BAB 33

714 13 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Di sebuah tempat, bunga-bunga, pepohonan dan batu batuan tertata rapi. Angin terus meniup udara yang segar. Seorang lelaki berinisial F sedang duduk, dan menikmati pemandangan di sana. Lalu ia memotret pemandangan yang ada di depannya di bawah langit biru yang cerah.

Kemudian ketika di tengah tengah sedang memotret, ia tak sengaja melihat Wanita cantik yang tertutup oleh niqab, di sampingnya juga terdapat seorang lelaki.

Melihat itu mengingatkannya kepada istrinya. "Lihat, bukankah itu semua indah?" kata seorang lelaki itu dengan tersenyum.

Perempuan itu mengangguk dengan tersenyum manis. "Kak, tolong foto aku ya," pintanya. Pria itu memotretnya, kemudian mereka foto bersama.

Fahri terus melihat yang sedang mereka lakukan, sehingga ketika gadis itu melihat ke depan, Ia menatap Fahri dengan sedikit syok tetapi ia berusaha tenang agar Fahri tidak mengenalinya.

"Tunggu, mata itu?"

"Matanya sangat cantik seperti Nabila
azzahra putri."

"Apakah itu Nabila?" Matanya melebar, ia di ambang kebingungan.

Meskipun Nabila memakai cadar ataupun niqab, tetapi ia  tentu bisa mengenalinya. Mata wanita itu persis seperti milik mata istrinya.

Agar waktu tidak terlambat ia segera mendekati perempuan itu. "Na-nabila...," lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca. Nabila melihat ke arahnya ia diam dan tak berbicara apa apa.

Agam baru menyadari hal itu sehingga ia segera menghampiri adiknya. "Fahri," ucapnya.

"Hah? ka-kamu... apa kamu kakaknya Nabila?"

"Untuk apa anda ke sini?" tanya Agam dingin.

"Aku pergi ke sini berniat untuk mencari istriku," jawabnya cepat.

"Dengan semua apa yang anda telah lakukan kepadanya, dan dengan mudahnya anda ingin membawa adik saya pergi?"

"Saya tidak mengizinkan anda membawa pergi Adik Saya!" putusnya.

"Anda tahu? gara-gara perbuatanmu membuat Adik Saya jadi seperti ini."

"Ngapain Anda jauh jauh ke Australia mencari Adik saya?"

"Mending anda segera pergi dari sini, dan nanti saya akan membantu mengurus surat perceraiannya."

"Saya tidak ingin adik saya menderita lagi."

Agam berusaha membawa Nabila pergi dari tempat ini, Ia mengambil lengan adiknya lalu berkata, "Bil, kita harus pergi dari sini," ucapnya.

Namun Perempuan itu diam dan mengikuti perintah sang Kakak. Melihat itu air mata bercucuran begitu saja, dengan cepat ia menyentuh dan menggenggam lengan perempuan itu.

"Tunggu!"

Sontak Nabila melihat ke arah lelaki yang sedang menahannya. Mata mereka bertemu, ia tak sanggup melihat wajah lelaki itu, karna ia takut dirinya tidak bisa melupakannya.

Lelaki itu menyentuh kakinya, dia menahannya untuk tidak pergi terlebih dahulu.

Dia menangis tersedu-sedu.
"Bila...A- aku mohon, maafkan aku, aku sadar aku melakukan kesalahan yang sangat besar."

"Apa kita tidak bisa memperbaiki dan kembali bersama lagi?"

"Aku mohon maaf kan aku." Tak di sangka ternyata Fahri bisa menangis, ia bahkan menangis tersedu-sedu, membuatnya susah bicara.

"GAK, SAYA TIDAK MENGIZINKANMU UNTUK BERTEMU LAGI DENGAN ADIK SAYA!" Agam menegaskan ucapannya.

Lalu Agam melepaskan tangan Fahri dari Nabila.
"SAMPAI KAPAN PUN, SAYA TIDAK AKAN MENYERAHKAN ADIK SAYA BEGITU SAJA KEPADA MU!!"

"Dan jangan pernah menemuinya lagi."

"Tapi kenapa? Aku mohon bang, tolong beri tahu aku, aku sudah berubah, jadi aku ingin istriku kembali lagi."

"Mana mungkin orang seperti mu berubah dengan secepat itu, kamu bisa berubah dengan memerlukan waktu yang lama."

"Oh satu lagi, semua masalah itu semua karna mu."

"Adik saya seperti ini, penyebabnya adalah kamu."

"Ingat itu!"

Lalu Agam menarik tangannya, kemudian ia membawa Nabila pergi.

***

Fahri terus menatap semuanya dengan kosong, lalu hujan turun begitu saja, membasahi pakaian juga badannya.

"Anda tahu? gara-gara perbuatanmu membuat Adik Saya jadi seperti ini."

"Ngapain Anda jauh jauh ke Australia mencari Adik saya?"

"Mending anda segera pergi dari sini, dan nanti saya akan membantu mengurus surat perceraiannya."

"Saya tidak ingin adik saya menderita lagi."

Ucapan yang di lontarkan Kakak iparnya terus terngiang-ngiang di benaknya.

"FAHRI PAPA KECEWA SAMA KAMU NAK."

"DENGAN SIKAP KAMU SEPERTI ITU JUGA SUDAH MEMPERMALUKAN PAPA."

"Sekarang kamu pergi dari sini!"

"Saya membencimu Fahri."

"Kamu jangan pernah masuk ke rumah ini dan berharap akan bertemu dengan ibumu, jika belum menemukan istrimu itu."

Dia menangis lagi, 'mah.. andaikan kalo Fahri ga protes tentang perjodohan ini, pasti masalahnya gak akan sebesar ini.'

"Sekarang menjalani hidup, tanpa dukungan dari orang lain, membuatku ingin menyerah."

"Sekarang aku benar benar terluka."

"Tetapi luka ini tidak seberapa, dari orang orang yang telah aku sakiti."

"Maafkan aku."

"Sekarang aku tidak tau harus berbuat apa apa lagi."

"Rasanya aku ingin menyerah, aku merindukan ibuku, tetapi aku juga harus membawa istriku kembali kepada ku."

______________________________________

Haii, jangan lupa vote dan komennya yaa!

Menurut kalian kira kira apakah fahri itu benar benar berubah? Atau hanya ucapan semata?

Jawab di komen yaa😉

Sekian, mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan, karna aku penuli pemula jadi mohon di beri sarannya.

Terima kasih semuanya😘😊

DI JODOHKAN DENGAN WANITA BERCADAR Where stories live. Discover now