68

796 76 18
                                    

Sudah hampir 2 minggu Elena tidak melihat Frank di kantor. Ia enggan bertanya kepada Theodor. Banyak berkas menumpuk di meja Frank dan itu membuatnya sedikit risih.

Mattew sudah kembali ke New York karena upacara kelulusannya hampir tiba. Segala sesuatu berjalan sesuai keinginan Elena. Ia lebih memilih untuk fokus bekerja di balik meja. Beberapa pertemuan Frank digantikan olehnya. Rasa lelah itu datang tapi ia menyukainya karena ia akan lebih cepat tidur tanpa memikirkan apa yang telah terjadi dalam rumah tangga mereka.

Shawn jarang bicara dengannya akhir-akhir ini. Ia tahu Shawn marah namun ia membiarkan waktu yang akan membuat Shawn mengerti. Baginya sekarang adalah terus berusaha untuk memulihkan dirinya terlebih dahulu.

Theodor masuk dengan tergesa-gesa dan menghampiri mejanya. Ia menyodorkan tablet yang berisi e-mail pada Elena. Setelah membacanya ia melotot pada Theodor.

"Anda tidak bisa menolak Nyonya. Lihat, berkas- berkas itu butuh eksekusi sekarang".

"Apa kau benar-benar tidak tahu dimana dia berada? Kenapa bos-mu itu sangat menyusahkan aku?".

"Maaf Nyonya tapi kita tidak punya waktu untuk berdebat. Aku mohon, tolong periksa semua berkas itu dan buat keputusan. Ponselku berdering setiap saat. Atau kita akan kehilangan banyak hal yang membuat perusahaan rugi besar".

Elena membuang napas kesal dan melihat ke arah meja kerja Frank.

"Hanya kali ini. Tidak ada yang kedua!".

"Terima kasih Nyonya Jen...".

Senyum Theodor berubah dan ia tak melanjutkan kalimatnya karena Elena menatapnya dengan penuh emosi saat ia hampir mengucapkan Jensen di belakang kata Nyonya.

"Sebaiknya pikirkan tiap kata yang akan keluar dari mulutmu!".

"Maaf Nyonya tapi...".

"Keluarlah Theodor!".

Dengan terburu-buru Theodor berjalan keluar dengan senyum puas di ujung bibirnya.

Kau masih mencintainya Nyonya...

Elena berdiri dan pergi ke meja Frank. Ada rasa enggan untuk menyentuh apapun di sana. Ia melihat tumpukan map itu lalu menatap meja kerjanya dan menghembuskan napas berat.

"Aku tidak punya pilihan...".

Bisiknya pada dirinya sendiri lalu memberanikan diri duduk di kursi kebesaran Frank. Tanpa membuang waktu ia mulai meneliti setiap berkas dan menuliskan catatan kecil di buku kecilnya. Jika ada berkas yang dirasa sulit ia menandainya dengan tanda tanya. Ia butuh waktu lebih lama untuk berpikir.

Entah sudah berapa lama ia ada di balik meja kerja Frank. Rasa pegal mulai merayap di belakang leher dan punggungnya. Ia bahkan tidak tahu ini sudah pukul berapa. Theodor masuk dan membawa minuman hangat untuknya.

"Apa sudah selesai?".

Elena menggeleng.

"Mungkin aku akan sedikit lembur. Beritahu Dorette untuk mengurus Shawn".

"Nyonya... tolong jaga kesehatanmu. Jika sesuatu terjadi padamu karena kelelahan, lalu siapa yang bisa diandalkan?".

"Pulanglah! Itu...urusanku!".

Tanpa memandang Theodor, Elena melanjutkan pekerjaannya. Dalam hatinya ia setuju dengan kata-kata Theodor, hanya saja ia tidak ingin terlihat lemah. Theodor keluar tanpa bicara apapun lagi.

Waktu menunjukan pukul 21.00 saat tubuh Elena tidak bisa bekerja sama lagi. Ia berdiri dan melepas sepatu heels-nya dan pergi ke jendela.

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now