O2.

249 62 14
                                    

Janessa baru saja selesai membersihkan diri. Setelah mengeringkan rambutnya, ia berjalan menuju meja belajar. Kegiatannya hari ini adalah melanjutkan membaca novel Obesessive Love yang ia bawa pulang.

Sudah 10 hari Janessa tak membacanya, karna novel ini membuatnya teringat akan kejadian menyebalkan bersama Jeremy.

Janessa baru membaca satu halaman, suara pecahan kaca pun terdengar. Janessa memilih untuk menutup bukunya dan menghela nafas.

Gadis itupun berjalan turun, melihat kedua orang tua nya yang lagi dan lagi bertengkar.

"Pa, Ma!"

Kedua orang tua Janessa sontak berhenti, menatap anak semata wayangnya yang berdiam diri di tangga.

"Kalian ga capek apa berantem terus? Jane aja capek loh dengerin kalian kayak begini. Kalo emang udah ga sejalan kenapa ga cerai aja sih?"

"Anak bodoh, mau kamu reputasi papa hancur kalau papa bercerai dengan mama?"

"Yohan!" Sentak Yura tak terima saat suami nya itu mengatai Janessa.

"Kalau kamu capek dengerin papa mama berantem, angkat kaki aja kamu dari sini!"

"Yohan stop! Keterlaluan ya kamu?"

Janessa mengepalkan tangannya, bibir yang tertutup rapat itu bergetar menahan amarah. Ia pun kembali ke kamarnya.

Tak ada waktu untuk Janesaa menangis tersedu-sedu, walau air matanya sudah menetes. Janessa memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper, lalu berjalan keluar dari kamarnya.

Di depan pintu kamar, Janessa berhenti. Ia pun balik memasuki kamarnya dan mengambil buku Obesessive Love di meja belajarnya.

Yura melihat putri nya turun tangga membawa koper, ia pun hendak berjalan menghampiri Janessa namun Yohan menahannya.

"Jane, kamu mau kemana nak?"

Janessa menghiraukan Yura, ia terus berjalan keluar membuat Yura memberontak.

"Pa, Jane pergi pa! Ayo kita susul!"

"Biarkan saja, nanti juga balik lagi. Dia bisa apa tanpa uang dari papa."


Di luar, langit pun mendukung suasana Janessa saat ini. Tak lama kemudian rintik hujan mulai turun dan membasahi tubuh Janessa.

Janessa tau ia hendak kemana, namun ia masih ingin berjalan di trotoar melampiaskan amarahnya.

"Papa kira Jane bakal balik? Ga akan." Gumam nya lalu lanjut berjalan menerjang hujan.

•••

"Gua cabut bentar, nyari rokok."

"Hujan-hujan gini Jer, nanti aja lah."

"Justru hujan-hujan begini enaknya ngudud Mal, ye nggak?"

Jeremy hanya tertawa. Ia pun pergi setelah teman-temannya nitip beberapa camilan.

Jarak Indomart dengan rumah Malik tak terlalu jauh, untuk itu Jeremy memilih berjalan kaki sembari berpayungan.

Setelah membeli beberapa camilan titipan teman-temannya, Jeremy memilih untuk berdiam diri di depan Indomart sembari merokok.

Stalk meWhere stories live. Discover now