REDFLAG - 14

1.7K 128 8
                                    

REDFLAG - 14

Pria paruh baya bertubuh tegap dengan seragam hitam mendorong pagar besi yang menjulang tinggi sekitar tiga meter untuk akses mobil Mercedes putih masuk ke pekarangan rumah bergaya Eropa modern.

Setelah mobil itu masuk, pria tadi segera menutup pagar dan menyapa si pengemudi yang tidak lain adalah Rasya.

Rasya memperbaiki setelannya begitu keluar dari mobil lantas memutar bagian depan kendaraannya untuk membuka pintu penumpang.

"Silakan, Nona." kata Rasya dengan gentle. Menundukkan badannya sembari mengulurkan tangan kanan.

Sapphire tersenyum dan menyambut tangan Rasya, turun dengan hati-hati kemudian mereka saling melempar senyum.

"Terima kasih," ucap Sapphire dengan tulus. Menggandeng lengan Rasya dan keduanya berjalan menuju pintu utama rumah kediaman keluarga Rasya.

Pintu utama terbuka lebar, Sedah, Mama Rasya, menyambut Rasya dan Sapphire dengan senyum lebar yang ramah.

"Kalian sudah sampai!" ujar Sedah. Melebarkan kedua tangannya dan memeluk Sapphire sambil cipika-cipiki. "Apa kabar, Sapphire?"

"Sapphire baik, Tante. Kalau Tante gimana? Tante sehat-sehat?" tanya Sapphire dengan senyum lebar.

Pakaian Sedah tidak kalah indah dari Sapphire yang mengenakan gaun pink muda. Gaun maroon bahan silk sangat cocok di tubuh wanita berusia matang tersebut.

"Tante juga baik. Sudah lama Sapphire nggak mampir ke sini lagi," keluh Sedah.

"Maaf, Tante. Sapphire sibuk banget kuliahnya." jawab Sapphire berbasa-basi. Merasa sedikit bersalah karena selama ini Sapphire tidak mau datang ke rumah itu jika bukan karena Rasya.

"Selanjutnya nanti kamu harus sering-sering datang ke sini." pesan Sedah.

"Oke, Tante. Om ke mana, Tante?"

"Ada," Sedah merangkul Sapphire dengan sayang. "Tuh baru turun. Pa, ini Sapphire sudah datang." lanjut wanita itu dengan lembut.

"Wah, Sapphire sudah datang." Roger menuruni anak tangga dengan kekehan bahagia, melebarkan tangan menyambut Sapphire tidak kalah ramah dari istrinya.

"Apa kabar kamu, Sapphire?" tanya Roger. "Kuliah kamu lancar?"

"Sapphire baik, Om. Kuliah Sapphire juga lancar." jelas gadis itu dengan perasaan berbunga-bunga bahagia.

"Syukurlah," kata Roger turut senang.

Rasya hanya senyum-senyum memperhatikan interaksi ketiganya. Tiba-tiba dia menjadi terlupakan. Kedua orang tuanya sibuk pada Sapphire.

"Langsung makan aja, Yuk. Sapphire katanya udah lapar," kata Rasya mengejek Sapphire.

"Yuk, langsung aja. Tante udah masak banyak makanan." tambah Sedah antusiasme.

"Sapphire nggak pernah ngomong begitu," protes Sapphire pada Rasya. "Tapi Sapphire mau makan sekarang, Tante."

Roger dan Sedah tertawa lebar. Mereka membawa Sapphire ke taman rumah belakang. Di sana sudah dihias dengan sedemikian rupa. Meja panjang dengan beberapa jenis makanan yang ditutup stainless.

Lampu-lampu warna-warni menghiasi pepohonan dan pilar-pilar. Keluarga itu melakukan persiapan yang matang untuk menyambut Sapphire.

"Cantik banget," gumam Sapphire sangat puas.

"Kamu suka?" tanya Rasya.

"Suka banget. Terakhir kali Sapphire ke sini, taman belakang belum sebagus ini."

REDFLAG Where stories live. Discover now