13. Duel

495 83 13
                                    

Song in this part : Sucker of Pain by Imagine Dragon, Lil Wayne, Ty Dolla sign, etc.

Karena banyak banget yang silent reader, work ini dipublish kalo jumlah vote terpenuhi.

Chapter selanjutnya akan dipublish ketika vote mencapai 100

***

"Betapa beraninya kau!"

Tom tak mengira gadis itu akan menyerangnya. Beruntung ia memiliki reflek yang bagus dan mampu menghindar.

Stella mengutuk dirinya sendiri. Kepalang tanggung, batinnya. Dari awal kedatangan Riddle menemuinya, pemuda itu sudah mencurigainya, maka Stella berpikir untuk menyerang Riddle. Sayangnya reflek Riddle bagus, dan ia hanya perlu bersikeras menyerangnya lagi. Ambisinya sudah dipucuk, jika bisa ia akan menghabisi Riddle saat itu juga.

Tom sendiri bersikap begitu waspada karena ia sendiri pernah melihat bagaimana cara bertarung Stella. Stella pernah berduel dengan Melanie. Kecakapan Stella dalam bertarung tentu tak bisa ia anggap sepele. Tom harus mengakui, Stella tidak buruk. Namun karena Stella telah menunjukkan jati dirinya, Tom tak akan berpura-pura lagi.

Gadis itu pantas mendapatkan hukuman karena membuatnya kesal. Dan lagi, ia curiga bahwa Stella yang telah menyerang Black dan Avery. Menghukumnya sampai gadis itu masuk St. Mungo adalah keputusan yang bagus.

Sebagai balasan, sebuah kabut biru keluar dari tongkat Tom dan melesat ke arah Stella. Gadis itu reflek membuat perisai. Kabut Tom dan perisai Stella menimbulkan bunyi denting yang melengking. Hal itu membuat Tom kesal. Kini tak ada lagi senyum mengejek dari wajah Stella, baik ia maupun Riddle akan bertarung dengan serius.

Kabut yang Tom ciptakan tak kunjung menghilang, Stella mengangkat tongkat sihirnya dan membuat gerakan melengkung. Tom mengerutkan dahinya melihat mantra-mantra atau gerakan nonverbal yang gadis itu buat, karena sejujurnya Tom tak tahu jenis mantra apa itu. Selama ini Tom adalah siswa paling rajin dan mahir, tak sedikit buku yang ia baca. Tapi, saat berhadapan dengan Stella, ia tak pernah tahu mantra apa yang gadis itu gunakan. Hanya beberapa mantra yang ia kenali.

Detik selanjutnya, rahang Tom mengeras karena kabut berbahaya yang ia ciptakan menghilang seiring gerakan yang Stella lakukan. Genggaman tongkat sihir Tom mengencang, ia segera melontarkan beberapa macam kutukan, begitu pula Stella. Malam itu di dalam hutan terlarang terdengar suara ledakan yang bersahut-sahutan, hanya makhluk-makhluk liar yang mendengarnya.

Beberapa pohon tumbang, bebatuan retak bahkan hancur. Duel keduanya mengerikan, sebuah mantra sayatan melukai lengan Stella. Gerakan gadis itu terhenti dan menatap Tom yang tersenyum dengan sinis. Stella tak mau kalah, gerakan Tom agak melambat dan salah satu mantra Stella berhasil melukai paha kanan pemuda tersebut. Tom bisa merasakan celana kain yang ia gunakan menyerap darah dari lukanya.

Stella menatap Riddle. Sihir pemuda tersebut berderak di sekeliling mereka, ia tahu bahwa sihir yang berwarna merah pekat itu adalah sihir gelap Riddle. Stella mengencangkan pegangan tongkat sihirnya. Bagaikan Dejavu, ia seperti berhadapan kembali dengan Voldemort. Aura sihirnya masih sama.

Ia perlu menyerang Riddle lagi.

Sectumsempra.

Stella mengayunkan tongkatnya. Itu adalah mantra yang telah ia pelajari dari Harry. Sebuah sinar putih layaknya kabut melesat menuju ke arah Riddle. Walaupun Riddle tak mengerti jenis kutukan apa yang Stella lempar, Riddle buru-buru memasang perisai dan membuat kutukan Stella terpental mengenai tumbuhan liar di belakangnya.

Sesaat mata Riddle melebar tak percaya, pikirnya begitu beruntung dapat menghindari mantra Stella. Jika tidak, maka ia akan bernasib sama seperti tumbuhan liar tersebut, tercabik-cabik menjadi beberapa bagian.

Hiraeth (Tom Riddle)Where stories live. Discover now