SAE 01

1.4K 125 7
                                    

Prang

Sebuah vas bunga pecah ketika tangan mungil itu tak sengaja menyenggol nya.

"Lita halus badaimana? Eomma pasti atan malah nanti."ucap seorang anak kecil ketakutan melihat vas bunga tak sengaja jatuh karena nya.

"YAAAAK! Apa-apaan ini? Kau memecahkan vas bunga kesayangan ku?"murka Jennie datang ketika mendengar suara pecahan.

"Ma-maaf Eomma, Lita endak tengaja."Jawab anak itu menunduk takut tak berani menatap wanita dewasa di depannya.

"Alasan! Sekarang ikut dengan ku bocah, kau harus ku beri pelajaran biar kapok."dengan tak berperasaan Jennie menarik tangan mungil Lisa menuju gudang belakang rumah nya.

"Eomma Lita minta maaf, tolon janan hukum Lita."pinta Lisa kecil.

"DIAM ! anak tidak tau di untung seperti mu memang harus di beri pelajaran agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sekarang masuk kedalam sana."dengan kasar Jennie mendorong tubuh mungil itu masuk kedalam gudang yang di penuhi oleh debu.

"Mulai hari ini sampai 2 hari kedepan gudang ini akan menjadi tempat tinggal mu."

"Endak mau. Eomma tolon janan hukum Lita di tini, Lita tatut."

"AKU TIDAK PEDULI. Untuk apa aku peduli dengan bocah tidak tau di untung seperti mu ha? Bukankah kemarin sudah ku beritahu untuk berhenti memanggilku dengan sebutan Eomma? Karena aku bukan Eomma mu."

"Endak ! Eomma tetaplah Eomma Lita. Lita- endak endak Eomma..."Lisa menangis ketika Jennie tiba-tiba menutup pintu gudang itu dan menguncinya dari luar.

"Eomma buta pintu na Lita tatut di tini."teriak Lisa dari dalam gudang minta di buka kan pintunya sementara Jennie sendiri tidak peduli.

"Nyonya, apa ini tidak terlalu kejam? Kasihan Lisa masih kecil Nyonya tolong ringankan hukuman nya."pinta kepala maid di rumah itu yang tidak tega melihat anak yang ia asuh sejak bayi di kurung di dalam gudang.

"Kau membela anak itu Bibi Jung? Baik, aku akan melepas nya tapi sebagai gantinya gaji bulanan mu ku potong setengah."

"Tidak apa-apa Nyonya, saya rela gaji saya di potong asalkan Lisa tidak di kurung di dalam gudang."jawab Bibi Jung pasrah ketika gajinya bulan ini harus di potong.

Jennie berdecih melihat Bibi Jung sok suci. Padahal wanita tua itu mantan teroris sebelum bekerja di rumah nya.

"Terserah apa katamu."sahut Jennie memutar kembali kunci di knop pintu gudang.

Ketika pintu itu berhasil terbuka sepenuhnya Lisa langsung berlari menubruk tubuh Jennie sambil menangis.

"Eomma... Telima kacih cudah kembali. Lita tatut di dalam tana."dengan kasar Jennie melepas pelukan itu karena merasa risih.

"Lepaskan aku bocah ! Kau tau? Aku melepaskan mu juga karena Bibi Jung. Jadi berterima kasihlah kepada nya bukan dengan ku."

Mata bulat itu berkedip beberapa kali mencerna perkataan barusan. Setelah mengerti Lisa menatap Bibi Jung dengan senyum merekah.

Bangkit dari posisi jatuhnya lalu memeluk Bibi Jung dengan erat.

"Telima kacih Bibi tudah bantu Lita. Lita janji endak nakal lagi."

"Sama-sama sayang. Setelah ini jadi anak yang baik ya?"

"Em."kepala Lisa mengangguk sambil mendongak menatap Bibi Jung.

Jennie memutar bola matanya malas. Ia berlalu pergi dari sana sebelum muntah karena tidak tahan dengan keromantisan tersebut.

Melihat kepergian Jennie, Bibi Jung menghela nafas lega. Ia menatap kembali Lisa lalu menggendong anak itu sambil bertanya.

"Hari ini Lisa sudah bekerja sangat keras, Bibi akan memasakkan bibimbap untuk mu."

"Benalkah?"Lisa bertanya dengan mata berbinar-binar.

"Tentu saja. Ayo kita ke dapur."

"Nde."

°°°°°°°°

Prang

"YAAAK! Kau memecahkan vas bunga lagi?"Jennie baru saja tiba di rumah setelah pulang bekerja tapi ia langsung di suguhkan pemandangan vas bunga kesayangannya yang lagi-lagi di pecahkan oleh Lisa.

"Ma-maafkan Lita, Lita endak tengaja."

"Alasan! Kemarin kau juga berkata seperti itu. Kali ini.. kau tidak akan bisa terlepas dari hukuman ku, sini kau akan ku beri kau pelajaran setimpal."dengan tidak berperasaan Jennie menarik tangan Lisa menuju kamar anak itu.

Menguncinya dari dalam lalu mendorong tubuh mungil itu ke lantai sementara ia mencari sesuatu untuk di jadikan alat.

"Eomma, Lita minta maaf tolon janan hukum Lita."ucap Lisa ketakutan melihat Jennie membawa ikat pinggang kulit yang ia temukan di lemari.

"Memohon lah sesukamu, tapi jangan harap aku mau mendengar nya. Sekarang.. tidak ada lagi yang akan menghentikan ku memberikan mu hukuman karena Bibi Jung tidak ada rumah ini. Malam ini, kau akan mati di tangan ku bocah."

CTAAAARRRR

"AAAAAAAAAAA."

BERSAMBUNG

Besok sudah memasuki bulan Ramadhan, semoga kita kuat 👑 menjalani nya sampai selesai 😊.

Tambahan!! Yang gak kuat baca cerita ini lebih baik jangan di baca 😤 esmosi aku tuh ada yang gak hargain usaha ku 😡

Sayangi Aku Eomma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang