Zhyo terkena satu pukulan dari orang itu namun dengan cepat Gamael dan Sadam membantu.

"Ini bukan saatnya lo emosi Yo, liat tuh Jisa. Dia pingsan yo!." Sadam menenangkan Zhyo, hal itu membuat Zhyo tersadar dan langsung menoleh ke arah Jisa.

"Jisa!." Zhyo menghampiri Jisa yang tergeletak dilantai dengan dahi yang sepertinya tersayat sebuah benda tajam, memar di area mata serta pipi, dan juga beberapa memar karena tinjuan di perutnya. "PANGGIL AMBULAN ANJING, WOY JUNED KONTOL NGAPAIN LO DIEM AJA BANGSAT NONTONIN DISANA." Teriak Zhyo ketika melihat guru BK nya itu yang sepertinya speechless dengan apa yang terjadi.

"Aku udah manggil ambulan kak." Salah satu siswa mengangkat tangannya dan mengatakan dia sudah memanggil ambulan, disitu Juned tersadar ia langsung menelfon orang tua siswa yang terkait masalah ini.

Seumur hidup ini Zhyo tidak pernah menangis untuk orang lain kecuali keluarganya, tapi ini ia menangis seperti tidak ada hari esok. Mengabaikan sakit di pipinya yang terkena tonjok. Harusnya saat itu ia tidak mengikuti basket dan menemani Jisa saja.

"Gw gak bakal maafin lo Eriko sialan!."

Hening di ruang kepala sekolah, Zhyo duduk disana sambil ditawari untuk minum oleh wali kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hening di ruang kepala sekolah, Zhyo duduk disana sambil ditawari untuk minum oleh wali kelasnya. Tapi Zhyo tetap diam.

Jisa berhasil dibawa ke rumah sakit dengan ambulan, Eriko dengan keadaan yang lebih parah dari Jisa karena hasil di pukuli masal oleh Gamael dan Sadam itu juga dilarikan ke rumah sakit. Teman-teman Eriko di tahan diruang BK, dan sekarang Zhyo menunggu Emeli (mamih) datang ke ruangan kepala sekolah.

Sadam dan Gamael dipulangkan atas permintaan Zhyo, ia tidak ingin menyeret temannya lagi.

"Sebaiknya luka kamu diobat—."

"Diem." Zhyo menatap sinis ke arah guru BK nya itu, masa bodo ia guru atau apa. Tapi Zhyo sudah hilang respect.

"Nak Zhyo kamu gak boleh gitu, mau bagaimanapun dia tetap guru mu." Darya, kepala sekolah itu berucap lembut pada Zhyo.

"Saya udah muak liat nih guru satu."

Tidak lama Lia (Bunda Jisa) datang ke ruang kepala sekolah bersama Emeli, Lia datang sambil menangis dipelukan Emeli.

"Angkasa." Panggil Bunda lia.

"Bunda." Zhyo langsung masuk kedalam pelukan Lia saat wanita itu merentangkan tangannya. "Jisa gimana bun?."

"Jangan khawatirin Jisa sayang, kamu juga luka-luka." Lia mengelus pipi Zhyo yang terluka memar juga.

"Saya mau dengar gimana tanggapan bapak atas apa yang terjadi kepada anak saya serta Jisa." Emeli menghadap ke Darya.

Kepala sekolah itu menghela nafas dan menyuruh para orang tua tenang terlebih dahulu. "Ibu saya mohon tenang terlebih dahulu."

"GIMANA SAYA BISA TENANG SIH PAK? ANAK SAYA, JISA ANAK SAYA DI BULLY DAN BAPAK MASIH NYURUH SAYA TENANG?!." Lia berteriak histeris, Zhyo dengan cepat menenangkan Lia. "Pak Juned juga bagaimana?! Saya berulang kali menitip Jisa pada anda tapi ternyata anda tidak pernah mendengarkan ucapan saya? Kali keduanya kejadian seperti ini pada anak saya!."

Zhyo terkejut bukan main, kali keduanya?.

"YANG PERTAMA NENDRA SEKARANG JISA." Tangis Lia semakin pecah.

"Bisa ibu kasih alasan kenapa pak Juned yang disalahkan?." Ucap kepala sekolah.

"Saya saja yang ngomong. Pertama, saya sudah memberi tahu pada pak Juned tentang kecurigaan saya terhadap Jisa yang memiliki luka di sekujur tubuhnya namun pak Juned tidak menghiraukan hal tersebut. Kedua, pak Juned mengatakan bahwa ia akan menemui Jisa dan membicarakan masalah ini namun setelah saya tanya pada Jisa dia tidak mendapatkan panggilan apapun dari pak Juned. Dan terakhir, saat terjadi perkelahian sejak awal pak Juned berada disana namun ia sama sekali tidak melakukan apapun." Zhyo menunjuk-nunjuk Juned dengan emosi.

Lia yang mendengar itu semakin histeris.

"Sekarang sekolah mau tanggung jawab gimana? Keluarga Darmawan dan keluarga Angkasa adalah salah satu anak donatur paling banyak disini, tapi sepertinya hal itu dianggap remeh oleh sekolah ya. Benar begitu?." Kali ini Emeli yang berbicara.

"Kami akan bertanggung jawab penuh pada biaya rumah sakit nak Jisa, serta drop outny Sandi, Diego, dan Mike (teman-teman Eriko), dan pengeluaran Eriko dari team basket sekolah." Ucap sang kepala sekolah.

"Saya belum puas, seharusnya pak Juned juga dipecat!." Zhyo menunjuk ke arah guru BK tersebut.

"Hal itu akan kami omongin kembali."

"Saya jadi curiga kalo pak Juned ada main belakang sama orang tua siswa Eriko." Emeli melirik Juned dengan wajah tidak suka. "Kalau begitu kami pamit terlebih dahulu karena anak saya terluka dan kami harus memastikan kondisi Jisa dirumah sakit, tolong infokan ke saya kapan masalah ini di bahas lagi."

Eriko ngelakuin pure karena memang dia gak jelas saja, terus dia suka ngambilin duit-duit dari siswa lain, emang merasa paling superior, dan sok jago padahal segeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Eriko ngelakuin pure karena memang dia gak jelas saja, terus dia suka ngambilin duit-duit dari siswa lain, emang merasa paling superior, dan sok jago padahal segeng.

Eriko ber-4 ngebully Jisa sendiri, mana bisa Jisa menang 😔.

Nah pas Zhyo datang itu kan ada Sadam dan Gamael yang nyingkirin temen-temen Eriko, dan Zhyo fokusnya sama eriko doang.

MY FIANCE||JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang