Sick

517 26 2
                                    

"Udah ya, kamu disini dulu. Nanti kalau ada apa-apa, telpon. Makanan tinggal diangetin. Kalo ga kuat jalan, nanti aku minta Felix buat kesini,"

Jisung dengan pakaian kerjanya menyelimuti Minho yang tengah terkena demam. Semalam, sekitar jam 3 dini hari, Minho membangunkan Jisung karena tubuhnya yang tiba-tiba menggigil kembali.

"Yang, nggak usah ke kantor---"

Minho merajuk. Dirinya tidak ingin ditinggal sendirian di rumah. Sudah tiga hari Minho tidak masuk karena terkena infeksi paru-paru. Iklim serta polusi udara lah yang membuat semuanya menjadi seperti ini. Padahal, dirinya selalu menggunakan mobil setiap berpergian.

"Pasti banyak dokumen yang butuh tanda tangan kamu. Kita ga bisa nelantarin karyawan gitu aja," ujar Jisung yang sudah menenteng handbagnya, bergegas untuk berangkat.

Tanpa memerdulikan panggilan sedih yang lebih tua, Jisung melengang keluar. Tak lupa dirinya memberitahu Felix agar berkunjung ke apartemennya siang nanti.

"Oke, one day with CEO Lee Jisung,"

---

"Selamat Pagi Pak Jisung,"

Seluruh sapaan itu menggema hampir diseluruh lantai kantor. Jisung hanya mengangguk sebagai respon sapaan dari seluruh karyawannya pagi hari ini.

"Jadi Seungmin---"

Brak!

Setumpuk clear file dengan bundelan dokumen yang menyertainya. Tak lupa dengan stiker 'Sign Here' di setiap lembarannya. Jisung cukup terkejut, dengan tumpukan dokumen yang tingginya hampir menutupi arah pandangnya.

"Beneran deh, suamimu kemana sih? Banyak orang nyariin," gerutu Seungmin.

"Sakit dia," jawab Jisung sambil meraih clear file yang pertama. Hanya kepada Jisung, Seungmin berani berbicara secara informal. Mereka berteman sejak di bangku kuliah dan Jisung-lah yang merekomendasikan Seungmin menjadi salah satu admin jajaran direksi kantornya.

"Sakit apaan? Dirawat di RS ga? Biar aku sama Chan bisa jenguk," ujar Seungmin.

Ah, direksi satu itu. Chan berhasil menaklukan sisi cuek milik Seungmin. Tinggal menunggu tanggal pernikahannya saja.

"Udah agak membaik sih. Cuma kalo mau jenguk, pake masker aja ntar, daripada ketularan," ujar Jisung sambil mengambil clear file kedua.

"Ada rapat hari ini?" tanya Jisung.

"Ada. Rapat internal direksi, cuma Chan ama Pak Seo," jawab Seungmin.

"Oke. Dokumennya ada?" tanya Jisung kembali.

Ting!

Ting!

Bunyi beberapa notifikasi masuk ke dalam ponsel Jisung. Sejenak, Jisung mengecek isi ponselnya, melihat notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya. Satu notifikasi merupakan soft file bahan rapat yang dikirimkan oleh Jisung.

Satunya adalah,

"Seung, kayaknya aku nggak bisa lama di kantor deh. Habis rapat balik. Ini nanti ku bawa balik deh. Kak Minho dianter Felix ke RS lagi," ujar Jisung.

Seungmin mengerjapkan matanya beberapa kali, cukup terkejut dengan informasi yang didengarnya. Separah itu kah penyakit Minho?

"Felix masih ada kelas lagi katanya. Kak Minho mau rontgen sama ketemu dokter lagi hari ini. Nggak ada yang nemenin dia di RS nanti," jelas Jisung.

Dokumen itu dibereskan oleh Jisung segera, dipisahkan antara yang sudah ditanda tangani dan yang belum, lalu dirinya langsung bergegas ke ruang rapat.

Mengetuk pintu beberapa kali, Jisung membuka pintu ruang rapat. Rupanya, dua direksi lainnya sudah datang lebih dulu daripada dirinya.

Book of MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang