Sapphire dan Raven bergantian menggunakan kamar mandi. Raven masih bermalas-malasan ketika Sapphire sudah selesai mengganti pakaiannya.

"Udah?" Raven sembari menaiki tempat tidur dan mengecup Sapphire.

Sapphire tertawa renyah sambil memendekkan lehernya. Raven menimpa dari atas, mengendus tubuh gadisnya yang super wangi menggoda.

"Sayang ...," jerit Sapphire sambil menggeliat kasar. Raven menyingkap kerah atasan Sapphire dan mencumbui mesra.

Menahan wajah Raven dengan kedua tangannya, Sapphire mengecup bibir lelaki itu. Tangannya bergerak ke belakang dan menjambak rambutnya.

Ciuman mereka semakin intens dan hampir lupa jika perut Sapphire tidak berbunyi. Keduanya berhenti berciuman dan saling berpandangan lalu tertawa.

"Kamu udah lapar banget ya?" tanya Raven menggoda Sapphire.

Wajah Sapphire memerah malu. "Udah siang," elaknya. "Kamu maksa cium-cium!"

"Maaf, maaf." Raven pura-pura merasa bersalah, namun bibirnya kembali berkedut.

Dia bangun menarik tangan Sapphire. Gadis itu memperbaiki pakaiannya lalu mereka turun ke lantai bawah untuk makan siang sambil bergandengan tangan.

Di meja makan sudah tersedia makanan lengkap. Namun, tidak seorang pun dari teman mereka di ruangan tersebut. Sepertinya mereka masih sibuk bermain di luar.

"Enak," gumam Sapphire sambil menikmati makan siangnya.

Raven tersenyum tipis sambil menuang air putih ke gelas lantas memindahkan ke depan gadisnya. Mengelus-elus puncak kepala Sapphire dan menyuruhnya makan banyak.

Di tengah menikmati makan siang, keempat teman mereka datang sambil bercanda tawa.

Secara otomatis, Sapphire menoleh pada asal suara sambil mengunyah. Raven juga ikut menoleh dan mendapatkan olok-olokan dari keempat orang tersebut.

"Berdua nih kerjanya tidur melulu." ejek Owen sambil tertawa lebar.

"Baru bangun tuh," tambah Isaac.

"Capek banget kayaknya, habis berapa ronde sih?" canda Fika sambil mengedipkan mata.

"Nggak kok," elak Sapphire melotot. "Kalian dari mana?"

"Main dong," jawab Luciana membuat Sapphire berdecak iri.

"Kenapa nggak bangunin aku sih? Aku pengin ikut," Sapphire mengerang panjang, menyesal bangun kesiangan. "Sayang, nanti kita pergi yuk? Nanti ke sana lagi ya?"

"Udah malas." jawab Fika.

"Emang ke mana aja?" Sapphire semakin tidak tenang duduk di kursinya.

Kedua pasangan yang lain ikut bergabung di meja makan hendak menyantap makan siang.

"Dari bawah, foto-foto. Nih, Luciana jatuh." Owen menunjukkan pakaian Luciana yang kotor.

"Gara-gara siapa gue jatuh?" Luciana memutar bola mata.

"Jatuh kenapa?" tanya Raven. Dia tampak tenang dan santai menikmati makanannya. Tidak seperti Sapphire yang penasaran dan tidak sabaran menunggu cerita yang lain.

"Di dorong sama Owen," jelas Fika.

"Bukan dorong anjir!" sela Owen membela diri membuat Fika tertawa lebar.

Raven melirik pakaian Luciana memegang kotor, terlihat sisa-sisa tanah dan air keruh.

"Jatuh di sawah?"

"Iya, sendalnya putus." Isaac mengangguk dan tertawa-tawa. "Berdua sama Owen.

"Ke sawah yang di bawah sana?" pekik Sapphire tidak percaya. Jaraknya lumayan jauh, gadis itu tidak percaya mereka pergi ke sana. "Aku pengin ikut,"

REDFLAG Where stories live. Discover now