"Boleh, mau kamu apakan visual saya?" Budi menjawab ditengah fokusnya membaca dokumen.

Kaila terkejut. Budi memberinya izin. Apakah karena Budi merasa tidak enak karena Kaila adalah orangnya pak Singgih. Dimana pak Singgih sendiri wakil ketua Komisi IV DPR RI. Tentu dalam 1 komisi mereka akan selalu bekerjasama.

"Buat teman tidur saya. Saya suka banget liatin foto bapak sebelum tidur." Kaila menggoda Budi.

"Teman tidur? Kenapa hanya foto?" Budi menaikkan satu alisnya menatap Kaila.

"Ya kan nggak mungkin visual bapak yang asli jadi teman tidur saya." Kaila menaikkan kedua alisnya.

"Mau nggak nyobain saya? Visual asli saya jadi teman tidur kamu?" Budi sudah menutup dokumen yang telah ditandatangani.

"Bapak yakin? Saya sih nggak keberatan. Malah seneng, tapi saya maunya di kempinsky ya pak!" Kaila mengendikkan bahunya.

"Kalau begitu kamu segera bersiap, saya tunggu di tempat parkir. Mobil saya parkir di B2." Budi memberikan dokumen yang telah selesai dicek dan ditandatangani pada Kaila.

"Baik, pak. Kita keluar dari sini semobil, pak?" Kirana mengambil dokumen dari meja Budi.

"Nggak, nanti kamu akan diantar duluan sama ajudan saya ke hotel. Saya masih harus menyelesaikan beberapa urusan." Budi membuka laptopnya.

"Jadi, check in nya pakai ktp saya pak?" Kirana berdiri tepat di hadapan Budi.

Matanya bertemu dengan mata teduh Budi. Hanya meja yang menjadi jarak keduanya. Tatapan keduanya seakan saling menantang siapa yang akan kuat hingga akhir.

"Tidak, nanti semuanya sudah disiapkan ajudan saya. Kamu tinggal mengikuti arahan mereka saja." Budi meletakkan tangannya dibawah dagu.

"Eum, oke. Kalau gitu saya tunggu di hotel sampai jam 10 malam ya, pak? Kalau lebih dari jam 10 saya anggap bapak tidak pernah datang." Kaila menggigit bibirnya takut.

"Yaa, saya akan datang sebelum jam 10 malam." Budi masih memandang Kaila.

Kaila sedikit salah tingkah dipandang seperti itu oleh Budi. Dia kemudian berpamitan dan segera pergi meninggalkan ruangan Budi.

Kaila telah siap untuk pulang. Saat ini dia sedang berada di lift yang membawanya menuju tempat parkir di lantai B2. Keluar dari lift dirinya sudah disambut oleh 2 ajudan yang kemudian mengarahkannya menuju mobil fortuner hitam.

Mobil itu melaju dengan cepat. Sepanjang perjalanan jantung Kaila terus berdetak kencang. Dia benar-benar menjadi wanita gila yang nekat. Bahkan dia tidak menyangka Budi akan semudah itu mengiyakan permintaannya.

Sampai di hotel Kaila langsung dibawa para ajudan Budi menuju salah satu kamar tipe executive grand deluxe yang telah dipesan. Dia terpesona dengan kemewahan interior kamar Hotel Indonesia Kempinsky. Entah berapa juta yang dihabiskan Budi untuk menyewa kamar tersebut.

Kaila mendudukkan dirinya di sofa yang terletak di samping ranjang berukuran besar. Ajudan Budi sudah meninggalkannya setelah memberi kunci kamar padanya.

Kaila berdiri dari duduknya, dia mengambil sebuah paper bag yang terletak di atas kasur. Dia tau brand itu adalah salah satu brand yang menjual pakaian dalam. Dan setelah melihat isinya, Kaila tidak habis pikir dengan kesiapan Budi.

Bahkan untuk outfit saja pria itu sudah menyiapkannya. Kaila jadi berpikir sudah berapa banyak wanita yang ditiduri oleh pria itu.

Kaila mengambil gaun tidur dari dalam paper bag tersebut. Dia memasuki kamar mandi dan mengganti pakaiannya.

Setelah berganti pakaian dia berkaca di kaca besar yang ada di powder room. Dia menyaksikan penampilannya yang sangat seksi menggunakan lingerie berawarna hitam dengan ditutupi oleh kimono tipis. Sungguh dia tidak pernah menggunakan pakaian seminim itu.

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now