13 Salty

79 7 125
                                    

Aku tidak akan meninggalkan seseorang yang ku sayangi.
- Raya -

__________
____

Untuk pertama kalinya Yuna sangat marah pada adiknya Raya. Ia terhasut mulut sampah dari Bara sehingga Raya menjadi sasarannya.

Tangannya ia lipat ke depan dengan gelisah menunggu Raya. Sejak kompetisi persahabatan kemarin ia merasa tidak tenang karena Bara yang selalu marah-marah.

Raya yang baru saja pulang kerja mendapati Yuna dengan wajah yang sangat tidak enak. Napasnya dibuang kasar, melihat Raya seperti ingin memakannya saja.

"Kenapa di luar, Kak. Udah malam—"

"STOP! Gue minta tolong, ya. Sama teman-teman lo yang pada bego itu, Ray. Sekolah kita 'kan persahabatannya mainnya harus sportif dong!" tampik Yuna.

Raya tersenyum lembut kepada Yuna, menggandeng tangan kecil itu untuk masuk ke dalam rumah. Raya tidak ingin kesalahpahaman itu di dengar tetangga.

"Udah, lepas!"

"Gini, ya. Kakak gue yang paling cantik, imut dan agak pendek katanya. Bagas bilang kalau Bara ketahuan curang pas main futsal. Jadi, mungkin mereka enggak sengaja berantem," jelas Raya.

Yuna tidak peduli penjelasan dari Raya. Ia butuh Bagas dan teman-temannya segera meminta maaf pada Bara.

"Gue enggak peduli itu. Pokoknya teman-teman lo harus minta maaf sama Bara," tuntut Yuna.

Raya memutar bola matanya malas. Ia yakin kakaknya sudah mendapat wejangan dari Bara setan.

"Bara emang bilang apa sama lo?"

"Apa peduli lo? Pokoknya teman-teman lo itu minta maaf secepatnya!"

"Gue peduli karena gue adek lo," ucap Raya dengan wajah datarnya.

Yuna melepas dengan kasar tangan Raya. Ia masih memikirkan cara agar Bara tidak marah padanya.

Raya masih sabar karena Yuna lebih tua darinya. Semenjak bersama dengan setan itu, Yuna sedikit tidak terkendali. Amarahnya menjadi sering apalagi ketika menyangkut Bara. Kalimat apa yang membuat Yuna berubah?

Raya membaringkan tubuhnya pada kasur yang mulai usang. Hari ini kompetisi berjalan lancar sebelum akhirnya Bara dengan sengaja mendorong Gio hingga laki-laki itu sampai mendapat beberapa jahitan di tangan kanannya. Begitu juga dengan Bagas yang hampir tidak bisa berjalan karena kecurangan mereka. Bryan dan yang lain tentu saja akan marah dengan hal itu.

Raya bangkit, setelah mengikuti kompetisi karate dan lanjut kerja sepertinya ia akan mati saja.

.

Yuna terus mencoba menghubungi Bara berharap kekasihnya tidak marah hanya karena perlombaan kecil saja. Nihil, Bara tidak mengangkat panggilannya bahkan setelah beberapa saat ia mematikan ponselnya.

"Sial!" umpatnya.

Dengan segera Yuna mengambil tasnya dan pergi ke rumah Bara. Ia tidak tenang jika laki-laki itu sedang marah, karena akan mencelakai dirinya sendiri.

PIP PIP

PIP

Suara klakson mobil saling bersahutan tatkala Yuna dengan kecepatan diatas rata-rata mendahului kendaraan mereka. Umpatan demi umpatan terdengar dari setiap kendaraan yang ia lewati.

I'm the Middle (Completed) (PROSES TERBIT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora