4. Did You See Me Too?

7 1 0
                                    

Hari ini rencananya aku akan pergi nemenin Ale ke mall, mau beli sesuatu katanya, aku tanpa pikir panjang langsung mengiyakan ajakannya, karna aku juga ngga ngapa-ngapain di kost, aku masih libur bekerja.

Beberapa menit yang lalu Ale mengirimkan pesan bahwa dia akan segera sampai ke kost-an ku, aku juga sudah siap sebelum dia mengirimkan pesan itu, jadi aku tidak perlu panik untuk bersiap-siap.

Aku menunggu dia di teras, selalu seperti ini karna aku tidak ingin mendengar Ale berteriak kencang memanggil namaku, itu menyebalkan sekali.

Tak lama setelahnya, Ale tiba dengan motor kebanggaannya, dia selalu terlihat cantik dengan setelannya yang terlihat simpel dengan potongan rambut wolfcutnya.

"Naik buru." dua kata itu yang pertama kali Ale ucapkan saat aku melangkah menghampirinya.

"Iya ini mau naik." balas ku sembari menaiki motornya.

Setelahnya Ale menoleh ke belakang melihat ku yang sudah duduk santai di motornya.

"Kenapa lo?" tanya ku pada Ale.

"Helm lo mana anjir, banyak polisi."

"Yah Le, basah helm gue, udah gue jemur kemaren tapi kemaren kan rada mendung gitu jadi belum kering." jelas ku pada Ale kebingungan.

"Aduh acara kena tilang nih." ucap Ale sembari melepaskan helmnya yang sedang ia pakai.

"Nih pake." tiba-tiba Ale memasangkan helm yang sebelumnya ia pakai kepada ku, aku sedikit terkejut karna itu.

"Loh jangan dong, lo nya gimana entar, kata lo bakalan kena tilang." omel ku padanya, namun Ale malah fokus menyetekkan pengait helm nya.

"Udah ngga usah bawel, gue tau jalan pintas yang ngga ada polisinya." Ale siap-siap menghidupkan mesin motornya.

"Tapi seenggaknya lo aja yang pake nih, kan lo yang bawa motornya, menurut data, yang bawa motor bakalan beresiko tinggi kalo amit-amit misalnya terjadi kecelakaan." aku menjelaskan sedikit pengetahuan ku pada Ale sambil berusaha membuka pengait helmnya.

"Tapi menurut gue semuanya bahaya, udah lah pake aja." saut Ale dengan menoleh lagi ke arah ku.

"Yaudah kita berdua ngga usah pake, lepasin nih pengait helmnya." ucapku dengan menarik pengait helmnya kearah Ale, namun seolah tak mendengar ku, Ale melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

"Woy Ale lo denger ngga sih?"

"Denger, tapi males nanggepin." jawab Ale santai.

"Ngeselin ya lo."

"Bener." jawab Ale singkat, dan aku dengar dia tertawa pelan saat ini. Aku akhirnya memilih diam, karna percuma perempuan di depan ku ini memang keras kepala.

***

Benar ternyata jalan yang Ale pilih benar-benar terlihat sepi, tidak ada kehidupan hanya suara hewan-hewan seperti jangkrik yang meramaikan, tapi ada juga beberapa pengendara motor yang melintasi jalan ini.

"Ih gue baru tau ada jalan ini Le." ucapku antusias, karna meskipun seperti tidak ada kehidupan jalan ini sangatlah asri, udaranya segar dan sedikit dingin, aku juga lihat ada beberapa ekor monyet yang melompat ke pohon-pohon.

"Ya mana mau tau, lo kan kerja mulu sekalinya libur kerja cuma mendep di kost-an, keluar juga paling ke tempat si Kairo Kairo itu." cetus Ale.

"Ye gimana, gue kan ngga tau apa-apa soal kota ini."

"Kan ada gue Vel."

"Maksudnya?" aku sedikit bingung dengan kalimat yang di ucapkan sama Ale barusan.

"Iya kan ada gue, lo bisa ajak gue kemana aja yang lo mau, ke tempat yang buat lo penasaran, ke tempat yang buat lo milih dateng ke kota ini." ucapan terakhir dari kalimat Ale barusan membuat aku sedikit terdiam, deru angin menyapa halus wajah ku, membuat aku seketika teringat dia, lagi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ENDLESSWhere stories live. Discover now