Bab 4

3 0 0
                                    

Assalamualaikum
Semoga suka ya
jangan lupa bintangnya
Terimakasih

***
Kita akan bersatu sesuai takdir yang sudah digariskan kepada kita.
-

Alfareezel.

***

Di hari ini sesuai permintaan ayah, Alceena, Bunda dan Johan tengah bersiap untuk perki ke pesantren Al mutaqqin tempat ayahnya menjadi seorang ustadz dulu.

Alceena ikut senang melihat Ayahnya kini sangat bersemangat, mengenakkan kemeja hutam dan sarung bermotif membuat Ayahnya begitu gagah begitu juga Alceena, Bunda dan Johan yang menyesuaikan.

"Siap?" tanya Ayah semangat.

"Siap, let's go," jawab Alceena bersemangat. Alceena juga merindukan suasana yang sering Alceena rasakan, semasa umurnya 4 tahun Ayah selalu mengajaknya untuk bermain dan belajar disana. Alceena mengingat seorang lelaki yang dulu kerap menjadi temannya semasa disana. Tetapi mereka harus berpisah saat Alceena sudah mulai bersekolah, sejak itu Alceena tidak bisa menyempatkan waktunya untuk berkunjung kembali.

Setelah kurang lebih dua jam perjalanan, kini mobil Alceena sudah memasuki pintu masuk pesantren itu. Disana dia melihat banyak sekali santri dan santriwati dengan berbagai kegiatan mereka. Asrama putra dan asrama putri memang dipisah, namun keduanya masih bisa terlihat antar sisinya.

Kini seorang lelaki paruh baya yang bersiap menyambut mereka.

"Assalamualaikum Kyai Zabir," ucap salam dari Kaamil kepada Lelaki dihadapannya kini.

"Waalaikumussalam, ustadz, apa kabar ustadz?" jawab Kyai Zabir sembari menyalami langsung memeluk tubuh Kaamil, entah perasaan apa yang kedua lelaki itu rasakan hingga membuat keduanya meneteskan cairan bening di pipi kedua lelaki itu.

Kini Ayah, Bunda, Alceena, dan Johan sudah duduk rapi di ruang tamu yang begitu besarnya di bangunan rumah utama di pesantren itu.

Ayah begitu bahagia bisa bertemu kembali dengan Gurunya itu, banyak sekali cerita yang ayah lontarkan kepada semua, begitu hangat cerita malam itu hingga tidak terasa sudah larut malam.

Alceena dan Bunda kini di arahkan ke sebuah kamar di dalam asrama putri. Sedangkan Ayah dan Johan berada dikamar yang dulu Ayah tinggali semasa Ayah tidak bisa langsung pulang saat mengajar dulu.

Di dingin nya malam, Alceena masih terjaga dalam tidurnya, entah kenapa mata nya kini susah sekali di pejamkan.

Dengan ide yang ada dipikirannya Alceena memilih keluar berkeliling dilingkungan pesantren itu. Begitu kagumnya Alceena melihat bangunan masjid yang begitu besar dan megahnya. Alceena terus melangkahkan kakinya hingga langkahnya terhenti mendengar suara ringikan kuda. Senyum Alceena mengukir kebahagiaan. Alceena rindu dengan suara itu.

"Benar, disini ada Kuda," ucap semangat Alceena. Sebelum semakin dekat, langkah Alceena berhenti karena suara seseorang.

"Sedang apa disini?" tanyanya.

Mendengar pertanyaan itu, tanpa menjawab, Alceena langsung berlari pergi dari tempat itu.

Kini dari kejauhan ada lelaki yang memang sedari tadi memperhatikan Alceena dari atap santri putra hanya ingin memastikan Alceena dalam ke adaan baik.

Untuk Alfareezelحيث تعيش القصص. اكتشف الآن