Intro

360 60 20
                                    

Di baringkannya tubuh mungil tersebut di atas ranjang dengan pelan, lalu berlarian kecil menuju nakas di mana persedian popok itu terletak. Di raih satu popok baru itu sebelum kembali ke tempat bayi mungil itu dan memulai perannya sebagai sosok yang menjadi penopang kehidupan sang malaikat kecil. Bagaimana kedua tangan kekarnya begitu lihai membuka popok yang telah penuh tersebut di tengah kerewelan sang bayi. Tanpa merasa jijik, ia terus menampilkan senyum lucunya selama mengganti popok itu kala mata bulat bayi perempuan itu terus menatapnya yang seolah-olah ingin melahap wajahnya.

"Jojo mau makan appa, ya?." tanya pria itu dengan wajah bodohnya. "Memangnya Jojo bisa makan appa?."

Bayi perempuan itu berteriak kesenangan seakan pria yang menyebut dirinya 'ayah' itu tengah melemparkan guyonan lucu padanya.

Ia pun turut tertawa melihat tawa sang anak. "Anak appa memang cantik! Eh! Jojo!." dia menggeleng pelan kala bayi itu mengemut tangan kanannya sendiri hingga tangan mungil itu penuh dengan liurnya. "No no no! Tidak boleh makan sembarangan ya, anak appa." tegurnya sembari meraih tisu di samping anaknya. Lalu mengambil tangan mungil itu hingga lepas dari mulutnya dan mengelapnya penuh kehati-hatian. "Jojo hanya boleh minum susu saat ini, nak. Jika sudah besar, nanti appa suruh eomma membelikan Jojo kue yang biasanya ratu Elizabeth makan, ya?." ucap pria itu di selingi tawa renyahnya. "Oh ya! Jojo mau minum susu?."

Layaknya memiliki ikatan batin yang kuat, bayi perempuan di mengangguk kencang dengan wajah polosnya.

"Baiklah, tunggu sebentar ya, nak?." ucap pria itu yang lantas melirik kearah pintu kamar sang anak yang terbuka. "Jojo eomma!." panggilnya sedikit berteriak. "Tolong buatkan Jojo susu! Susu formulanya ada di atas counter dapur!."

Tidak tahu akan di lakukan atau tidak pada sosok yang di panggilnya 'ibu Jojo' itu. Karena setiap ia meminta tolong untuk membantu mengurus sang anak, ibu Jojo selalu memasang sikap 'bodo' dan berakhir ia mengurus anaknya sendiri. Namun instingnya kali ini begitu kuat pada 'ibu Jojo pasti membuatnya' dan benar nyatanya. Sosok gadis berambut cokelat tua yang mengenakan dress putih selutut itu memasuki kamar dengan wajah ketus khasnya-tapi tidak. Dia sedang baik-baik saja. Tengah dalam kondisi 'jinak' namun pembawaan wajahnya lah yang memang tak ramah.

"Airnya lumayan hangat, tapi coba dulu kau rasakan. Nanti lidahnya lecet jika di beri langsung." tutur sang gadis seraya menyerahkan sebotol susu hangat yang ia bawa.

Lantas, pria itu mencicipinya dengan mengemut dodot itu. Mengecapnya sesaat dengan wajah penuh selidik sebelum berdecak senang. "Sudah pas kok!." seru pria itu yang setelahnya memandang wajah sang anak yang mulai rewel karena kehausan. "Jojo! Waktunya makan malam!."

Wajah rungut bayi perempuan itu mendadak tenang dengan mata berbinar begitu rewelannya tersogok oleh sebotol susu yang langsung di balasnya responsif dengan mengemut dodot botol itu seraya menikmati tiap cairan manis berwarna putih pekat itu dalam diam. Memandang kedua wajah 'orang tuanya' yang berada di depannya dengan mata yang mulai berkunang, karena kantuk mulai meliputi sang bayi yang kini kedapatan mengerjabkan matanya beberapa kali.

Dan tentu, kedua orang tuanya yang juga melihatnya pun menyadari itu. Terutama sosok yang menjadi ayahnya itu. "Sepertinya dia sudah mulai mengantuk." guman pria itu seraya menepuk-nepuk pelan paha kiri mungil itu, guna memberikan afeksi menenangkan pada anaknya. "Jojo sudah ngantuk ya, nak?."

Sedangkan ibu Jojo tampak memperhatikan bayi perempuan itu dalam diam, sebelum menjatuhkan sebuah kalimat pertanyaan yang membuat ayah Jojo menghela napas berat mendengarnya. "Memang, di setiap susu bayi ada kandungan alkohol, ya?." tanya sang gadis begitu lugas, masih memperhatikan wajah bayi perempuan itu. "Kenapa wajahnya mendadak teler begitu?."

"Karena sudah jam tidurnya, nuna." balas pria itu dengan wajah tak minat memandang ibu Jojo. "Dan sama seperti kita, jika sudah kekenyangan pasti kantuk mulai menyerang. Seperti Jojo sekarang, susu ini membuatnya kenyang dan berakhir mengantuk. Itu wajar."

Mendengar penjelasan dari pria itu yang hampir mendapati seluruh 'ilmu ibu-ibu rumah tangga' tersebut, ibu Jojo pun mengangguk lirih mendengarnya. Lalu turut menjatuhkan tangan kirinya di kepala mungil itu. Mengelus surai halus sang anak begitu lembut, hingga kontan kedua mata bayi tersebut tertutup walau kenyotannya pada dodot botol tak kunjung melambat.

Melihatnya, ayah Jojo tersentuh menyaksikan pandangan itu. Karena ini kali pertama ia melihat ibu Jojo memainkan perannya sebagai seorang ibu pada anak mereka. Anak yang mereka undang sebagai bagian dari hidup mereka. Tapi tidak. Lengkungan itu mendadak turun hingga senyumnya berujung samar ketika ibu Jojo menatapnya dengan wajah yang kelewat polosnya.

"Jika baby Jojo minum susu dengan susu formula miliknya, kau minum susu milik siapa?."

"Y-ya Jenna nuna! Haruskah mengatakannya di depan Jojo?!."


.




.




.
whitezeus present



The Cast

Hwang Jongguk(20 years old)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hwang Jongguk
(20 years old)


Hwang Jongguk(20 years old)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ji Jenna
(22 years old)

[10 March 2024]

Note:

As you guys see kali ini aku pake visual bayik kelinci buat temenin bayik beruang nge-ekspolere hari"nya didunia typu typu ini💩

No angst bukan berarti gaada konfliknya ya😶Tapi still kemakan sama kalian kok alurnya. Jomplang bgt sama cerita aku yang lain pokoknya🐒

Fyi, cerita ini perchapternya ga sampe 1000 words dan ada kemungkinan perminggu aku update lebih dari satu kali😶(kalo ga mager ngetik btw)

Kalo respon kalian bagus aku akan update chapter 1 nya langsung😌🙌🏻

Babay!

💙LL

Parents WarWhere stories live. Discover now