Itu seperti sugesti dan thomas mendapati dirinya dengan sadar menganggukkan kepalanya "Samuel" bisik Thomas
Samuel seperti Newt. Namun versi rapuhnya. Itu membuatnya ingin melindunginya. Alasan Tuhan membuat ia berada di tempat Stiles mungkin karena ini.
Stiles menyia-yiakan waktu bersama Samuel. Ketika Samuel menghilang dari nya ia baru sadar.
Waktu Stiles di putar ulang namun bukan jiwanya sendiri yang kembali tapi jiwa Thomas yang sedih ikut menempati tubuh stiles. Jiwa stiles terkunci di 'ruangan putih' itu. Thomas menggantikannya, Namun dia ada 'disana'.
Thomas diberikan kesempatan lagi untuk bertemu dengan Newt lagi dengan Versi Stiles dan Samuel. Itulah yang Thomas bisa pikirkan saat ini.
Thomas memutuskan untuk membantu Stiles, thomas sudah tidak peduli dimana ini, atau tempat apa ini, Thomas tidak peduli lagi karna setidaknya Newt disini, sehat, bebas dari flare dan yang terpenting Newt bahagia, walau agak pendiam. Itu saja sudah cukup. Walaupun dia tahu Itu adalah Samuel bukannya Newt. Walaupun Dia tahu yang dicintai Samuel adalah Stiles bukan dia—Thomas—.
Thomas menjadi sedikit serakah
To be continue...
Epilog
Kelas matematika nya terasa aneh pagi itu dan Stiles menduga-duga hal aneh apa lagi yang terjadi.
"apa yang terjadi? Kenapa kalian—" ucapan Stiles terpotong ketika Danny berkata dengan suara tak percaya
"kau tidak tahu? Kupikir kalian dekat!"
"siapa? "
"samuel. Samuel Emerson dia meninggal kemarin"
"a—apa? Kau tidak bercanda kan? " nada suaranya menyiratkan ketidakpercayaan mencoba untuk tersenyum pada Danny
"apa aku terlihat bercanda? Sam, dia anak yang baik. Walaupun anak-anak mengucilkannya hanya krna dia agak pendiam. Dan kupikir kalian sungguh dekat?kau bicara padanya hampir seminggu penuh stiles "
stiles terdiam, senyuman nya bahkan sepenuhnya menghilang dan melihat Danny dengan ekspresi tak percaya.
" setelah kelas biologi selesai kami akan mengikuti pemakamannya sore ini. Kau akan ikut kan Stiles? "
"kami akan ikut" itu adalah suara Scott karna Stiles hanya berdiam diri dengan ekspresi kosong.
.
.
.
.
Stiles hanya menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar ketika ia mulai memasuki area pemakaman. Matanya memandangi beberapa orang pelayat berpakaian hitam. Dia Berniat melangkah ketika terhenti oleh tangisan beberapa orang memasuki pendengarannya.
Kakinya terasa kaku dan bahunya agak bergetar namun saat itu akan menjadi berantakan seseorang menepuk pundaknya dan berseru "ayo pergi stiles" itu Lydia.
Mereka menghampiri kerumunan orang-orang berpakaian hitam disalah satu makam ketika melihat Danny ada disana.
Stiles menatap peti mati putih di depannya. Berpikir kenapa semuanya bisa terjadi? Kenapa Sam meninggal? Apa dia melakukan kesalahan? Kenapa semua orang suka sekali meninggalkan nya? Kenapa?
Pikirannya agak kacau namun ia bisa mengetahui sekarang adalah waktunya proses pemasukan peti jenazah ke dalam liang lahat.
Hatinya hancur berantakan, namun anehnya ia tidak menangis hanya menatap peti mati yang sudah hampir terkubur tanah kembali. Ia mendengar samar-samar tangisan.
Anak itu benar-benar sudah pergi, Pikirnya kosong.
Orang-orang mulai meninggalkan area pemakaman dan Stiles ditemani Scott dan beberapa anggota Pack(Liam, Allison, dan Lydia). Ketika matanya menatap batu nisan didepannya Stiles merasa sangat kosong. Dan mulai bertanya-tanya kenapa dia menjadi seperti ini? Mereka bahkan baru bicara selama seminggu terakhir, apa istimewanya itu?
Dia masih disana dengan pikirannya ketika ia mendengar suara seorang wanita "Apa kau stiles? "
Stiles menoleh, menatap wanita itu dan dua orang dibelakangnya. Wajah mereka senduh.
Orang Asia, pikir stiles.
Matanya menatap menelusuri ketiga orang itu. Dia seorang wanita parubaya berusia kisaran 50-an. Di samping kanannya berdiri seorang Pria parubaya yang seumuran dengan wanita itu dan disamping kanannya seorang anak laki-laki terlihat seumuran dengan Stiles.
"apa kau stiles stilinki? " tanya wanita itu lagi dan ketika Stiles menganggukkan kepalanya Perempuan itu langsung menggenggam tangan stiles erat lalu terisak.
Semua orang kebingungan tapi sambil berucap maaf oada stikes, pria parubaya itu menarik pelan sang wanita kemudian berlalu pergi.
Hanya tertinggal Anak laki-laki itu masih disana.
"maafkan ibuku dia—" pemuda itu menjeda sejenak "sangat mencintai Sam...dan kehilangan Sam memberikan kami terutama ibuku pukulan yang sangat berat"
Tak ada yang bicara. Pemuda itu seakan sadar, jadi dia mengulurkan tangan nya yang di terima oleh Stiles dengan ragu "aku Ki Hong. Saudara Samuel aku sangat ingin bertemu dengan mu"
...
YOU ARE READING
In Heaven 'My Home' • Newtmas
FanfictionKetika Thomas membuka mata ia berada di tempat yang paling tidak akan pernah menjadi kenyataan karna Newt ada di sana, sehat tanpa flare dan tempat itu seperti bumi 100 tahun yang lalu (setidaknya menurut dugaannya). ........ Buruk dalam membuat Pro...
Chapter 03 - Another You
Start from the beginning
