Labirin

831 34 1
                                    

Kau akan mendapatkan apa yang hatimu pinta di dalam labirin ini.

Mitos itu menjadi cerita pengantar tidur yang apik saat Jisung masih kecil. Emas, uang, buku-buku kuno, semua itu masuk ke dalam imajinasi Jisung saat dirinya masih kecil.

Namun setelah 500 tahun lebih berkelana, Jisung menyerah dengan mitos tersebut. Sampai akhirnya, dia menemukan jalan yang nampak aneh.

Carilah apa yang ingin kau cari

Jalan itu berubah-ubah setiap 30 detik sekali, membuat Jisung cukup kesulitan untuk men-enkripsi jenis sihir yang ada di dalamnya.

Rumit.

Masuk,

Masuk,

Masuk,

Dan cari jawabannya.

"Apa yang harus aku cari?" ujar Jisung bermonolog.

Tiba-tiba, sebuah asap abu-abu muncul, membentuk rupa yang selama ini selalu muncul di dalam mimpinya. Jisung tidak mengenal siapa gerangan orang tersebut, namun nampaknya dirinya memiliki ikatan batin yang kuat dengan laki-laki itu.

"Aku bahkan tidak kenal dia,"

Hidup selama 500 tahun bukanlah hal yang mudah. Menggunakan ilmu sihir secara terus menerus juga menguras tenaga serta pikiran Jisung. Terkadang itu juga yang membuatnya sering terkena halusinasi.

"Ku coba masuk saja lah,"

Bayangan itu memudar seiring dirinya masuk ke dalam jalan aneh yang ia tapaki. Apakah ini sebuah labirin?

Jisung mengeluarkan lampu sihirnya. Lampunya bisa menunjukkan ilusi, sihir buatan, dan bayangan nyata.

Namun anehnya, bayangan tersebut tidak berdampak apapun terhadap lampu sihirnya, seakan bayangan tersebut nyata.

"Ikuti aku,"

Jisung mengikuti arah bayangan tersebut. Lagi-lagi jalan yang berubah, dirinya harus bagaimana?

"Ikuti kata hatimu,"

Kata hati?

Jisung meragu untuk sesaat. Jalan itu bercabang tiga, membuat pertigaan yang bahkan Jisung kesulitan menebak arahnya. Hawa dingin menusuk keluar dari ketiga jalan tersebut.

"Aku adalah pendampingmu, maka percayalah padaku,"

Jisung mendongakkan kepalanya. Matanya berkilat emas, "Jika kau memang pendampingku, maka tunjukkan diriku sebuah jalan."

Dirinya sudah terbiasa dengan buaian seperti ini. Tidak sedikit makhluk yang suka menggodanya hanya untuk menyerap energi sihirnya. Biarkanlah dirinya memerintah kali ini.

Tiba-tiba, sebuah burung dengan ekor keemasan terbang dan bertengger di bahunya. Sedetik kemudian, burung tersebut terbang menuju salah satu jalan yang ternyata hatinya kehendaki.

"Oh?"

Dirinya mengikuti arah gerak burung tersebut. Sekarang, sampailah dirinya di sebuah pohon besar yang rindang. Ada lima jalan bercabang, termasuk jalan yang tadi dia lewati. Pohon itu mengeluarkan suara anak-anak yang mengalun indah. Pohon itu hanya didominasi oleh satu suara yang bersahut-sahutan, menyebut namanya.

"Jisung-ah,"

Jisung terdiam sejenak, bersandar pada pohon tersebut. Dirinya cukup pusing dengan teka-teki di labirin ini. Matanya terasa mulai berat dan akhirnya dirinya pun tertidur.

"Cantik,"

Jisung seketika terjaga dari tidurnya. Bukan hanya suara, namun dirinya merasakan ada yang membelai pipinya dengan lembut. Dirinya terlalu lengah, dia tidak boleh tertidur lagi.

Book of MinsungWhere stories live. Discover now