16. Lagu Galau

45 7 0
                                    

Hai readers!!!

Aku up chapter terbaru ya. 

Jangan lupa vote+komen+follow!

Happy reading!!!

🍓🍓🍓









Menurut kebanyakan orang, masa yang paling indah itu adalah masa SMA. Tapi, Renza mempunyai pemikiran yang berbeda. Menurut Renza masa yang paling indah itu adalah masa kuliah preklinik alias kuliah S1. Masa SMA Renza indah. Namun, masa kuliahnya S1 lebih indah. Di masa kuliah itu Renza bisa menemukan banyak sekali teman. Bukan hanya sekadar teman nongkrong, tapi teman senasib seperantauan, teman berjuang menghadapi macam-macam tugas dan ujian, teman sambat bersama dan teman yang bisa membuatnya tahu arti mencintai. Teman yang dulu tak dipedulikan oleh Renza, justru dia lah yang menyadarkan Renza bahwa menjadi pria itu harus setia. Maka dari itu, di kesempatan kembali ke masa lalu ini, Renza tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk membahagiakannya. Temannya itu kini menjadi pacarnya.

Renza berharap dengan mengubah masa lalu, bisa berdampak lebih baik di masa depan. Tentu dia ingin menikah dengan Sasha di masa depan. Bukan hanya karena perkara karena tanggung jawab, tapi karena Sasha lah yang dia cintai. Dan hanya bersama Sasha, Renza bisa membina rumah tangga tanpa ada tembok pembatas yang memisahkan keduanya. Mereka seiman dan seamin. Mereka berdoa dan beribadat bersama pada Tuhan yang sama.

Renza mengajak Sasha masuk ke kontrakan. Mumpung lagi ada jeda kuliah yang lumayan lama, Renza ingin mengajaknya belajar di kontrakan. Kebetulan kontrakan sepi karena penghuni lainnya sedang ada jam kuliah. Sasha mengamati setiap sudut kontrakan bujank tampan. Baru kali ini dia main ke kontrakan cowok. Agak aneh juga rasanya. Apalagi Renza langsung mengajaknya masuk ke ruang tengah. Biasanya dia paling mentok main ke rumahnya Meydina. Main di kos temannya sesama anak FK jarang sekali. Jangankan main, belajar bersama saja sangat jarang meski temannya cewek. Kalau ada jeda kuliah, ya Sasha biasanya belajar sendiri di perpustakaan. Beginilah repotnya jadi mahasiswa introvert plus jarang bergaul dengan teman sendiri sesama jurusan.

"Kenapa, Sha? Ada yang salah sama kontrakan aku?" tanya Renza.

"Enggak, sih," jawab Sasha disertai gelengan. "Cuma agak heran aja. Aku kira kontrakan kamu tuh kontrakan elit gitu. Anak-anak FK kan kebanyakan ngekos atau ngontraknya di rumah yang mewah."

Renza terkekeh. "Ini rumahnya Pak Joni. Bapaknya Heksa yang punya fotokopian di depan itu. Emang rumahnya sederhana. Tapi, enaknya luas dan nyaman aja. Terus temen-temennya seru. Jadi betah tinggal di sini."

Sasha mengangguk-angguk mengerti. "Rumah mewah emang masih kalah sama rumah yang nyaman, Ren."

"Mau minum apa? Teh, kopi, sirup marjan atau jus jambu?"

"Nggak usah repot-repot, Ren."

"Tamu itu ratu. Apalagi tamunya pacar sendiri."

"Terserah kamu aja. Air putih juga nggak apa-apa."

"Aku pesenin jus jambu di mbak jus depan, ya."

"Iya nggak apa-apa. Terserah kamu aja."

Renza memesan jus jambu, cireng dan mochi di lapak depan kontrakan dengan cara menelepon pemiliknya langsung. Nanti diantar ke sini. Benar-benar praktis. Sasha baru tahu ada warung area kos dan kontrakan mahasiswa yang bisa delivery order.

"Mau belajar bareng tentang kardiovaskular buat PBL lusa?"

"Iya. Tolong jelasin sampe aku paham, Ren. Terutama patogenesis, patologi dan patofisiologinya," pinta Sasha. "Kalau fisiologi dan etiologi aku udah paham."

Time of Our LifeWhere stories live. Discover now