4. Tamu tak diundang.

Começar do início
                                    

"Mungkin begitu tuan muda," timpal Deon. "Ngomong-ngomong apa perlu saya menyuruh maid untuk menyiapkan makan siang anda?"

"Tidak perlu aku ingin istirahat sembari menunggu adik-adikku pulang." Elmer kemudian menuju lantai atas. Ia butuh istirahat sejenak setelah perjalanan yang jauh. Ahh sudah lama rasanya ia tak pulang ke rumah.
.
.
.
.
.
Bayi buntal itu menerjapkan matanya pelan ia terbangun. Buntalan imut itu tidak menangis walau tidak adanya Maria disisinya. Mahluk mungil itu mulai menguap sebentar menunjukkan gusinya yang baru tumbuh dua gigi.

Kalau dipikir-pikir sudah satu bulan bayi gembul itu disembunyikan di paviliun dan tidak ada orang yang curiga mengingat jadwal Dominic yang super sibuk sehingga tak mengetahui atau tidak mau tahu apa yang dilakukan oleh putra-putranya.

Dominic berpikir mungkin jika kedua putranya tidak membuat masalah bagi alexander. Dominic akan membiarkan saja apa yang mereka lakukan.

Bayi buntal itu mulai merangkak ke ruang depan ia berpikir kakak-kakaknya sudah pulang. Maria memang menidurkannya di ruang tv dengan alas kasur yang pendek hingga bayi itu bisa turun sendiri tampa terjatuh.

Bayi itu terus merangkak sampai ia berhenti di depan sebuah sepatu pantofel pria, bayi itupun melongokkan kepalanya ke atas. " Gwaa gwaaa!"

Elmer terkejut, "Bayi?"
.
.
.
.
.

Flasback.

Elmer melangkahkan kakinya menuruni tangga, hari menjelang sore namun para penghuni mansion belum juga datang.

"Kemanakah adik-adikku, kenapa belum pulang?" ujar Elmer, 'mungkin mereka berada di paviliun?,'batinnya

Elmer kemudian berjalan menuju kepaviliun ibunya dalam perjalanan banyak pelayan yang menyapanya atau hanya sekedar menundukan kepala.

Beberapa menit kemudian dirinya pun sampai, terlihat di depan sana paviliun itu masih tetep cantik dan terawat. Walau sang daddy enggan kemari tapi para pelayan tetap membersikannya.

Elmer masuk kedalam kebetulan pintu paviliun itu tidak terkunci ia mengira adik-adiknya berada di dalam sana.

Dirinya pun masuk, sampai diruangan depan Elmer heran kenapa banyak mainan berserakan dilantai. Elmer kemudian mengambil mainan yang berbentuk donat susun bebek. 'Seperti mainan bayi,' pikirnya.

Saat asik memandangi mainan itu dengan raut terheran-heran sesuatu mengenai kakinya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Saat asik memandangi mainan itu dengan raut terheran-heran sesuatu mengenai kakinya.  "Gwaa gwaaa!"

End flasback.
.
.
.
.

Elmer terlonjak kaget, 'bayi! hah.'

"Bababa.." Bayi gembul yang entah anak siapa itu memandang Elmer dengan tatapan polos. "Abuu buah!" Bayi gembul itu menyerahkan pacifiernya pada Elmer.

Elmer memandang bayi itu dengan tatapan heran. 'Kenapa memberikannya padaku? Ia ingin aku mengemut pacifiernyakah?'

Elmer mendekati bayi gembul itu, "hei anak manis apa kau tersesat?" tanya Elmer.

Bayi itu memandang Elmer polos seakan tidak mengerti apa yang Elmer katakan.

"Kau ingin Yupi?" Elmer berjongkok sambil menawarkan sebungkus Yupi yang ia bawa sebetulnya itu milik Ace, Elmer menemukannya di lemari es yang ada di mansion dia hanya iseng membawanya.

Bayi itu kemudian mendekat ke arah Elmer sambil memandangi jarinya yang terdapat Yupi kemudian bayi gembul itu mulai mengambil Yupi dan memakanya sendiri.

"Nyam...nyamm...nyam." Bayi itu terus mengunyah mengabaikan Elmer yang menatapnya gemas.

pintu depan terbuka terlihat Abel masuk dan juga Ace mereka berdua nampak lesu dan capek karena beraktifitas seharian.

"Dadada!" Si gembul menyambut mereka pulang. Dia merangkat dengan penuh semangat ke arah Abel.

Abel dan Ace ingin langsung memeluk buntalan imut itu. Sebelum mata mereka melihat Elmer yang tersenyum ke arah mereka berdua.

"Kakak!?" ujar Abel dan Ace bebarengan.

"Hai, bisa kalian jelaskan!? kenapa mahluk mungil itu ada disini. Hm?"

Gluk.
.
.
.
.
.
Elmer duduk sambil memperhatikan bayi yang sedang mengunyah biskuit. Pemuda tampan itu baru saja mendengarkan penjelasan adik-adiknya.

Elmer kemudian menghela nafas. "Jadi daddy tidak tau kalian membawanya?"

Abel dan Ace menggeleng. Elmer mengangkat bayi gembul itu. "Aneh sekali jika ada yang membuang bayi ini?" gumannya.

"Gaaa!"

"Kami juga berpikir demikian," Abel menanggapi.

"Kalau ada yang mencurigakan kalian tau kan bagaimana aku..." Elmer mempertahankan senyumanya. Elmer tersenyum ramah tapi bagi mereka yang tau kepribadian Elmer paham jiwa psikopat yang melekat pada diri kakaknya itu.

Elmer memang memiliki image yang baik jika kita memandangnya sekilas namun jauh di dalam, Elmer adalah seorang psikopat yang bahkan melebihi Abel dan Ace dalam membunuh dan mencabik-cabik musuh.

"Kami pastikan dia tidak terlibat apa-apa," Abel menanggapi.

"Baiklah, siapa nama bayi ini?" Tanya Elmer sambil menggendong bayi gembul itu. Aneh sekali mahluk buntal itu tidak menangis walau baru pertamakali bertemu Elmer.

"Luci-- Aww," Ace manggaduh karena kakinya diinjak oleh Abel.

"Kami belum memberinya nama," jawab Abel tanpa mendengar protesan Ace.

"Huum, Bagaimana kalau Bonnie?" Elmer tiba-tiba berucap.

"Bonnie?" Abel dan Ace menatap kakaknya.

"Alexander Bonnie..."
.
.
.
.
.
TBC.

Jangan lupa tinggalkan jejak!

BONNIEOnde histórias criam vida. Descubra agora