"Mohon maaf menyela Yang Mulia, kasus pengedaran obat dan kasus keguguran sebelumnya sudah menjamur di Kerajaan kita. Dan ada rumor yang mengatakan bahwa ada keterlibatan dari pihak kerajaan. Dampaknya, banyak wanita dan calon janin meninggal. Bahkan, sebagian dari mereka takut untuk hamil lagi." Papar Ksatria dengan nadanya yang tegas.

Ricard tertegun, ia baru menyadari bahwa Kerajaannya tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. "Segera persiapkan pasukan, kirim ke perbatasan. Dan jangan lupa untuk menyiapkan pasukan untuk menjaga istana. Aku memiliki firasat bahwa istana akan di serang!" Perintah Ricard.

"Baik, Yang Mulia!" Jawab Ksatria kemudian pergi meninggalkan Ricard dan Salsabila.

"Sepertinya keadaan menjadi sangat genting." Sahut Salsabila setelah mendengar pembicaraan antara Ricard dan Ksatria.

"Kau masuk lah ke kamar. Aku akan membereskan kekacauan ini!" Perintah Ricard. Salsabila mengangguk dan segera beranjak menuju ruang pribadi Raja Ricard.

Ricard mencari keberadaan Ibunya. Ia ingin memastikan sesuatu. Langkah tegasnya menelusuri setiap sudut istana, mencari sosok wanita dengan mahkota kebesarannya. Kedua netra biru Ricard menangkap siluet tubuh Ratu Julie, ia segera mendatangi Ibunya tersebut.

Ratu Julie duduk di singhasananya, ia memanggil seluruh pelayan dan pengawal yang berjaga di istana tempat Nathalia di kurung. Karena para pelayan dan pengawal sudah mengetahui alasan kenapa mereka di panggil. Maka, sebagian dari mereka bersujud memohon ampun kepada Ratu Julie akibat lalai dalam bertugas.

"Bagaimana bisa Nona Nathalia menghilang dan Nona Salsabila yang menggantikannya?" Tanya Ratu Julie menahan amarah. "Apakah kalian semua membiarkan Nona Nathalia pergi dan lebih memilih mendandani wanita itu?" Sambungnya.

Pelayan wanita yang setiap detik menemani Nathalia berlutut, kedua matanya sudah basah akibat menangis karena takut mendapat hukuman "Mohon maaf, Ratu. Kami semua berani bersumpah atas nama Dewi Keabadian kalau kami memang betul-betul mendandani serta mempersiapkan Nona Nathalia."

"Setelah semua selesai. Duke Aaron pun datang menjemput Nona Nathalia. Saat akan meninggalkan ruangan memang kami di cegah dan di perintahkan untuk meninggalkan ruangan terlebih dahulu. Tapi, kami yakin kalau saat itu Nona Nathalia dan Tuan Duke Aaron masih berada di sana meskipun lama. Kami tidak ingin menganggu. Oleh karena itu, kami memantau dari jauh. Kami semua tahu bahwa Nona Nathalia melepas rindu kepada Tuan Duke Aaron." Lanjutnya lagi.

"Kami juga melihat Duke Aaron dan Nona Nathalia berjalan beriringan menuju Altar Istana dengan melewati lorong tempat kami berjaga." Tambah pengawal lainnya.

Ratu Julie memijit pangkal hidungnya "Lalu, bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?" Ucapnya dengan nada tinggi.

Smith datang menghampiri Ratu Julie "Tenanglah, Aku yakin mereka belum jauh dari istana ini." Jawabnya. "Lagipula, apa ada yang salah Raja Ricard menikah dengan putriku? Meskipun, Salsabila memang putri angkatku. Tapi, dia itu gadis yang lemah lembut dan sangat pintar." Papar Smith sedikit tidak terima karena Ratu Julie merasa kesal karena gagal menikahkan Nona Nathalia dan Ricard.

Ratu Julie menatap tajam Smith, "Aku berusaha menatanya sesuai petunjuk dari memori Ratu Julie. Jika semua tak sesuai rencana, maka aku juga tidak akan bisa kembali. Dan lebih tragisnya, kau sendiri tidak akan bertemu kembali dengan wanita pujaan hatimu, tentunya dengan jiwa aslinya." Jawab Ratu Julie dengan nada kesalnya.

Smith menghela nafas panjang. "Aku tak pernah mempermasalahkan semua itu. Entah kamu jiwa asli Julie atau jiwa asing yang tersasar di tubuh Julie. Semua itu aku tidak mempermasalahkannya, karena itu sudah garis takdir untuk Julie dan juga untukmu. Tuan Sandiano."

Kedua mata Ratu Julie membola, "Jangan gila kamu! Ingat aku ini laki-laki. Jiwaku laki-laki!"

Smith tertawa "Berkali-kali kamu menyatakan jiwamu adalah jiwa seorang laki-laki. Hal itu tidak akan membuat perasaanku terkikis. Aku akan tetap menyukai wanita yang ada di depan mataku ini."

Ratu Julie mematung, tubuhnya merinding dan perutnya mulai mulas. "Kau sudah gila!" Ucapnya beralih membelakangi Smith.

Lirikan tajam Ratu Julie menatap Smith yang masih tersenyum miring kepadanya. "Smith! Perintahkan seluruh pengawal istana untuk mencari keberadaan mereka di istana ini. Aku yakin mereka belum sepenuhnya pergi dari tempat ini, mengingat gaun serupa yang di pakai Salsabila nampak sangat berat dan sedikit rumit saat memakainya! Aku ingin memberi hukuman pada Nathalia yang telah berani melawan perintah seorang Ratu!" Ujarnya. "Dan bereskan kekacauan ini, segera kirim bala bantuan menuju perbatasan." Sambungnya dengan nada tegas.

"Baiklah, aku mengerti!" Jawab Smith.

"Ibu!" Panggil Ricard yang sukses membuat kedua bola mata Ratu Julie melebar sempurna.

🌹🌹🌹

Maaf yah lama tidak up...
Karena aku sekeluarga jatuh sakit semua gara-gara tertular saudara dari suami..
😵‍💫😵‍💫

Flu berat wee belum sembuh2 ini, mau nerusin ngetik cerita kok ya ambrul adul hasilnya gak karu2an.. Pusing kepala sama blank ide..

Flashback diatas aku tambahin sedikit, soalnya chapter kemaren ada yg belum ngerti gimana nukarnya.. Intinya si Ace punya kekuatan Sihir yang bisa teleportasi sama merubah rupa, ia menggunakan keahliannya itu untuk menukar si caten.. Beda sama si Thalia yang hanya bisa adu otot doang.. Ace bener-bener sempurna kalau di mata Author mah.. Wkwkwk..

Kebetulan pula nih, si Ayah Nathalia ini narik semua pasukan perbatasan, jadi si Ace mgambil keuntungan dengan nikah di istananya sendiri yang sepi penjagaan istana, makanya kagak ketahuan catennya di tukar.. Di pikir mustahil ya ini cerita.. Meski pun dikatain halu kan uda di jabarin kenapa istana pangeran kedua sepi penjagaan.. "Toh, pangeran haram ngapain sih di jaga terlalu ketat!" mikirnya si Julie kan begitu.

Aku libur nulis dulu ya!
Flu berat ini mah, puasa pula..
Maafkan semua n sehat2 selalu ya buat kalian semua..

Salam Manis Dariku

NING SRI 😘😘😵‍💫

I WANT YOUWhere stories live. Discover now