The Secret Of The Elf || GulfMew (End)

37

Raja Gulfie menatap Gulf dengan tatapan penuh penyesalan. "Kami juga terpaksa berpura-pura membuang pangeran mahkota dan keluarganya ke dunia baru itu untuk mencegah perpecahan antar kerajaan," ujarnya dengan suara bergetar. "Selama pangeran mahkota dan keluarganya masih ada di dunia ini, kerajaan Elf seberang tidak akan berhenti untuk membuat kekacauan."

"Kami tidak bisa membuat banyak pihak menderita dan sengsara karena perseteruan antar kerajaan Elf ini. Oleh karena itu, kami mengikhlaskan pangeran mahkota tinggal di dunia baru bersama ibumu dan membesarkanmu disana," tambah Raja Gulfie dengan nada sedih.

Sejak saat itu, raja Gulfie mengumumkan bahwa setiap manusia yang memasuki dunia Elf harus ditangkap dan diserahkan padanya. Namun, bukan untuk dibunuh, melainkan untuk diselamatkan hingga bulan purnama berikutnya agar manusia itu dapat dipulangkan.

Ratu Melvin menatap Gulf dengan penuh kasih sayang. "Kami tidak pernah menyangka bisa bertemu dengan cucu kami satu-satunya, yaitu kamu, Gulf. Kamu adalah cucu kami, anak pangeran mahkota, pewaris sah takhta kerajaan Elveron selanjutnya," ujarnya dengan suara hangat.

Gulf mengangguk pelan, mencoba memproses semua informasi yang baru saja didengarnya. "Maaf, tapi aku masih harus memproses semua ini. Beberapa bulan lalu aku adalah manusia, lalu tiba-tiba memasuki dunia ini dan menjadi Elf. Dan sekarang aku baru mengetahui aku keturunan antara Elf dan Manusia, apalagi ayahku adalah pangeran mahkota," ujarnya, suaranya terdengar penuh kebingungan.

Ratu Melvin melihat kebingungan yang melingkupi Gulf. Dengan lembut, dia berkata, "Kami tahu kamu bingung, nak, tapi kami harap kamu mau menerima kenyataan ini."

Raja Gulfie menambahkan, "Kami ingin kamu tetap tinggal di sini dan menjadi putra mahkota selanjutnya menggantikan ayahmu. Tetapi, tentu itu harus dengan persetujuanmu. Kami tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dengan menentukan pilihan orang lain lagi, seperti apa yang kami lakukan pada Minho."

"Maka dari itu, Gulf, ini waktunya kamu memilih. Tetap tinggal di dunia ini sebagai putra mahkota atau kembali ke dunia manusia. Pilihan ada di tanganmu," tambah Ratu Melvin.

Gulf terdiam sejenak, memikirkan semua konsekuensi dari pilihan yang akan dia ambil. "Kalian bisa mengembalikan aku ke dunia manusia?" tanyanya dengan ragu.

"Tentu saja, tetapi apakah kamu yakin ingin kembali ke dunia manusia?" balas Raja Gulfie.

Gulf memandang sekelilingnya, melihat wajah-wajah orang-orang yang ia cintai dan teman-temannya yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya di dunia Elf ini. "Tidak, aku tidak bisa meninggalkan teman-teman dan orang yang kusayangi di dunia ini," ucapnya sambil menguatkan dirinya sendiri serta teman-teman dan keluarganya.

Ratu Melvin kemudian bertanya, "Jadi, kamu ingin tetap di dunia ini?"

Gulf ragu sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Apakah aku bisa tetap di dunia ini tanpa harus menjadi putra mahkota?"

Raja Gulfie menatap Gulf dengan penuh makna. "Kau tidak bisa menolak takdir, Gulf. Mungkin kau bisa menunda beberapa saat, tapi cepat atau lambat, kau harus meneruskan tahta kerajaan. Kami juga sudah tidak muda lagi dan sudah saatnya kami beristirahat. Hanya kau, calon pewaris yang sah untuk tahta kerajaan Elveron," ujarnya, membuat Gulf terjebak dalam dilema yang membingungkan.

Gulf memandang kedua raja dan ratu dengan tatapan penuh pertimbangan. "Jika aku menjadi putra mahkota, apakah bangsa Elf lain akan menerima kepemimpinan dari seorang Elf berdarah campuran manusia seperti aku? Dan bagaimana dengan kerajaan seberang? Bukankah mereka bisa saja kembali mengajukan perang jika mengetahui aku menjadi putra mahkota?"

Raja Gulfie menatap Gulf dengan penuh keyakinan. "Itu tidak akan terjadi. Bangsa Elf sangat menghormati siapapun yang dipilih oleh pedang suci kerajaan. Kepemilikanmu atas pedang suci kerajaan sudah cukup membuktikan bahwa kamu pantas memimpin kerajaan, tidak peduli apakah kamu memiliki garis keturunan Elf atau tidak."