PROLOG

8 1 0
                                    


Sunoo anak yang terlahir dari keluarga yang cukup terpandang dan memiliki keluarga harmonis, seperti tidak ada kekurangan didalam nya, kehidupan Sunoo hampir sesempurna itu tetapi tidak bertahan lama.

Ketika umurnya menginjak 17 tahun ia tiba-tiba di asingkan oleh keluarga nya sendiri. Dengan beralaskan "kau sudah besar, kau juga harus mandiri mulai sekarang" Ayahnya yang berucap seperti itu.

Sunoo sangat bingung ia melihat ibunya menangis dan ayahnya menatap datar kearah nya seperti menyimpan rasa benci kepadanya.

Pikiran nya berkecamuk kenapa hidupnya berubah secepat ini? Rasanya sunoo baru saja merasakan kehangatan keluarga tapi kenapa..?

Ibunya tidak mengatakan apa-apa ia hanya menatap Sunoo sedih seakan-akan tidak rela melepaskan nya. Kalau begitu kenapa ibunya tidak menahan nya? Sudah lah Sunoo sudah terlalu tenggelam di dalam pikiran nya.

Sunoo di asingkan di negeri kincir angin, Belanda. jauh dari keluarga nya di negeri ginseng. tidak tahu apakah masih bisa disebut keluarga, Sunoo juga bisa egois. Toh dia juga manusia biasa..

Sunoo hanya berbekal ATM yang di berikan oleh ayahnya yang tidak terhitung itu. Memberi semangat kepada dirinya sendiri dan memulai kehidupan baru disini

Sunoo akan memasuki internasional high school  yang ada di sana. cukup ternama karena ayahnya lah yang mendaftarkan nya di sekolah tersebut

Semoga saja Sunoo bisa berteman baik dengan orang-orang disini tanpa merugikannya sekalipun








Sunoo sudah tiba di Bandara internasional Belanda, schiphol airport. Banyak sekali orang yang berkulit putih agak kemerahan, beberapa berambut pirang alami dan mempunyai warna mata yang indah yaitu biru, itulah ciri khas Orang Belanda.

Sunoo hanya bisa berbahasa inggris ia tidak tahu bahasa Belanda ia tidak pernah mempelajari nya. Tak apa ia akan belajar dari nol.

Sunoo di tempatkan di kota Maastricht. Kota yang indah menurut nya kota yang penuh sejarah. Sekitar 2 jam lebih untuk menempuh kota itu.

Jujur saja Sunoo baru pertama kali ke negeri orang. Saat melangkahkan kaki di kota ini, ia sangat terkagum-kagum menatap keindahan kota Maastricht.

Semilir angin yang menerpa wajah tampan nya seakan-akan menerima kehadirannya.

Tujuan nya sekarang ke apartemen yang sudah di beli oleh ayah nya, lihat.. Ayahnya masih peduli kepadanya mungkin ada alasan ayahnya melakukan ini semua? tak usah di pikirkan.

Sunoo memasuki apartemen nya lalu melihat sekeliling. Tidak terlalu luas ataupun besar hanya ada 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur yang terhubung dengan ruang tamu.

Sunoo memulai dengan membersihkan badan terlebih dahulu lalu membereskan semua barang yang ia bawa. Menata rapi ke lemari dan barang kecil ia simpan di nakas kamarnya

"View-nya bagus juga" gumam Sunoo melihat keluar jendela yang memperlihatkan keindahan kota Maastricht. pada musim kemarau Maastricht akan menjadi lebih indah dari pada musim lain.

Sungai yang tenang dan beberapa daun pohon maple yang berhamburan di setiap jalan nya.

Jam menandakan pukul setengah 4 sore. ia belum membeli bahan makanan sama sekali. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar ke luar, menurutnya tidak buruk hitung hitung ia bisa menghafalkan jalan yang ada di kota Maastricht ini

"Oke, aku sudah membuat list makanan yang akan ku beli" senyum tipis Sunoo melihat kertas yang berisikan tulisan nya itu lalu sunoo bergegas pergi menuju minimarket terdekat

KOTA MAASTRICHT Where stories live. Discover now