Sapphire berhenti bermain ponsel dan memeriksa kembali ponsel Raven. Jantungnya bertalu-talu, penelepon yang misterius, memiliki janji dengan Raven.

"Cewek lo masih di apartemen lo? Pacar gue masih di luar kota sampai Minggu depan. Gue tunggu lo datang, gue kangen lo. Kabari gue kalau lo udah free, gue kangen ngeseks sama lo."

Sapphire menjauhkan ponsel Raven dari telinga. Sambungan telepon itu terputus dan sebuah email masuk.

Segera mengecek isi email tersebut dengan tangan gemetaran. Berisi tagihan dari sebuah hotel yang tidak jauh dari apartemen Raven.

"Sayang?" Raven memanggil Sapphire ragu. Dia terkejut melihat Sapphire meneteskan air mata dan memeriksa ponselnya. "Kamu kenapa?"

Sapphire tidak menjawab. Dengan wajah berantakan, pandangannya mengabur dan segera berlari ke kamar kecil. Membersihkan dari clay mask sambil menangis.

"Sayang," Raven menyadari kesalahannya. Menyusul Sapphire ke kamar kecil dan meraih lengannya namun ditepis oleh gadis itu. "Sapphire, please."

"Aku mau pulang!" tekan Sapphire tegas.

"Sayang," Raven parau, memeluk Sapphire agar tidak pergi dari apartemennya.

Sapphire berontak, enggan dipeluk Raven. Dia menjerit minta dilepaskan. "Kamu selingkuh dari aku!"

"Aku bisa jelasin," elak Raven. "Kamu tenang dulu, kita bicarakan pelan-pelan."

"Nggak!!"

Semakin tidak bisa dikendalikan. Sapphire hanya berontak, dia tidak tahu bagaimana caranya mengeluarkan emosinya. Dia sangat syok sehingga untuk memaki Raven saja tidak bisa.

Raven menggendong Sapphire dan menurunkan di tempat tidur. Menggenggam kedua tangannya dan berlutut.

"Boleh aku jelaskan?" pinta Raven berusaha tetap tenang.

Sapphire sesenggukan dan menggelengkan kepala. Raven terkejut, mengeratkan tangannya dan berusaha meyakinkan Sapphire.

"Aku nggak bermaksud menyakiti kamu,"

"Kamu tidur sama dia!" tekan Sapphire, mengingatkan kesalahan Raven bahwa hal tersebut telah menyakiti Sapphire sepenuhnya. Raven tidak setia seperti yang dilakukan Sapphire selama ini. "Kamu bohong, kamu bilang nggak pernah melakukan hubungan intim. Kamu nggak mau sama aku. Tapi kamu melakukannya sama orang lain!"

"Aku minta maaf. Aku cuma cinta sama kamu." Raven mengakui kesalahannya. "Aku nggak ada perasaan sama dia. Dia punya pacar,"

"Kamu juga punya pacar!"

Raven diam.

"Berapa lama?"

"Tiga bulan,"

Sapphire meneteskan air mata lagi dan bahunya bergetar hebat.

"Siapa dia?"

"Sierra,"

Sapphire terkejut. Dia mengingatnya. Gadis yang beberapa waktu lalu mereka temui di restoran. Gadis cantik yang dipuji Sapphire namun katanya Raven tidak tertarik.

REDFLAG Where stories live. Discover now