2. Jagung Bakar

16 2 0
                                    

"Yang kayak biasa ya bang."

"Iya Vel."

Sekarang malam minggu, seperti biasa aku selalu keluar untuk sekedar mencari keramaian dan mengisi perut hahaha.

"Vely ngga bakalan sakit perutnya, ini level paling pedes loh, lu hampir setiap hari juga makan ini." Kairo namanya, dia berjualan jagung bakar disini, sudah menjadi langganan ku setahun belakangan ini, lelaki yang umurnya tidak begitu jauh denganku,  dia lebih tua dua tahun dariku.

"Gapapa aman." jawab ku diringi dengan gelak tawa, dia hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Gimana penjualan akhir-akhir ini?" tanyaku sembari mengoleskan saus pedas pada jagungku yang sedang Kairo bakar.

"Ya gitu-gitu aja Vel, kadang rame kadang sepi, lu aja ini yang setiap hari beli."

"Karna enak banget ini, makanya aku setiap hari beli."

"Iyadah." jawabnya pasrah

Tak lama setelahnya, jagung ku sudah siap untuk dimakan.

"Duduk disana aja, jangan deket-deket asap." titah Kairo padaku, aku menuruti perkataannya.

Aku melahap santai jagungku, melihat orang-orang yang berlalu lalang dijalanan sana.

"Lu sendiri gimana kerjaannya Vel?" tiba-tiba saja Kairo mengambil posisi di sebelah ku, aku sedikit kaget karna hal itu.

"Lancar kok, ngga gimana-gimana."

"Itu temen lu mana si Ale Ale itu?" tanyanya sembari turut menatap jalanan.

"Ada di rumah dia, tidur kayanya." ku lihat Kairo hanya mengangguk sebagai respon dari jawabanku barusan.

Tak lama setelahnya, ada satu pelanggan yang mendatangi dagangan Kairo, Kairo tampaknya tak sadar akan hal itu, jadi aku menyenggol lengannya.

"Ada orang tuh, layanin sana." respon Kairo sedikit terkejut, namun ia langsung berdiri saat itu juga, aku hanya tersenyum tipis melihatnya.

"Dua ya, satu pedes satu original aja."

"Siap."

Aku mendengar samar-samar percakapan antara Kairo dan pembeli itu, aku tidak begitu memperhatikannya karna aku hanya sibuk dengan jagung bakar ku dan lidahku yang terasa kebakar karna panas dan pedas manjadi satu.

"Bagi minum bang, males belinya." aku berdiri menghampiri Kairo.

"Ambil aja disana Vel." ia menunjuk menggunakan dagu lancipnya ke arah bawah gerobak jagungnya.

"Terimakasih."

Aku meraih dua buah gelas air mineral dan langsung meminumnya tanpa menggunakan sedotan.

Tanpa sadar aku menatap mata pembeli yang membeli dagangan Kairo saat ini. Aku mengerutkan dahi ku seperti mengenalnya.

"Hai." satu kata itu tiba-tiba saja keluar dari mulut ku, ku lihat lelaki jangkung itu turut mengernyitkan dahinya.

"Kita pernah ketemu di store mall waktu itu, yang aku minta tolong ambilin kotak tissue." jelas ku padanya, ku lihat dari binar matanya dia mulai teringat.

"Oh iya iya, gua inget." angguknya.

"Kamu tinggal disekitaran sini?"

"Engga, lumayan jauh dari sini sih, lu sendiri?" ucapnya balik bertanya.

"Iya aku disekitaran sini, jalan sepuluh menit sampe." jawabku antusias, Kairo hanya sibuk mengipas-ngipas jagungnya.

"Bang, aku kesana dulu ya, mau beli sesuatu." aku menepuk pundak Kairo pelan.

A TimeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt