"Sayang, aku ke toilet dulu ya" Ucap Ken dengan nada berbisik dan melepaskan tangan Zea.

"Oke" Zea membalas dengan senyum dan kembali menyapa para tamu diruangan.

Zea berjalan , namun perlahan lahan berjalan menjauh dari kerumunan para tamu, sesekali matanya mencari keberadaan Ken, ini tadi Ken ke kamar mandikan, bukan tidur dikamar mandi, kenapa lama sekali.
Bahkan sudah 30 menit Ken meninggalkan Zea.

Zea terus berjalan dan mencari keberadaan Ken, ini tidak mungkin Ken sedang berlagak menjadi Cinderella kan,
Zea berjalan dan tanpa ia sadari, Zea memasuki toilet karyawan.
Positif saja mungkin Ken memakai toilet karyawan.
Samar-samar Zea mendengan suara desahan dari ruangan itu, positif saja mungkin ada karyawan yang sedang saling jatuh cinta bukan, hahahah.

Zea memutar balik badannya ia tak ingin mengganggu acara dua sejoli itu, namun langkahnya tiba-tiba terhenti ketika ia mendengar nama Ken. Ini dia tidak sedang berkhayal kan?
Matanya mengerjap dan menajamkan pendengarannya

"Ahh Ken... Hh"
Namun semakin ia menajamkan pendengarannya nama tunangannya itu semakin jelas di ucapkan. Tidak mungkin kan Ken berhianat, selama ini hubungan mereka baik-baik saja.
Dengan langkah yang sedikit gemetar, Zea melangkah mendekat ke toilet,biar saja orang berkata ia mengganggu privasi, ia hanya ingin memastikan.

Zea membuka sedikit pintu dengan hati-hati, namun seketika pandangannya terpaku pada dua sejoli yang sedang dimabuk cinta itu. Kecewa, satu kata yang tertancap di hati Zea.
Wanita dan pria yang sedang bercumbu itu, dua orang yang sangat ia kenal, Ken dan Zara.
Apa-apaan ini, kenapa dan mengapa.

Zea mengambil HP dan membuka kamera, ia mengabadikan moment pengkhiatan ini.

"Apa kalian tidak memiliki ruang privasi"
Ucap Zea dengan tatapan dinginnya.

Ken dan Zara yang mendengar kalimat itu seketika memberhentikan aksi merka, dengan buru-buru merapikan tampilan mereka.

"Zea,bagaimana bisa? Tanya Ken ia terkejut bagaimana Zea bisa berada di ruangan yang sama dengan mereka.

" Ya Ken, ini Aku Zea Keylard"
Kini Zea tak dapat lagi membendung luapan emosinya.

"Apa kalian kecewa karena aku memergoki kalian? Atau kalian kecewa karena keberadaan ku hasrat kalian tak tersampaikan "?

" Sayang.... "

"Aku ingin tau seberapa hebohnya berita perselingkuhan tunangan seorang putri satu-satunya keluarga Keylard dengan sahabatnya sendiri"

"Kau tidak segila itu kan"tanya Zara yang kini membuka mulutnya.

" tentu, aku bisa segila apa pun ketika kecewa berselimutkan amarah"

"Jangan macam-macam Zea, pikirkan seluruh keluarga dan padangan orang-orang nantinya" Ken memberi peringatan pada Zea namun tangannya menggenggam tangan Zara

"Aku lebih memikirkan hidupku"
Disana, manik coklat itu memancarkan kesedihan sekilas ia melirik tautan tangan itu. Erat sekali. Seolah tidak ingin dipisahkan.

"Zea, mari kita menjalani hubungan seperti semula oke" Zara memohon dengan wajah memelas dan itu tampak dibuat-buat.

"Mari kita hancur bersama-sama"
Zea membuka ponselnya kembali dan, menekan dan mengirim foto yang ia ambil tadi, ya foto yang akan menjadi tranding topik panas besok pagi.

"Kau egois Zea"
Zara menatap tajam Zea yang tak Terima dengan ucapkan Zea.

"Sayang... Mari kita kembali ke dalam oke"
Ken membujuk Zea dan segera menghampirinya.

"Menyingkirlah Bajingan" Zea menghempaskan tangan Ken yang hendak merangkul bahunya.

"Zea, jaga ucapan mu"

Zea menatap marah pada Zara, bagaimana bisa ia dikhianati oleh sahabatnya ini.
"Dasar Jalang"

"Tutup mulut mu Zea" Ken tak Terima dengan ucapan Zea.

"Yang satu bajingan dan yang satunya lagi jalang, kombinasi yang sangat bagus"
Zea bertepuk tangan sambil tertawa. tawa yang begitu hambar.

"Zea Keylard" Ken meninggikan suaranya, ia tersulut emosi dengan kalimat Zea barusan.

