Budi sudah tidak sabar lagi. Dia membantu Kaila memposisikan miliknya di lubang wanita itu.

"Pelan-pelan aja turunnya. Saya kira masih ada yang lecet di vagina kamu." Budi berkata dengan gamblangnya.

Membuat pipi Kaila merah dan wanita itu memalingkan muka ke samping. Setelah mendapatkan posisi yang nyaman, Kaila mulai menggerakkan pinggulnya.

Perlahan tapi pasti, dengan gerakan memutar yang dapat meningkatkan gairah. Budi meremas kedua payudara Kaila memberi rangsangan pada wanita itu.

Kaila mendongakkan kepala. Tangannya memegang kepala Budi yang sibuk menyusu di payudara kanannya. Satu tangan Budi berada di bokong sekal Kaila.

"Ahh, terushh pak. Ishep terush ahh." Kaila meremas pelan rambut Budi.

Gerakan pinggul mereka semakin cepat. Budi akan mendapatkan pelepasannya. Hal itu dirasakan Kaila saat penis Budi terasa menegang dan volumenya membesar.

"Ahh, saya hampir sampai pakh." Kaila mempercepat gerakan pinggulnya.

Keduanya menggelinjang hebat saat mendapatkan pelepasan bersamaan. Tubuh Kaila limbung di atas tubuh Budi.

Budi memeluk tubuh telanjang itu sembari mengatur napas nya yang memburu. Dia menciumi puncak kepala wanita itu yang menguarkan aroma segar dari rambutnya.

Kaila memejamkan mata di dada Budi. Dia sibuk menenangkan dirinya yang masih bergetar hebat akibat dari pelepasan tadi.

"Kamu udah beli pil penunda kehamilan Kaila?" Budi bertanya ditengah napasnya yang masih belum beraturan.

Kaila menggelengkan kepala. Dia belum terpikirkan tentang hal itu. Mungkin setelah keluar dari hotel ini baru dia akan mampir ke apotek.

"Nanti setelah check out kamu ke dokter langganan saya. Biar diantar ajudan saya." Budi memberi perintah mutlak.

Kaila hanya menganggukan kepalanya. Dia masih lemas dan sekarang malah merasakan milik Budi yang kembali menegang di dalam vaginanya.

"Shit! Saya tidak bisa berhenti Kaila." Budi membalikkan tubuh Kaila.

Dia memaju mundurkan pinggul wanita itu. Salah satu posisi favoritnya saat bersama Kaila adalah doggy style. Budi sangat suka melihat penampilan Kaila dari belakang.

Kaila berpegangan pada pinggiran bathub. Dia sudah tidak kuat lagi melayani Budi. Bahkan sekarang dia sudah squirt disaat Budi belum mencapai klimaks.

"Pakh, saya sudah tidak kuat lagi." Kaila akhirnya membuka suara.

"Saya janji ini terakhir permainan kita untuk hari ini." Budi mempercepat temponya.

Pria itu fokus pada tubuh Kaila agar segera mencapai klimaks. Dan akhirnya dia mendapatkan klimaks berbarengan dengan milik Kaila yang menjepit keras miliknya.

Keduanya mendesah dan bergetar. Kali ini Budi juga menjadi lemas seperti Kaila. Dia menarik tubuh Kaila untuk bersender pada bathub. Dan mereka berada di posisi itu cukup lama.

Hingga sekitar 10 menit berlalu akhirnya Budi membawa Kaila keluar dari bathub. Dia memandikan wanita itu dengan susah payah karena harus menahan hasrat yang terus menggebu.

Setelah selesai dia menggendong Kaila keluar. Budi tau Kaila kesulitan berjalan. Dan dia juga membantu Kaila mengenakan pakaiannya.

Makanan sudah tersaji di meja makan. Kaila jadi malu sendiri, tadi di kamar mandi dia sangat berisik. Tentu saja petugas pengantar makanan akan mendengar aktifitas mereka.

Selesai acara makan Budi mempersilakan Kaila pergi bersama ajudannya. Dia keluar lebih akhir daripada wanita itu. Karena Kaila harus mengunjungi dokter yang dia buat janji secara mendadak tadi saat makan bersama Kaila.

"Saya pamit dulu ya, pak. Terimakasih untuk semalam dan tadi pagi." Kaila berpamitan pada Budi.

"Hati-hati dijalan Kaila. Kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa menghubungi ajudan saya. Dan saya harap kamu tidak menolak jika saya ajak bertemu kembali." Budi memegang daun pintu untuk Kaila.

Kaila tersenyum dan mengangguk. Kemudian wanita itu melangkah keluar mengikuti sang ajudan. Dia pergi menggunakan mobil hitam yang semalam digunakannya.

Sampai di klinik dia segera bertemu dengan dokter. Kaila meminta dokter untuk memeriksa sekitar lubang vaginanya. Awalnya sang dokter sedikit kaget bagaimana Kaila bisa tahan dengan luka yang cukup lebar di vaginanya. Apalagi itu pertama kali baginya.

Walhasil sang dokter juga meresepkan salep untuk menyembuhkan luka tersebut. Dan untuk pil penunda kehamilan, Kaila disarankan meminumnya sebelum 3 hari after sex. Pil itu diberi dokter karena keadaan darurat.

Kaila sendiri memilih kontrasepsi suntik rutin setiap 3 bulan. Tetapi dia baru akan mulai melakukannya bulan depan. Jadi saran dokter agar Budi menggunakan kondom untuk pencegahan sementara ini untuk menjaga ketika Kaila lupa meminum pil nya.

Kaila menyetujui saran dokter. Dia akan meminta Budi untuk menggunakan pengaman saat bermain dengannya.

Kaila akui dia juga sudah kecanduan tubuh Budi. Jadi dia tidak merasakan sakit sekalipun menurut dokter lukanya cukup lebar.

Selesai dari klinik, Kaila diantar ke kos nya oleh ajudan Budi. Pria dengan setelan hitam itu juga memberikan 2 buah kartu. 1 kartu kredit dan 1 lagi kartu debit.

"Ini ada titipan dari bapak. Kartu kredit ini limitnya 10 juta. Untuk kartu Debit isi nya juga 10 juta. Nanti kalau habis akan terisi lagi secara automatis. Silahkan mbak gunakan untuk kebutuhan mbak." Ajudan itu menyodorkan kedua kartu tersebut.

Kaila menerima kartu tersebut. Dia tidak banyak bertanya. Salah satu tujuannya menggoda Budi juga memang untuk mendapatkan uang.

Setelahnya dia keluar dari mobil. Kemudian memasuki kamar kosnya yang terasa berantakan.

Saat akan membungkuk untuk mengganti sprei, Kaila merasakan nyeri di perut bagian bawahnya. Sakit itu terasa luar biasa. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk membaringkan tubuhnya terlentang di kasur.

Kaila kemudian merogoh isi tas nya. Dia meminum pil dari dokter sebelum terlambat. Di obat itu juga ada resep untuk anti nyeri.

Untuk beberapa saat wanita itu hanya terdiam di atas kasur. Dia merenungkan perbuatan nekatnya.

Semua yang dia lakukan adalah pilihannya sendiri. Sekarang dia benar-benar bebas dari kekangan iluminasi yang dibuat oleh anggota keluarganya. Dia sudah memiliki keberanian untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri.

Mulai sekarang Kaila berubah menjadi Kaila yang mampu mengendalikan dirinya sendiri!

Happy Reading!
Jangan lupa meninggalkan jejak vote dan komen ;)

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now