✯ Penggalan lain kisah mereka.

17 13 4
                                    


Happy reading (◕ᴗ◕✿)

_________________________________

   Terhitung sudah dua minggu berlalu sejak percakapan nya dengan Sila terakhir kali. Percakapan yang cukup membuatnya memikirkan kembali tentang semua mimpi mimpi yang ia alami.

Sejak saat itu pula, mimpi-mimpi itu mulai jarang mendatanginya seakan menghindar. mungkin hanya sekedar sekali dua kali dengan format yang sama.

Yaitu suara seorang pria dengan wajah samar tengah meneriakkan nama gadis yang terbaring berlumuran darah di hadapan nya. Serta beribu kata maaf yang dilontarkan nya.

Sudahlah tentang hal itu.

Kali ini ia berangkat lebih pagi dari biasanya. Seperti yang disampaikan sang asisten pagi ini Bu Irma akan mengambil pesanannya bulan lalu. Isha mengulang jadwal itu berkali-kali. Karena ia tahu Irana akan berpura-pura lupa untuk mengindari Bu Irma.

Jam rumahnya baru saja menunjuk angka lima. Namun gadis itu sudah siap dengan helm di kepalanya. Ia menyusuri jalanan dengan hati yang tenang. Ia mendapat tidur yang cukup akhir akhir ini. Hak itu membuatnya bisa menikmati segarnya pagi hari yang masih berembun.

" Pagi Isha, pagi banget kamu sampe," sapanya.

" Ilah mbak, saya mah rajin anak nya," jawabnya diiringi gelak tawa.

" Haha, iya deh, kamu karyawan ku yang paling rajin."

" Oh iya, kali Mbak Ais udah dateng langsung suruh ke admin aja ya, nanti saya kesana," pinta nya.

" Siap mbak!" Seru Isha sambil menggerakkan tangan nya mmbentuk hormat.

Beberapa menit berlalu selagi Irana menatap layar Laptopnya. Ia teringat akan janji temunya dengan Bu Irma. Namun, Irana bahkan belum mengecek kembali gaun yang akan diambil pagi ini.

Ia mulai beranjak menuju rentetan gaun yang berada di sisi sebelah kiri ruangan nya. Ia mengambil dua gaun terdepan yang akan diambil hari ini.

Tok tok tok...

Sebuah ketukan terdengar di pintu. Saat sudah menolah ia dapat melihat Isha yang hanya menampak kan wajahnya.

" Mbak.. Mbak Ais nya udah dateng," instruksi Isha.

" Oh, iya. Ini kamu bawa ke kamar B kayak biasa ya, Sha. Nanti kalo udah selesai saya temui," pinta Irana.

Ia memberikan dua gaun tersebut untuk diambil alih oleh Isha kemudian bergegas menemui Aisyah teman lamanya.

" MBAK AIS!" teriaknya bersemangat.

" Irana.. astaga, udah lama ya gak ketemu." Aisyah lantas memeluk teman lama nya ini.

" Iya ih, pas ketemu tau-tau udah mau nikah aja," ucap Irana sambil menoel lembut lengan Aisyah.

" Ehehe, dateng loh ya!"

" Maaf ya minta ketemu pagi pagi gini. Soalnya nanti siang udah harus take off."

" Gapapa kali Mbak. Ih, kayak sama siapa aja deh," jawabnya menenangkan.

" Hasilnya bagus banget, Ran. Aku suka banget sama hasilnya, cantik," kata Aisyah memuji.

Dream Calls Where stories live. Discover now