"Ya itu namaku, apakah selama ini kau mencintai ku Ken atau semua yang sudah kita lalui selama 5 tahun hanya sandiwara?? "

Ken terdiam dengan pertanyaan Zea.

"Kau hanya batu loncatan Zea, wanita manja sepertimu tidak akan ada yang mencintai mu dengan tulus" Zara menyela pembicaraan Zea.

Zea menatap Ken, berharap apa yang dikatan Zara semuanyanya adalah bohong.

"Diam kau wanita jalang, aku bahkan tidak mengizinkan mu menjawab"

"Jangan mengatai Zara jalang Zea, dia wanita yang baik"
Bela Ken

"Dimana wanita dikatakan baik ketika berselingkuh dengan pacar dari sahabatnya sendiri"

Zara tersenyum mendengar pembelaan Ken padanya,sejak tadi sekejam apa pun perkataan Zea padanya Ken akan selalu ada di pihaknya.

"Aku akan membatalkan pertunangan ini dan memperlihatkan bukti ini pada ayah dan ibu ku, akan ku pastikan hari-hari kalian besok buruk"
Zea melangkah dan meninggalkan dua sejoli itu.

Ken tidak tinggal diam, bagaimana mungkin ia akan diam ketika akan dipermalukan , usahanya selama ini akan sia-sia.
Ia menarik Zara dan mengejar Zea.

Mereka saling kerjar-kejaran, sampai ketika tangan Zea akan menggapai tombol lift, Tiba-tiba badanya tertarik ke belakang.

"Jika besok akan menjadi hari buruk , bukannya lebih baik melenyapkan sumbernya"? Ken menatap sinis Zea, ia menarik Zea dengan kasar, bahkan satu sepatu Zea terlepas. Kasar sekali, apa ia lupa selama ini, ia bahkan tak ingin luka sekecil pun terlukis di kaki Zea. Kini ia bahkan terlihat begitu menyeramkan.

Zea meronta-meronta tubuhnya memberi sinyal bahaya "Lepaskan aku bajingan"

Zara mengekori tindakan Ken pada Zea dari belakang.
"Seperti kelinci yang malang"
Celetuknya.

"Kau.. Jalang murahan" Zea memaki Zara dan meludahinya.

"Wanita sialan ini" Zara menampar Zea

Zea yang tak terima dengan perlakukan Zara,memberontak ingin menghajarnya.

"Berhenti Zea, aku bisa membunuh mu sekarang" Ken mengancam Zea dan mengarah sebuah pisau ke wajaah Zea

Zea yang menerima perlakukan itu, sektika merasa takut, dimana sosok Ken yang selama ini sangat lembut padanya. Tubuhnya gemetar. Ia harus kabur dari dua orang gila ini. Ia harus memikirkan cara kabur terlebih dahulu besok ia harus menjumpai ayah dan ibunya menceritakan ini semua, agar kedua bajingan ini di hukum, ayahnya tidak akan diam menerima putrinya diperlakukan kasar begini.

Seketika mata Zea tertuju pada tangga , ia bersyukur hotel selalu menyediakan tangga darurat.
Dengan cepat Zea, menggigit tangan Ken dan menyerang area vitalnya dengan kakinya"

"Ahkghhh.. Wanita brengsek"
Ken kesakitan mendapatkan tendmagan di area vitalnya.

"Hem tidak buruk "
Zea melambai dan berlari ke arah tangga, secepat mungkin menuruni tangga menuju area parkir, ia ingin kabur sekarang, menjauh dari dua orang gila itu.
Zea masuk ke mobil dan dengan buru-buru menghidupkan mobilnya meninggalkan hotel.

"Sial bahkan cuaca mendukung suasana hatiku"
Ya hujan deras kini menghiburnya di tengah kepanikan dan kekecewaanya.
Air matanya mengalir deras seolah bendungan yang tertahan dan dibuka.

Ia melirik kaca spion dan mendapai,mobil Ken mengikutinya dari belakang.

"Sial... Bajingan itu.... "
Zea mempercepat laju mobilnya, namun tiba- tiba ia kehilangan kendali dan mobil yang ia kendarai tergelincir ke pondasi jalanan.

"Ugh.. " Zea merasakan panas di kulitnya, darah mengalir dari kepalanya, tubuhnya tidak bisa ia gerakkan
Samar-samar ia mendengar suara Ken dan Zara, namun dari pandangan Zea kedua sejoli itu bahkan meninggalkan Zea begitu saja dan tak berniat membantunya.
'Hei.. Sejahat apa pun kalian setidaknya telpon ambulans......... Ya Tuhan apa dulu aku berbuat kesalahan yang fatal? 'Batin Zea.

Perlahan-lahan kedua mata Zea menutup dan Zea kehilangan kesadarannya.





Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now