Bab 2

10 1 0
                                    

Assalamualaikum
Semoga semua suka ya

***
Semua akan baik-baik saja jika kamu yakin dengan takdirmu.
-Alfareezel.
***

"Lihat ini Gus, dia gadis yang sering ku ceritakan kepadamu," ucap Dipta antusias menunjukkan selembar foto kepada Izzam.

Kini harus diketahui mengapa Dipta memanggil seorang Izzam dengan sebutan Gus, karena Izzam merupakan anak terakhir dari Kyai pemilik pesantren tempat Dipta menimba ilmu. Tapi Dipta dan Izzam merupakan sahabat dekat sejak mulai Dipta belajar disana, jadi Izzam sedikit tidak suka jika memanggil nya dengan sebutan Gus, Izzam rasanya belum pantas dipanggil seperti itu.

Izzam sendiri sedari dia sekolah dasar umma memintanya kepada ketiga anaknya juga bersekolah di luar pesantren, dulu Dipta juga seperti Izzam, tetapi kini Dipta lebih memilih fokus belajar agama.

"Maa syaa Allah, cantik Dip," balas Izzam yang tengah melihat lembar foto itu dengan fokusnya. Dia merasa sedikit familiar dengan foto gadis kecil yang dia lihat itu, tapi entah lah dia tidak terlalu memperdulikannya.

"Assalamualaikum Gus, Abah memanggil," ucap salah satu santri.

"Waalaikumussalam, terimakasih," jawab Izzam.

"Saya ke Abah dulu Dip, nanti disambung,"

Kini Izzam sudah duduk tepat berhadapan dengan Umma dan Abahnya, entah apa yang akan mereka bicarakan, sepertinya serius.

"Sudah ada calonya Zam?" tanya Abah serius, pasalnya beberapa bulan belakangan ini Izzam terus dicecar pertanyaan itu, calon? bahkan Izzam tidak tertarik dengan satu gadis pun yang pernah dia temui.

"Alceena," ucap Izzam dalam batinnya, dia sendiri tidak tau mengapa pada saat seperti ini dia mengingat nama Alceena.

"Maaf Abah, Izzam belum ada, tetapi maaf sekali Abah, Umma, seperti yang sebelum-sebelumnya Izzam hanya ingin memilih pasangan Izzam sendiri," jelasnya kepada kedua orang tuanya itu.

Abah dan Umma paham bahwa anak lelaki terakhirnya ini sudah pasti tau mana yang baik untuk dirinya.

"Pilihlah dan terimalah apapun itu karena takdir Allah Zam, selalu libatkan Allah," tambah Umma kepada putra kesayangannya.

***

Kini Dipta tengah larut dalam dingin nya angin malam yang dia rasakan di sebuah kursi di taman pesantrennya. Dia terus memandang foto gadis kecil yang selalu di rindukan itu.

"Raneysha Alceena, Dipta akan segera menemuimu, janji," ucap Dipta lirih.

Begitu lama Dipta terkurung dalam kerinduannya, sudah empat tahun lebih Dipta tidak bertemu dengan Alceena.

Dia akan menemui nya sesegera mungkin untuk menepati janjinya dan menyatakan perasaannya.

Dia sudah yakin bahwa nanti Alceena akan menerimanya, sebab permintaan Alceena untuk Dipta menjadi seseorang yang bisa menuntunnya ke surga insyaallah telah dia tepati.

***

Alceena kini tengah sibuk dengan buku pr nya, dia merasa hari pertamanya kini begitu melelahkan. Begitu banyak pr yang harus dia selesaikan malam itu juga.

Fokus Alceena hilang ketika ada ketukan dari luar pintu kamarnya, "Alceena," panggil Bunda Alceena sembari perlahan membuka pintu Alceena yang sedikit susah itu.

"Besok minta tolong Ayah benerin deh Ceen, susah dibukanya," saran bunda membuat Alceena mengangguk paham.

Setiap pukul delapan malam di manapun itu Bunda akan datang kepada Alceena dengan segelas susu hangat untuk putri semata wayangnya itu.

Untuk AlfareezelWhere stories live. Discover now