(21+) PEMUAS DUA GADIS LUGU DI RUMAH

Start from the beginning
                                    

Kedua gadis itu rajin. Alhasil, urusan membersihkan rumah, mereka lah yang mengambil alih. Mereka juga suka membantu Nenek mencuci sayuran untuk dimasak serta mencuci perabotan yang kotor. Rumah kami jadi bersih dan rapi. Kedua mereka juga membantu memasak air untuk minuman. Mereka memanggilku dengan sebutan Abang. Aku senang sekali sejak mereka bergabung di rumah karena banyak meringankan beban tugasku mengurus rumah. Dari kecil, aku hidup dengan sederhana sehingga kami tidak pernah memiliki kemewahan atau semacamnya. Tetapi, aku sangat menghargai kebersamaan yang aku miliki di rumah. Dan sekarang, Ririn dan Wiwin masuk dalam kehidupanku dan Nenek serta memberikan warna baru di kehidupan kami.


[ … ]


Ilustrasi: Bram

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Bram


Sebenarnya, aku bukan monster ataupun predator yang akan memangsa dua gadis yang sudah kuanggap adikku sendiri. Aku sama sekali tidak tertarik secara seksual kepada mereka berdua. Aku pikir, meski mereka berdua wanita muda yang cantik, mereka ini masih ada hubungan kekerabatan dengan diriku. Meskipun mereka berdua telanjang di depanku pun, kupikir aku tidak akan tergoda melihatnya. Beberapa kali aku melihat mereka telanjang di kamar mandi ketika mandi bersama saat aku lewat. Maklum, kamar mandi kami hanya tertutup tirai kain yang tidak bisa menutup semua sisi pintu. Celahnya cukup besar sehingga dengan melirik sedikit saja terlihatlah siapa yang sedang berada di dalam kamar mandi. Kebetulan, kamar mandi kami bersebelahan dengan dapur, sedangkan WC ada di dekat pekarangan. Jadi, kalau aku ke dapur, ya bisa saja aku melirik ke dalam kamar mandi. Namun, pada dasarnya, kami tinggal di kampung di mana banyak pria dan wanita mandi bersama di sungai. Jadi, hal itu pun tidak kami besar-besarkan.

Usiaku saat itu sudah memasuki 22 tahun saat si Wiwin dan Ririn datang. Teman-teman seusiaku sudah punya anak semua. Aku belum berani melamar gadis karena merasa pendapatanku masih belum memadai. Lagi pula, aku harus mengurus Nenek yang mulai sakit-sakitan. Jadinya, aku mulai pacar-pacaran saja di kampung. Jujur, aku pun sudah penasaran dengan seks karena teman-temanku sering pamer aktivitas ranjang dengan istrinya kepadaku untuk menggodaku.

Ketika aku mulai memberanikan diri main cewek, aku baru sadar, meskipun kami hidup jauh dari hiruk pikuk gemerlapnya kota, ternyata kehidupan seksual anak-anak kampungku termasuk agak longgar. Sejak setahun sebelum kedatangan Wiwin dan Ririn, aku sudah melakukan hubungan seks dengan beberapa gadis kampungku tanpa ikatan apa pun. Jika kami suka sama suka, kami langsung mencari tempat yang agak tersembunyi dan melampiaskan hasrat di situ.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KUMPULAN CERITA SENI GAY (21+)Where stories live. Discover now