<30> Mari Bahagia Bersama

7.9K 503 36
                                    

Happy Reading 📖🌈

Saat ini Arthur berada di depan ruang operasi. Bayi Aciel harus segera di keluarkan karena kondisi Aciel yang mulai menurun.

Arthur juga sudah memberi tahu Alzan dan Alzan sudah di perjalanan. Sekarang dia sedang duduk di kursi tunggu.

Beberapa saat kemudian, Alzan berlari menuju Arthur bersama Nendra dan yang lainya.

"Arthur! Aciel gimana? Dia baik baik aja kan?" Tanya Alzan terengah-engah. Alzan menangkup rahang Arthur yang lembab karena habis menangis.

Arthur menggelengkan kepalanya"Kondisi nya melemah. Dan bayinya harus segera dikeluarkan dalam kondisi prematur karena usia kandungannya masih 8 bulan. Alzan... Kenapa yang deket sama aku selalu sial?. Aku dulu salah apa sampai kehidupan sekarang aku seperti pembawa sial?" Tanya Arthur menenggelamkan wajahnya pada perut buncit Alzan.

Alzan tidak bisa menjawab, ia hanya bisa mengusap rambut basah Arthur agar bisa sedikit menenangkan Arthur.

Teman teman Alzan juga hanya bisa diam melihat Arthur yang keadaan nya sangat memperhatikan. Kaos putihnya terdapat bercak darah. Badan berkeringat dan rambut acak-acakan.

Sampai beberapa saat, lampu yang di atas pintu itu berwarna hijau yang menandakan bahwa operasi selesai. Beberapa menit setelah nya. Dokter keluar membuat mereka yang menunggu langsung berdiri.

"Keluarga pasien?" Tanya dokter muda itu.

"Saya, Saya saudaranya." Jawab Arthur membuat mereka yang disana terdiam.

"Selamat tuan, anda akan menjadi paman. Bayinya laki laki dan selamat dan sehat. namun. Saya turut berduka cita, tuan Aciel menyerah. Dia tidak kuat menahan sakit dan karena pendarahan hebat membuatnya semakin melemah dan saat sudah di jahit, ia menghembuskan nafas terakhirnya. Saya minta maaf karena gagal menyelamatkan pasien. Sekali lagi saya turut berduka cita dan selamat atas kelahiran keponakan anda. Untuk melihat bayinya silahkan ke tempat inkubator. Saya permisi." Dokter muda itu menundukkan kepalanya sedikit dan pergi meninggalkan Arthur dan yang lainya yang masih syok mendengar ucapan nya.

Beberapa perawat keluar membawa bangsal yang di atasnya terdapat tubuh Aciel yang sudah pucat dan kaku. Arthur mendekati brankar itu dengan mata yang memerah dan menahan tangis.

"Aciel. K-kamu beneran pergi?" Tanya Arthur menangkup pipi cabi yang sudah dingin itu.

"K-kamu mau ninggalin anak kamu sendiri? Kita baru aja baikan. Aku udah mau nganggap kamu adik aku. Kenapa kamu nyerah?! Aku minta maaf karena udah pernah bohongin kamu! Kamu bikin aku ngerasa bersalah! Aciel! Kamu pergi?" Tanya Arthur menggoyangkan badan Aciel merasa tidak percaya. Orang yang tadi masih mengobrol meluruskan permasalahan yang terjadi malah terbaring kaku dan sudah tidak bernafas.

"Maaf tuan, kami akan membawanya ke kamar jenazah, jika ingin melihat anda bisa melihat di sana." Ujar perawat itu dan membawa bangsal itu ke kamar jenazah.

Arthur meluruh. Dia tidak menyangka jika orang yang dulu mengisi hari hari nya selama 2 tahun itu pergi meninggalkan dunia. Meninggalkan rasa penyesalan di hidupnya.

Alzan yang melihat keadaan Arthur juga ikut menitikkan air mata. Walaupun ia masih tidak mengerti dengan permasalahan suaminya dan masa lalunya. Ia

MARRIED WITH CEO {BxB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang