III

297 18 2
                                    


"papahhh," gadis mungil yang masih berusia 8 tahun, melangkah turun dari tangga rumahnya, mencari keberadaan sang ayah yang entah ada dimana.

Gadis itu terus mencari keberadaan sang ayah, sampai akhirnya ia melihat bahwa sang ayah sedang berada di taman belakang rumah milik mereka.

Dengan terburu-buru gadis itu menghampiri ayahnya yang sedang menyirami bunga di taman itu. Karena sang ibu yang sangat menyukai bunga, mengakibatkan banyak sekali bunga dengan jenis yang berbeda-beda disana. Namum, tetap saja yang menyirami bunga itu adalah sang ayah.

"papahhh." Sembari terus menarik ujung baju milik ayahnya, gadis itu mulai kesal karena sang ayah tak mendengar panggilannya sedari tadi.

Merasa ujung bajunya ditarik, akhirnya sang ayah berhenti menyirami bunga-bunga disana, ia mengalihkan perhatiannya kepada sang gadis yang sudah memasang wajah cemberut kepadanya.

"Kenapa sayang?" Sang ayah berlutut didepan gadis manis miliknya, dengan cepat gadis itu bersikap dada dan mengalihkan wajahnya ke arah samping. Seolah-olah dirinya sedang marah kepada sang ayah.

"Kemarin papah janji bakal ceritain dongeng buat Reyana!" Keluh gadis itu dengan posisi yang masih tetap.

Sang ayah hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah sang gadisnya itu, dengan perlahan ia menggendong Reyana, dengan tujuan agar rasa kesal gadisnya menghilang.

"Maaf maaf, papah lupa." sang ayah memegangi telinganya, seolah-olah sedang menjewer dirinya sendiri. Reyana yang mulai memperhatikan ayahnya sejak digendong, akhirnya luluh.

"Gapapa, tapi papah harus tetep ceritain dongeng buat Reyana, sekarang!" dengan penekanan diakhir kalimatnya. Sang ayah tersenyum, lalu menghentikan jeweran pada dirinya sendiri dan mulai berjalan menuju arah ayunan yang memang ada di taman itu.

"Boleh, tapi papah belum ada dongeng terbaru. Gimana kalo papah ceritain sejarah keluarga papah?" Reyana menatap sang ayah dengan tatapan bingung, sedangkan sang ayah mulai tertawa karna ia baru sadar bahwa anaknya ini belum mengerti apa itu sejarah.

"Sejarah itu hal yang benar-benar terjadi, sedangkan dongeng itu ga beneran terjadi. Sayang," jelas sang ayah, Reyana yang memang dikenal sebagai gadis yang pintar tentu mengerti, apalagi dia sudah belajar beberapa hal melalui buku, sungguh gadis yang rajin bukan? mirip seperti kakeknya.

"Jadi Reyana mau?" tanya sang ayah sekali lagi, memastikan bahwa sang gadis benar-benar ingin mendengarkan cerita ini.

"MAUUUU." Reyana memasang wajah antusiasnya, terlihat sangat bersemangat. Ditambah dengan mata yang berbinar-binar khas miliknya.

















- throwback to 1153's on -

Disebuah perkebunan, terlihat para pekerja yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, mereka sangat teliti dalam merawat pohon anggur yang sudah terlihat buahnya. ini adalah salah satu perkebunan terbesar di dunia, yang menghasilkan berbagai jenis anggur berbeda dalam jumlah yang besar.

Terlihat juga seorang laki-laki remaja yang bergabung dalam pekerjaan itu, ia terlihat lebih semangat dari pekerja lain. Mungkin karna efek usia yang tergolong muda? karna ia baru berusia 10 tahun.

Dengan parasnya yang tampan, mata berwarna hijau muda, kulit sawo matang, rambut sedikit ikal, model rambut comma hair dengan belahan di bagian tengah, tinggi sekitar 131.

Pakaiannya juga sangat sederhana, bahkan disaat seperti ini pada janda desa siap menjadi istri saat anak laki-laki ini dewasa. Begitulah kira-kira gosip yang beredar.

Dunia Kala ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang