Chapter 25.

Mulai dari awal
                                    

"Saya sempat ingin memberikan suntikan mati untuk kamu, karena terlalu sering mengabaikan pantangan dari saya."

Itu dulu sekali tapi sekarang justru jadi kesayangannya, dunianya dan setengah jiwanya. Pemuda yang ingin dia suntik mati saking kesalnya, sekarang Rizal malah tidak ingin kehilangan dia.

Gilang melotot mendengarnya, selama ini ternyata Rizal pernah memiliki rencana untuk membunuhnya. Bahkan dengan memberikan suntikan mati, jika itu benar-benar dilakukan maka tidak ada yang curiga jika ini pembunuhan berencana.

"Pak dokter jahat, jangan-jangan nanti kalo gue buat masalah pak dokter langsung kasih suntik mati ke gue " Gilang berbalik menatap Rizal dengan tajam, meski hanya menghasilkan tatapan lucu dengan matanya yang sipit.

"Kalo sekarang bukan suntik mati tapi suntik vitamin S." Rizal mengecup hidung Gilang dan pipinya karena gemas.

"Kamu sudah jadi setengah jiwa saya, jadi tidak mungkin kalau saya sampai hati untuk menyuntik mati kamu" Rizal menatap lembut Gilang yang cemberut.

"Hati manusia gak ada yang tau, kan bisa aja nanti pak dokter terlalu kesel sama gue terus ninggalin gue" Gilang memeluk Rizal, saat mengatakan ini Gilang ingin menangis.

Membayangkan Rizal meninggalkannya sendirian dan memilih orang lain itu menyakitkan, Gilang tidak sanggup meski hanya membayangkan. Dokter satu ini sudah membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya.

"Saya tidak akan meninggalkan kamu bahkan jika kamu sendiri yang menyuruh saya pergi, saya akan tetap bertahan. Untuk sekali ini saja saya ingin egois" Rizal akan menjadi egois jika itu tentang Gilang.

Gilang yang mendengar itu merasakan jika ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di dadanya memberikan rasa geli dan hangat yang menyenangkan. Meski Gilang merasakan wajahnya memanas karena malu, perasaan malu yang benar-benar Gilang nikmati.

###

Di sore hari Rizal mengajak Gilang untuk naik motor mengelilingi pantai sambil melihat matahari terbenam, pantai Sanur memang terkenal dengan matahari terbenamnya yang indah.

Cahaya orange menyinari keduanya yang asik berpelukan di tepi pantai, suasana yang sepi hanya ada suara deburan ombak. Suasana sudah romantis meski tidak ada lilin atau musik yang mengiringi keduanya.

"Terimakasih sudah mau memaafkan kesalahan saya." Rizal mendekatkan wajahnya dan memberikan ciuman dalam.

"Gue juga berterimakasih karena pak dokter mau sama gue terus." Gilang juga membalas ciuman Rizal.

Keduanya tampak indah, berciuman di tepi pantai diselimuti cahaya senja, jika di lihat dari kejauhan keduanya tampak seperti lukisan yang yang indah. Harusnya ada yang mengabadikan momen keduanya.

"Kedepannya saya ingin kamu lebih terbuka lagi, semua yang kamu rasakan tentang saya harus kamu ungkapkan." Rizal ingin Gilang lebih terbuka dengan apa yang dirasakan, dia sadar jika dia bukan dukun atau paranormal yang bisa membaca pikiran orang lain.

"Kalau saya ada salah tolong langsung tegur jangan kabur seperti ini, saya lebih baik kena pukul atau tendangan kamu daripada kehilangan kamu."

Rizal lebih memilih Gilang yang marah sambil menghajarnya daripada Gilang yang diam-diam tampak biasa saja tapi tengah menyusun rencana untuk kabur. Rasa sakit karena pukulan masih bisa Rizal tahan tapi rasa sakit karena kehilangan Gilang pasti membuatnya Gila.

"Gue gak akan gitu lagi kok pak dokter, mulai sekarang gue janji bakal bilang semuanya dan gak akan kabur lagi." Gilang menyadari tingkahnya yang lari dari masalah itu kekanak-kanakan,

Lari karena ada masalah dalam hubungan bukalah solusi, karena setiap masalah butuh solusi bukanya di tinggalkan begitu saja. Masalah yang belum terselesaikan akan membawa masalah lain.

"Apapun yang terjadi kedepannya kita berdua akan menghadapi semuanya bersama." Gilang mengangguk setuju, dia susah menyerahkan seluruh hidupnya untuk tetap bersama Rizal apapun masalah yang mereka hadapi.

Terkadang dalam sebuah hubungan tidak selamanya berjalan mulus pasti akan ada masalah di dalamnya, bagaimana cara mengatasi masalah itu tergantung pada keduanya. Memilih untuk membicarakannya untuk mencari solusi atau malah saling menyalahkan dan akhirnya memilih untuk pergi.

Lamanya hubungan bukan hanya karena cinta tapi juga di pengaruhi bagiamana cara menyelesaikan masalah yang ada, karena setiap hubungan pasti akan ada masalah dan cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan hubungan yang bermasalah.

Saking introspeksi diri sendiri adalah hal yang penting dalam menyelesaikan masalah, dibandingkan mencari kesalahan orang lain dan terus menyalahkan orang lain atas masalah yang ada.

###

Ending

Akhirnya cerita ini habis juga, Yaya bener-bener senang banget ini bisa tamat.

Yaya mau bilang terimakasih buat yang mau vote dan komen buat yang cuma jadi pembaca gaib semoga pantatnya gak kelap-kelip

Salam cinta dari Yaya bininya Jaemin 🥰

Love DiagonosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang