"Di minum dulu,chef"ucap Ana sopan lalu ia segera pamit.

"Makasi yaa,dek"ucap Andrea

"Sama sama kak"sahut Ana lalu ia segera pergi.

"Di minum,chef"

"Kalo di luar jam kerja panggil saya mas saja,An,jangan Chef"

"Kenapa,chef eh mas?"

"Kalo kamu panggil chef kesannya terlalu formal begitu"sahut chef Ronald "panggil mas aja biar akrab"

"Oo baik,chef eh mas Ronald".

Ronald tersenyum memandang gadis yang ada di hadapannya ini.Gadis cantik yang sudah ia kenal saat pertama kali ia bekerja sama dengan perusahaan gadis itu bekerja tiga tahun yang lalu.

"Kok tumben mas malam malam kesini?ngga wa dulu?"

"Em..tadi saya kebetulan lewat dan saya liat resto kalian masih rame jadi ya sekalian mampir"ucap pria itu sambil tersenyum.

Matanya tidak beralih sedikitpun dari wajah gadis yang ada di hadapannya ini.

"Besok ada waktu ga,An?"

"Besok?"tanya Andrea sambil mengingat ingat ada acara nggak besok sabtu.

"Kayaknya ngga ada deh,mas"

"Saya ada tiket nonton besok ,saya sih rencananya mau ajak kamu kalo bisa"

"Jam berapa?"

"Jam 4 sore"

"Baiklah..nanti kirimkan aja alamanya,mas"sahut Andrea sambil mengangguk.

Wajah pria itu langsung berseri.Senang hatinya karena undangan nonton nya tidak di tolak oleh Andrea.

Ronald memberanikan diri untuk mengajak Andrea ngedate tapi ia tidak berani kalau terang terangan jadilah ia mengarang cerita mendapat tiket nonton.

Untunglah Andrea tidak menolak.

Mereka ngobrol tentang banyak hal tentang masakan dan berbagai cerita lainnya.Mereka tertawa lepas satu sama lain saat mendengar ada hal yang lucu tanpa menyadari semua tingkah mereka sedang di awasi oleh sepasang mata elang di dalam mobil di seberang resto Andrea.

Stefan mengetatkan rahangnya melihat istrinya tertawa bahagia duduk bersama seorang pria.Wajah nya menjadi dingin dan sangat gelap.

"Jalan"ucapnya singkat sambil terus mengawasi sepasang manusia itu dari balik kaca resto yang jernih.

Sopirnya langsung melajukan mobil meninggalkan resto nyonya bos nya.

Stefan langsung membanting tubuhnya ke sofa.Kesal dan amarah bercampur jadi satu di dalam dadanya.

Ia menyandarkan punggungnya ke sofa dan memejamkan mata sejenak.

Bayangan Andrea tertawa malah menari nari di pikirannya.Stefan membuang nafasnya kasar,ia yang biasanya tenang jadi penuh amarah seperti saat ini.

Ia kesal saat ia ingin cepat cepat pulang dan menemui wanita itu eh malah wanita itu sedang bertemu dengan pria lain dan tertawa bahagia.

Ia meraih handphonenya dan menelepon seseorang tapi di urungkannya.Ia langsung melempar handphone nya ke sofa dan memejamkan mata.

Setengah jam kemudian,ia mendengar seseorang memasukkan pin apartemen dan membuka handle pintu tapi karena Stefan menguncinya dari dalam jadi apartemen tidak bisa di buka.

Andrea merasa heran kenapa apartemen mereka tidak bisa di buka.Ia berkali kali menggerakkan handle tapi tetap aja pintu tertutup dengan rapat.

"Kenapa sih ini kok ga bisa di buka?"gerutu Andrea sambil terus mencoba membuka pintu.

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now