Chapter 3

4 0 0
                                    

Kegiatan wajib di hari Senin telah selesai dilakukan sekarang adalah waktu istraha sebelum mapel jam pertama dimulai, hari ini Kasera menemui Serio di gedung belakang sekolah

"Ini"sebuah topeng silikon dengan beberapa bercak merah berada di genggaman tangan Kasera

"Lagi?"gumamnya, Serio menghela nafasnya

"Aku menemukannya di depan X.IT 2"lanjut Kasera

"Hahh,simpan sebagai barang bukti. Mungkin disitu terdapat petunjuk"ucap Serio sebelum meninggalkan Kasera

Tanpa mereka ketahui dibalik pohon yang berada tak jauh dari tempat mereka seseorang tengah tersenyum evil, sebelum kembali memejamkan matanya menikmati semilir angin dan melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda

Bell berbunyi pertanda pelajaran akan dimulai, belum memasuki kelas teriakan seorang siswa menggemparkan sekolah ketika sebuah tubuh tergantung dalam keadaan kaku di lantai paling atas gedung kelas 3

Bergerak dengan cepat  seorang siswa dengan name tag Anggara Vivel.K menelpon polisi dan pihak rumah sakit, siswa dibubarkan sebelum kedatangan pihak berwajib dengan tujuan mempermudah evakuasi korban

Tak sampai 30 menit sirini mobil polisi memasuki halaman sekolah, tak butuh waktu lama evakuasi korban telah selesai korban dilarikan menuju salah satu rumah sakit untuk mengetahui identitas dan penyebab kematian korban melalui hasil forensik

Beberapa anggota OSIS, ANPASSEN, dan guru mengikuti polisi menuju rumah sakit sebagai perwakilan sekolah

Setelah sampai mereka menuju salah satu ruangan dilantai empat puluh lima guna menunggu hasil forensik, selang empat jam kemudian menurut dokter korban dipastikan berjenis kelamin perempuan

Mendengar hal tersebut, anggota OSIS dan dua orang guru terdiam dengan wajah tegang

Satu nama yang terlintas di fikiran mereka yaitu Ensira Elgira Dashein, dan setelah menunggu sekitar tiga puluh lima menit sesuai tebakan korban ternyata adalah Ensira

Sedangkan untuk penyebab kematiannya diduga korban dibunuh dengan cara di hantamkan benda tumpul dibagian belakang kepalanya sebanyak lima kali, dan ada beberapa luka menganga dilengan, paha, dan perut korban serta terdapat luka tusukan di bagian leher dan diduga memutus pita suara serta terdapat sebuah memar dibagian punggung yang diperkiran luasnya sekitar 40 cm

Dari arah depan lorong terdengar suara gema kaki secara beruntun, tak lama terlihat dua orang paruh baya berbeda gender tengah berlari menuju kearah mereka dengan sang wanita yang sesekali mengusap air mata yang mengalir keluar

"Mana putriku?"pertanyaan wanita tadi tak mampu dijawab, melihat kondisinya yang acak-acakan

"JAWABB, DIMANA PUTRIKU. HIKSSS, HIKSSS"bentakan yang berasal dari ibu Ensira mengalihkan perhatian William

Mau tak mau pertanyaan tersebut harus dijawab, dan dengan langkah pasti William mendekati ibu Ensira kemudian memeluk tubuhnya sambil mengatakan apa yang terjadi kepada sepupunya itu

"Aunty, tenang okey tenang yahh. Will jelasin tapi tarik nafas dulu"ujarnya sambil mengusap bahu wanita tadi

"Will, Enzi hikss hikss"racaunya didekapan keponakannya

"Aunty, sabar Will gak bisa apa-apa. Saat ini pihak sekolah juga lagi nyari tau apa dan penyebab kemati Enzi dan hilangnya Mikey, jadi aunty harus sabar okey"jelasnya, yang kemudian menatap pamannya

Mengerti kode tersebut sang paman berlalu menjauh mengikuti dokter untuk mengetahui spesifikasi kematian putri semata wayangnya

"Will, aunty mau liat Enzi. Boleh"ucapnya lemah, rasanya tubuhnya tidak memiliki tulang dan tenaga setelah mengetahui putri semata wayangnya telah tiada

Garuda High SchollWhere stories live. Discover now