61

6.2K 697 29
                                    

Sebagian part di hapus ya manteman sekalian. Bisa baca lengkap di karyakarsa.

Gaess aku udah baca komen kalian semua. Cuma belum sempat balas  semua juga. Rata-rata udah lupa dylan itu siapa ya😂. Dylan itu teman nya Jangkar juga loh. Ada di part part awal. Dylan itu yang a da di pos ronda sama supra dan rahmat. Ada yang ingat nggak?

Komen yang ingat yaakk😂😂


Jangkar masuk ke dalam kamar. Di atas ranjang istri nya masih tidur. Belum membuka mata. Ada tiang infus di samping nya.

Jangkar mendekat. Ia melihat nafas istrinya teratur. Jangkar menelungkupkan kepala nya di samping Cia. Tangan Cia berada dalam genggaman nya.

Jangkar butuh penenang nya saat ini. Jangkar tidak tahu bagaimana ketakutan Cia saat mengetahui kalau penculik nya ternyata Dylan. Teman nya sendiri.

"Maafkan Abang sayang. Tolong bangun, Abang mau bicara." bisik Jangkar lirih. Namun tidak ada tanda-tanda ingin bangun dari Cia.

"Apa yang telah di lakukan Dylan sama kamu, Ara? Apa? Kasih tahu Abang!"

Jangkar mengepalkan tangan nya. Kemarahan masih melingkupi dirinya terhadap Dylan dan anak buah nya.

Tok tok tok

Bunyi pintu terdengar di ketuk dari luar. Jangkar mengangkat kepala nya. Ia bangkit dan membuka pintu setelah merubah ekspresi wajah nya tampak biasa.

"Ada apa, Buk?"

Buk Titin berdiri di depan nya. "Anu, Bang Jangkar. Itu makan malam sudah siap. Apa Bang Jangkar mau di siapkan sekarang makan malam nya?"
tanya Buk Titin tampak gugup.

Jangkar menggeleng lemah. "Saya tidak lapar Buk Titin."

Buk Titin menatap wajah Jangkar. "Bang Jangkar belum makan seharian ini. Makan sedikit saja, Bang. Saya takut nya nanti Bang Jangkar tubuh nya ikutan lemah. Non Cia saat ini sangat membutuhkan Bang Jangkar. Jadi, Bang Jangkar harus sehat." Buk Titin memberanikan dirinya mengungkap isi hati nya.

Jangkar tersenyum lemah. "Terima kasih, Buk Titin. Nanti kalau lapar, saya bakal makan dan ambil sendiri. Saat ini saya butuh istirahat, Buk."

Buk Titin tidak bisa memaksa. Ia mengangguk dan kembali ke tempat nya.

Jangkar menutup pintu dan masuk ke dalam kamar mandi. Ia belum mandi karena seharian berada di luar apalagi baru siap bertemu dengan bajingan Dylan. Ia harus membersihkan diri nya.

Jangkar menatap pantulan dirinya dalam cermin yang berembun. Dengan kasar Jangkar pun mengusap cermin tersebut sehingga pantulan wajah nya menjadi lebih jelas.

"Dylan!" Gumam Jangkar menggeram dengan wajah marah.

Jangkar ingin sekali menonjok cermin di hadapan nya melampiaskan emosi nya yang belum tuntas. Namun logika nya masih berjalan waras. Jangkar pun segera berbalik dan keluar dari kamar mandi.

Jangkar segera memakai pakaian nya. Kali ini ia harus menyiapkan sendiri. Biasa nya istri nya yang akan menyiapkan pakaian nya sehabis mandi.

Jangkar menghela nafas sembari menunduk. Saat berbalik hendak meletakkan handuk di keranjang kotor, ia terkejut melihat Cia yang sudah membuka mata.

Jangkar segera mendekat. "Sayang," Jangkar sangat lega menatap Cia yang sudah membuka mata.

Cia menoleh lalu menatap Jangkar. "Abang," lirih Cia sangat pelan.

Jangkar mengangguk. "Iya sayang. Ini Abang. Syukur Alhamdulillah akhirnya sayang sudah sadar." Jangkar membawa tangan Cia ke bibir nya untuk di kecup. Ia juga mengecup seluruh wajah Cia menyampaikan perasaan senang nya.

Jangkar Cinta (EBOOK READY DI GOOGLEBOOK/PLAYSTORE.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang