【 O5 】

141 28 0
                                    

"Eh, kak Gaming mau pergi menemaniku?" Changchang berucap setelah mendapat respon dari yang ada di hadapan.

Gaming berikan anggukan mantap pada gadis kecil yang memakai kacamata di wajahnya, "Tentu! sebenarnya aku juga ingin menemuinya." Dari perkataan Gaming barusan terpancar rasa semangat dan antusiasme yang besar.

Pupil di mata Changchang menampakkan cahaya yang menandakan dia senang karena tawaran dari Gaming. Gadis kecil itu sekarang menatap Gaming sebagai pahlawan yang menolongnya saat dibutuhkan.

"Itu berarti kamu tau di mana rumah (Name) berada kan, Changchang?" Gaming kembali memberi tanya untuk memastikan.

"Iya, aku tau! kak (Name) tinggal di desa Qingce."

Lawan bicara yang diberitahu mengangguk paham dan sekejap ia berpikir bahwa itu jarak yang cukup jauh dari tempat di mana mereka berada sekarang.

"Baiklah, ayo kita pergi ke desa Qingce sekarang! tapi sebelum itu lebih baik kita memberitahu orang tuamu."

Dengan semangat yang mereka punya, Gaming dan Changchang terlebih dahulu pergi ke rumah Changchang untuk meminta izin akan kepergiannya ke desa Qingce dengan tujuan menemui seseorang.

Setelah ibu Changchang mengizinkan dan meminta tolong Gaming untuk menjaga anaknya, mereka langsung bergerak ke lokasi yang dituju.

Perjalanan yang cukup panjang dan memakan waktu pun berakhir dengan keduanya yang telah sampai dan melihat banyaknya sawah dengan para orang tua yang kelihatan sedang bertani di dalamnya.

Changchang menuntun Gaming dan memberitahu di mana tepatnya rumah yang dihuni oleh (Name)-gadis yang memang ingin ditemui.

"Kita sudah sampai di rumah kak (Name)." Changchang berkata dengan berhenti di salah satu rumah dengan dominasi warna cokelat berhias merah.

Gaming mengangguk paham dan segera mengetuk pintu rumah yang dihuni oleh (Name).

Tok! tok!

Tak menunggu waktu lama, seseorang ke luar dari pintu yang beberapa detik lalu diketuk oleh Gaming. Menampakkan sosok yang keduanya ingin lihat dan temui dengan alasan masing-masing.

Yang melihat tamu tak diundang lantas sedikit terbuka lebih lebar matanya, sedikit terkejut tapi tetap berniat menyambut keduanya.

"Wah, Changchang dan Gaming. Aku tak menyangka kalian akan datang ke sini." (Name) buka suara dengan intonasi terkejut karena tamu yang tak disangka.

Gaming tersenyum melihat eksistensi yang kini ada di hadapannya. Akhirnya dia bertemu lagi dengan sosok yang sangat ingin ditemui belakangan ini.

"Kak (Name), aku ingin meminta tolong padamu!" Kini giliran Changchang yang bersuara.

"Silahkan masuk kalau begitu. Jangan sungkan."

Setelah mendapat izin untuk masuk ke dalam, ketiga orang yang tadi berada di depan pintu kemudian berjalan ke dalam kediaman (Name).

Changchang mengemukakan apa tujuannya mendatangi (Name) saat itu, dan tentu saja (Name) dengan senang hati memperbaiki mainan yang menjadi alasan dari kegelisahan Changchang sebelumnya.

Sementara itu Gaming terus menatap (Name) yang sedang terlihat berusaha memperbaiki mainan milik Changchang. Gaming sama sekali belum melontar basa-basi pada (Name), padahal sosok yang ingin ditemui sudah ada di hadapannya sekarang.

"Sudah selesai!" (Name) sedikit mengangkat mainan yang terlihat sudah elok kembali kondisinya.

Changchang tentu merasa sangat senang, pun berterima kasih pada (Name) karena untuk yang kesekian kali mampu memperbaiki hal yang berharga bagi Changchang.

Pemuda yang turut melihat kejadian itu tersenyum kecil karena ikut senang melihat gadis kecil yang dia kenal sudah kembali bergembira.

"Kamu hebat ya, (Name). Bisa dengan mudah memperbaiki mainan itu." Gaming berujar tiba-tiba. Membuat (Name) menghadapkan pandangannya.

"Sebenarnya struktur mainannya tidak terlalu sulit, jadi aku bisa memperbaikinya." Sang lawan bicara menjawab.

"Oh iya, apa kamu hanya menemani Changchang ke sini atau kamu juga ada keperluan denganku?" (Name) kembali bersuara guna memastikan tujuan salah satu tamunya yang lain.

Pemuda yang ada di hadapan menaikkan lengkung kurvanya, melempar senyum pada eksistensi gadis yang tak luput dari penglihatanya.

"Tentu saja aku datang untuk bertemu denganmu!"

Untuk kesekian kali, (Name) dibuat merasa ambigu karena perkataan Gaming yang tidak jelas mengarah ke mana.

Mungkin keberadaan Gaming saat ini harus lebih ia kenal agar bisa mengetahui apa maksud jelas dari perkataan sang lawan bicara.

End.

























Halo guys! maaf karena mungkin fanfic ini terkesan tidak terlalu menunjukkan kedekatan antara female-lead dan main character nya :(

Aku usahakan menambah special chapter agar cerita ini tidak terlalu flat alurnya.

Terima kasih sudah membaca sampai akhir!

,ADMiREWhere stories live. Discover now