4. Adik Bungsu

Začít od začátku
                                    

Lord : "Sekarang, ayo... Kita perlu menyiapkan jadwal pertemuan dengan keluarga Gremory."

... Lord menggandeng tangan istrinya. Dan lekas pergi.. Demi menangani masalah yang putranya bicarakan. Pembatalan Pertunangan.

• ======================= •

Sementara itu. Masih di kediaman.. Tepatnya di kamar mandi.. Seorang gadis pirang memasang ekspresi rumit.

Itu adalah anak bungsu dari keluarga ini. Ravel Phenex, dia mendengar semua percakapan.

 Ravel Phenex, dia mendengar semua percakapan

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Berbanding terbalik dengan ayah ibunya.. Tidak ada kesenangan diwajahnya terhadap perubahan kakak nya. Itu adalah sebuah kegelisahan yang jelas..

Ravel : "Ayah, ibu.. Bukankah kalian harusnya sadar dengan perubahan Onii-sama... Apa kalian lengah..!?"

... Seseorang yang awalnya Pembuat Onar, berubah menjadi bijaksana.. Tidakkah itu aneh?

Atau malah dia sendiri yang terkesan berlebihan...? Tidak, itu gak mungkin. Emang ini semualah yang aneh.

Gadis itu mengigit kukunya. Membuat berbagai tebakan dan tebakan dalam pikirannya.

Walaupun bagus kakaknya sekarang lebih tenang, tapi bisa saja ini nggak sesimpel itu.. Takutnya ada hal buruk dibalik itu semua. Contoh yang paling buruk, tubuh kakaknya sudah diambil alih oleh sesuatu.

Dunia ini luas... Menyimpan segudang misteri. Jadi hal seperti itu mustahil tidak ada. Apalagi ini dunia sihir.

Ravel : ".. Ughh.. Aku harus mencari tahu."

Dia membuat keputusan yang berani. Dan segera berniat ke perpustakaan.

... Namun belum juga selesai membuka pintu. Gadis itu sudah dihadapkan pada apa yang sedang dia cari.

Ravel : "... EHH!"

Abangnya lewat dengan membawa beberapa buku di pinggang. Orang itu tampak bingung...

Riser : "Huh? Aku enggak tahu kamu punya kesukaan ngagetin seseorang.."

Dirinya sama sekali tak menghentikan langkah.

... Layaknya seorang gadis.. Ravel dengan blak-blakan membantah kata-kata abangnya itu. Dan juga mengikutinya dari belakang.

Ravel : "Ti-tidakk! Ini enggak seperti yang kau pikirkan..! Akuu...! Biarkan aku bertanya satu hal padamu."

... Hm? Apa yang dia maksud..?

Saudara nya hanya membuang nafas sambil membuat beberapa tebakan soal itu.

Ravel : "Nii-sama, apa yang terjadi denganmu..? Kenapa kamu begitu lain akhir-akhir ini.. Ah, maaf.. aku meragukanmu.." Gadis itu terlihat begitu ragu-ragu.

Itu tidak membuat langkah Riser berhenti.. Tanpa sepengetahuan adiknya. Dia memutar mata usai mendengar rentetan kata itu.. Ini cukup diduga.

... Akhirnya ada yang menyinggung soal ini..

Gadis ini jeli.. Dia berbeda dengan kebanyakan orang... Yang menganggap simpel perubahan yang terjadi pada dirinya.

Riser : ".. Bukankah harusnya kau tahu..? Orang-orang selalu berubah setiap detiknya."

Ehh.. pertanyaan balik.

Ravel : "Umm... Ya, aku tahu.."

Kata-katanya sangat benar.. Namun ini bukanlah sebuah jawaban. Sama sekali tidak menjelaskan apapun.

Riser : "Perubahan selalu ada.. Apalagi pada umur belasan seperti kita. Masa puncak. Pubertas, dan sejenisnya.. Setelah 1 bulan itu, pikiranku jadi cukup terbuka."

... Itu membuat adiknya itu melebarkan mata. Sepertinya dia mendapat beberapa hal.

Riser : "Sial, aku bodoh merangkum kata-kata. Pokoknya.. inilah aku, Ravel. Apa adanya. Dalam waktu dekat. Kamu juga akan mengalami ini."

Dari sini tanpa sadar pikiran Ravel meningkat. Dia seakan bisa mengerti apa maksud kakaknya.. tersebut.

Ravel : "..."

Fase Pertumbuhan. Proses menuju kedewasaan.

Momen dimana dia mungkin akan merasakan apa yang kakaknya maksud. Dan ini tentunya akan membuat perubahan pada caranya memandang dunia ini.

Jadi inikah yang sebenarnya terjadi?

.. Yaa, mungkin saja.

Riser : "Tapi jika kau kebelet sekali. Aku bisa mengikuti kemauanmu itu."

Ehh apa-apaan maksudnya itu!

Ravel : "Tunggu... Jangan! Enggak usah."

Jika hal itu terjadi maka Nii-sama nggak akan bisa menjadi apa yang dia inginkan. Dan itu malah lebih membuatnya putus asa.

Kurasa semua ini sudah berakhir. Jadi apa dia pergi saja?

Saat dilihat. Riser sepertinya akan belajar.. Buku yang dia bawa sangat banyak. Mungkin dia akan menganggu.

Ravel : "... Omong-omong, Nii-sama. Soal kamu yang ingin menaikkan ketenaran keluarga.. Gimana maksudnya itu?"

Ini adalah pertanyaan terakhir. Dia masih terganggu dengan perbincangan kakaknya dengan ibu dan ayah.. Kepopuleran, kekayaan.. atau apapun itu yang tadinya.

Riser : "Oh, yang itu.. Begini. Aku pengen jadi pembisnis." Jawabnya dengan perrcaya diri.

... Ehh..?

Ravel : "Tunggu... Ap... Hah!?"

DXD: The Great Lord of Flames Kde žijí příběhy. Začni objevovat