09. Janggal dan Takdir

75 13 0
                                    

Tersisa waktu kurang dari dua bulan menuju Seleksi Panthera dan biasanya pertemuan perdana antara para pangeran serta anak bangsawan lain akan dilaksanakan sepekan sebelum seleksi itu diadakan untuk pembagian kelompok dan juga wilayah.

Persiapan pada pangeran dan pemuda bangsawan baik dari Klan Tigris ataupun Klan Altaica sudah siap tujuh puluh persen, hanya perlu mempersiapkan para pangeran untuk dapat bertahan lebih lama selama seleksi berlangsung.

Namun sepertinya kesedihan tidak dapat dihindari dalam Klan Tigris, dimana Pangeran Kedua yaitu Mark Jung sedang dalam masa kritis pasca musibah yang menimpanya saat sedang menghandle Bara-Wujud Harimau Minhyung.

"Hahh.."

Helaan nafas yang kesekian kalinya dari si Manis yang kini masih setia duduk bersandar pada kepala ranjang milik Mark. Terhitung sudah lebih dari tiga hari Haechan tertahan dikediaman Klan Tigris sejak kejadian dimana Haechan yang ditarik Taeyong untuk menginap di kediaman Klan tersebut.

Dia sama sekali tidak merasa lelah, hanya saja bosan tidak dapat dielakkan, karena biasanya ia akan mempelajari budaya yang ada dalam klan tersebut sembari ditemani oleh sang Calon Mertua, Namun terkhusus hari ini ia diminta untuk menjaga dan menemani Mark yang sewaktu-waktu bisa saja sadar dari kritisnya.

"kau kapan ingin bangun Mark?" tanyanya kepada Mark yang masih terpejam.

"Tidak pegal tidur seperti itu? Bahkan hampir satu Minggu!" gerutu Haechan karena masih tidak mendapatkan jawaban dari lawan bicaranya.

"Minhyung sudah kesini dan sangat menyesali perbuatannya walaupun dia tidak tau betul kejadian yang sebenarnya, Jika kau lupa kita harus berlatih dengan paman Doyoung untuk seleksi itu. Ah aku membenci fakta jika beban Raja Johnny turun kepadaku semua, cepatlah sadar dan ayo temaniku berlatih!" sungutnya kesal.

Haechan memandangi wajah damai Mark yang masih terpejam, sesekali memainkan rambut Mark yang terlihat lebih panjang dari sebelumnya,

"Mae Haechan mau pulang," rengeknya sembari menutup wajahnya dengan selimut.

tok tok tok

ketukan pintu kamar Mark mengalihkan perhatian Haechan dan menampilkan Taeyong yang membawakan nampan berisian makanan serta vitamin untuk Mark.

"Haechanie,"

Haechan mengikuti Taeyong yang mendudukan dirinya pada sofa yang terletak di ujung ruang kamar tersebut.

"Anak mantu bubu ternyata sudah bosan menunggu Mark sadar rupanya."

Haechan gelagapan karena perkataan Taeyong. Walaupun Taeyong mengatakannya dengan lembut dan tersenyum tetap saja Haechan merasa tidak enak karena ketahuan langsung oleh Ratu Klan Tigris itu.

"Tak apa, Mark akan segera sadar sebentar lagi, Ada pesan yang harus bubu sampaikan kepadamu," Taeyong menatap Haechan sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya, "Aku dan Jaehyun akan flight malam ini ke Thailand untuk menghadiri pertemuan klan Onca dan Ten menitipkan pesan jika kau harus ikut bersama kami untuk bertemu dengan Tuan Lee, Kakekmu."

Melihat Haechan yang ragu untuk menjawab Taeyong menggenggam tangan anak itu sembari tersenyum.

"Dongsook beserta Minhyung sudah lebih dahulu berada disana dengan keluargamu. Keluarga besar kami baik Haechan, tetapi jika ada yang membuatmu tidak nyaman lapor saja ke Bubu ya?"

Haechan sudah tidak punya pilihan untuk tidak menyetujui rencana tersebut, "Baik Bubu,"

"Baiklah, Bubu ada agenda jamuan sore nanti kau mau menemani bubu?" tanya Taeyong lagi yang diangguki Haechan.

The Story Of Altaica || MarkhyuckWhere stories live. Discover now