DTYT-Les yeux dans les yeux

6.8K 1.1K 488
                                    

Les yeux dans les yeux

To look at each other in the eyes



"Ikat kerjasama dengan keluarga-keluarga pebisnis besar di Indonesia. Itu yang perlu kalian ingat untuk kunjungan kalian kali ini ke Jakarta." Handjoko mengangguk. "Kita masih belum tahu apa langkah dari Raden Kacaya, Mar Harjuna, dan Pangeran Martaka kedepannya. Setahu saya, mereka masih belum bisa bilang setuju soal rencana yang kita ajukan kemarin ke Gusti Raja," tutur Jala, tangan kanan Gusti raja.

Pagi tadi, Handjoko mendapatkan pesan singkat dari Jala untuk menemuinya ke Gedung Kebesaran Pusat sebelum keberangkatannya ke Indonesia—Jakarta—beberapa jam lagi. Handjoko yang merupakan Konsultan Ekonomi untuk Kerajaan Daher Reu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Noesantara memang tinggal di Rumah Kebesaran—area di mana para bangsawan, petinggi, atau pekerja dengan level tinggi tinggal—yang berdekatan dengan Gedung Kebesaran Pusat tentu tidak merasa keberatan untuk menemui Jala di kantornya pagi-pagi sekali bersama koper yang ia tinggalkan di depan pintu ruangan Jala.

Jala mengembuskan asap rokoknya setelah dia membuka jendela, tahu sekali kalau lawan bicaranya—si Handjoko Hariwibawa—bukan penyuka rokok dan alergi dengan asap rokok dan pernah hampir menemui Tuhan saat bicara dengan Jala yang saat itu merokok di ruangan tertutup.

"Make sure you have positive news when you return from Jakarta, Han." Jala membuang wajahnya bersamaan dengan asap rokoknya yang dikeluarkan dari bibirnya.

Handjoko tidak langsung menjawab, dia bergerak menunduk untuk mengubrek duffel bag yang ada di bawah kursinya.

Di seberang meja, Jala memperhatikan Handjoko lekat-lekat. Pria berumur 40 tahun itu refleks mendengkus saat melihat kalau Handjoko membawa masker dan memasangkan ke wajahnya.

Setelahnya, pria berumur 38 tahun itu baru mengangguk. "I got it. Last night, Pangeran Martaka and I met to discuss the same topic. He said that we should have a positive outcome from my working trip to Jakarta, and I would try my best."

Jala mengangguk puas, dia percaya dengan kinerja Handjoko yang sudah 3 tahun ini menjabat sebagai Konsultan Ekonomi untuk Kerajaan Daher Reu dan track record-nya sudah tidak perlu ditanyakan lagi.

Kemajuan ekonomi di Daher Reu bisa dibilang melaju pesat saat kepemimpinan Yang Terhormat Prambadi Hariwibawa diturunkan ke Handjoko Hariwibawa, keduanya—ayah dan anak itu—punya kecakapan dan sering disebut jenius karena berhasil memuluskan beberapa kesekapatan ekonomi dengan negara lain yang dulunya sempat dipandang sebelah mata oleh masyarakat Daher Reu.

Tidak mudah untuk bertahan di posisi Handjoko sekarang dan juga tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan sebegitu besarnya—seperti yang didapatkan Handjoko—dari pihak Kerajaan Daher Reu.

Setelah berdiri sendiri dan memutuskan merdeka dari Indonesia, Daher Reu memang tidak serta merta tenang dan damai. Menganut sistem monarki sebagai sistem pemerintahan, Daher Reu yang saat itu dipimpin Gusti Raja Haribuwana mengalami beberapa krisis. Tidak sejalan dengan 'merdekanya' mereka dari Indonesia, Daher Reu dihadapkan banyak situasi sulit antara lain kerjasama dengan negara lain yang sulit ditembus, dan yang paling parah saat itu adalah perekonomian mereka sempat dihantam resesi selama bertahun-tahun sebelum Yang Terhormat Prambadi Hariwibawa ditugasi untuk mendampingi Gusti Raja Haribuwana dalam menangani perekonomian negara, menjadi Konsultan Ekonomi Kerajaan Daher Reu pertama dan menjadikannya sebagai satu-satunya orang yang mendapatkan gelar langsung dari Gustri Raja Haribuwana berkat pencapaian-pencapaian cemerlangnya itu.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Kde žijí příběhy. Začni objevovat