumahnya lebih baik karena banyak tetangga yang masih muda di sana, Gilang pasti akan senang berkenalan dengan mereka. Rizal ingat jika rumah sebelah yang kosong juga sudah berpenghuni dan pemiliknya seumuran dengannya.

###

Akhirnya ada bonus chapter juga. Buat yang kepo Yaya dapet ide cerita ini darimana, Yaya bakal spill sedikit.

Cerita ini sebenarnya cerita Yaya sendiri sama kak Yan tapi gak semuanya sama ada beberapa yang Yaya rubah. Sifat Gilang itu persis kayak Yaya yang suka tiba-tiba kepikiran hal random dan dokter Rizal itu sabar banget kayak kak Yan 😭😭😭

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now