🔞 chapter 10. 🔞

Start from the beginning
                                    

"Angh emm engh pak dokter shh hah" Gilang hanya bisa memanggil Rizal, kenikmatan membuatnya tidak bisa berpikir.

Rizal suka dengan ekspresi yang Gilang tampilkan, meski malu-malu tubuh Gilang menikmati servis yang Rizal berikan. Penis Gilang semakin besar dan keras di mulutnya, Rizal mengeluarkannya dan beralih ke luang Gilang dan mulai menjilat sekelilingnya.

"Pak dokter jangan itu angh emm" Gilang tidak bisa melanjutkan kalimatnya, rasa nikmat menguasai tubuhnya.

Penisnya di kocok kuat dan lubangnya di jilat memberikan sensasi yang tidak bisa Gilang deskripsi kan, ini pertama kalinya dia merasakan sensasi seperti geli bercampur dengan gatal di lubangnya.

"Gilang kulum ini" Rizal menyodorkan jarinya untuk di kulum, karena tidak ada pelumas hanya itu yang bisa dilakukan agar tidak terlalu menyakitkan.

Gilang mengulum jari Rizal, awalnya dua jari kini bertambah jadi tiga. Wajahnya yang sayu dengan pipi yang mengembung karena terisi jarinya membuat Gilang benar-benar tampak seksi di mata Rizal.

"Sudah cukup" Rizal menarik jarinya dan meninggalkan benang saliva.

Gilang mengerutkan keningnya saat merasakan lubang analnya di elus dan merasakan ada sesuatu yang mencoba masuk. "Akhh pak dokter sakit" Rasanya tidak nyaman karena terasa panas dan perih.

"Tahan okay, tetap bernafas dengan benar dan rileks" Rizal mengecup bibir Gilang lalu beralih ke leher putih Gilang.

Rizal mengerakkan jarinya perlahan sambil memberikan kecupan di seluruh tubuh Gilang agar rileks, selain itu bibirnya bergerak melumat puting Gilang yang sudah menegang.

"Engh pak dokter ahh ahh rasanya aneh" Gilang merasa aneh dengan yang dilakukan Rizal pada luangnya.

Rasa pedih dan panas itu masih ada tapi tidak seperti awal sekarang rasa nikmat dan geli juga dirasakan, apalagi saat ujung jarinya tidak sengaja mengenai satu titik yang membuatnya benar-benar keenakan.

Rizal yang melihat Gilang mulai merasakan nikmat menyeringai, satu jari ditambahkan lagi dan gerakannya semakin cepat membuat Gilang makin bergerak lasak karena kenikmatan.

"Ahh agh pak dokter hah ahh ahh" Gilang ingin merapatkan kakunya karena rasa nikmat yang dirasakan tapi tidak bisa, Rizal menahan kakinya agar tetap mengangkang.

Gilang melengkungkan punggungnya saat Rizal terus menekan titik nikmatnya, rasanya penisnya akan mengeluarkan muatannya reflek Gilang mengulurkan tangannya untuk mengocok penisnya agar cepat keluar.

"Pak dokter ahhh ahh mau keluar" Gilang berusaha untuk meraih penisnya tapi tangannya justru di tahan Rizal.

"Saya akan buat kamu keluar tanpa harus menyentuh penis imut ini" Rizal ingin Gilang keluar hanya dengan jarinya dan penisnya mungkin.

Rizal menambahkan jarinya jadi tiga membuat gerakan menggunting agar lubang sempit ini lebih lebar dan bisa membuat penisnya mudah masuk. Gilang masih perawan jadi penetrasinya harus benar agar tidak terlalu sakit, apalagi ukuran penisnya yang lumayan besar pasti akan menyakitkan saat pertama kali.

"Pak dokter mau keluar agh ahh ahh ahh hah" Gilang mengeluarkan muatannya dan langsung terbaring lemas, sperma mengotori baju yang masih Gilang kenakan.

Rizal memang sengaja membuat Gilang setengah telanjang, baginya Gilang terlihat seksi dengan pakaian yang berantakan sambil mendesah kan namanya.

"Kamu masih kuat atau tidak, jika tidak istirahat dulu nanti baru saya masuk" Meski mengatakan jika istirahat jari Rizal masih terus bergerak pelan di lubang Gilang.

"Pak dokter keluarin dulu rasanya mau keluar lagi" Karena masih sensitif setelah pelepasan Gilang jadi mudah terangsang.

"Saya rasa kamu masih bisa lanjut jadi saya langsung ke intinya saja ya" Rizal mengeluarkan jarinya, mengocok penisnya agar tegang sempurna lalu perlahan memasukannya ke lubang perawan Gilang.

"Pak dokter sakit" Gilang menahan pinggang Rizal, rasanya menyakitkan saat kepala penisnya masuk, Gilang bisa merasakan lubangnya terbelah perlahan.

"Tahan sebentar ya, kamu bisa cakar punggung saya" Rizal menunduk memberikan ciuman dalam, tangannya tidak tinggal diam memilin dan menarik puting Gilang.

Saat berhasil masuk Rizal tidak langsung mengerakkan tapi mengunggu lubang Gilang beradaptasi dengan ukurannya, setelah merasa jika bisa bergerak dengan mudah. Rizal mulai bergerak pelan yang semakin lama semakin cepat dan dalam hentakannya.

"Ahh ahh ahh pak dokter angh emm engh" Gilang kewalahan dengan gerakan Rizal, tubuhnya tersentak-sentak ke atas tangan Rizal berada di atas kepalanya entah untuk apa.

Gerakan yang semakin cepat membuat Gilang terus mendesah nikmat bahkan berteriak saat penis Rizal masuk terlalu dalam dan menekan titik nikmatnya. Gilang merasa jika malam ini benar-benar liar dan gila, dokter Rizal yang kalem ternyata brutal untuk urusan bercinta.

Gilang di buat lemas tidak berdaya karenanya, malam ini mereka habiskan dengan beberapa ronde. Rizal baru berhenti saat Gilang menangis memohon untuk berhenti karena sudah tidak sanggup lagi. Tubuhnya lemas, kakinya gemetaran belum lagi putingnya yang perih karena lecet.

###

TBC

udah sampai disini aja adegan dewasa nya Yaya udah gak bisa mikir lagi 😭😭😭

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now