3. The Enemy

1.1K 174 10
                                    

Song in this part : Katty Perry - Dark horse

Sebenarnya Hiraeth akan diposting setelah Obsession tamat. Tapi, berhubung semuanya delay. Mungkin Hiraeth dan obsession update-nya bergantian dan tidak menentu. Terima kasih buat yang tetap menunggu cerita ini ☺️😘

Jangan lupa vote dan komen, guys ✨

***

Stella kembali ke asramanya dengan mood yang memburuk. Riddle mengganggunya. Gadis itu mengepalkan tangan begitu masuk ke dalam kamar, beruntung Scarlett teman sekamarnya sudah tertidur dan tak akan mendengar suara berisik yang akan ia lakukan.

Stella merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menatap langit-langit kamar. Dahinya berkerut tak senang, emosinya membuncah melihat bagaimana Riddle berbicara padanya.

Brengsek, makinya dalam hati.

Melihat Riddle saja sudah membuatnya marah. Stella menghela napasnya, mengatur agar tidak terlalu emosi. Ia harus ingat untuk menjalankan rencananya secara pelan-pelan dan bertahap. Bagaimana pun Stella harus membuat Riddle menyesal karena telah menghancurkan masa depan. Masa depannya.

Ya, Riddle harus tahu bahwa ia tak bisa seenaknya bersikap ketika ia ada di sana.

***

Keesokan paginya, Stella duduk di ruang rekreasi bersama Fleamont dan teman-temannya yang lain. Sosok gadis bersurai hitam panjang muncul dan melangkah ke arahnya dengan dahi berkerut tak senang. Gadis itu berdiri memandanginya dengan tatapan tegas. Sebelum berucap, ia menghela napas. "Kau murid baru? Stella Irish Wood?"

Stella menoleh padanya dan mengangguk. "Ya, ada yang bisa kubantu?"

Seluruh atensi Fleamont dan yang lain tertuju pada mereka.

"Aku mendapat teguran dari Riddle bahwa ia mengurangi nilai asrama kita. Kau keluar tengah malam dan merokok,"

Stella terdiam, namun beberapa saat ia teringat sesuatu. Tak lama raut wajah Stella berubah menjadi terkejut, berpura-pura terkejut.

"Apa?!" Septimus dan Fleamont berseru bersamaan. "Stella, kau merokok?"

Stella dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat menggeleng. "Tentu saja tidak, mana mungkin aku merokok." Katanya memelas. "Lagipula semalam aku sudah tidur, Scarlett bisa menginformasikan hal itu. Kami berada di ruang kamar yang sama."

"McGonagall," Ignatius memanggil nama sang gadis yang membuat Stella reflek melebarkan matanya.

Sosok gadis yang berada dihadapannya adalah Minerva McGonagall, gurunya di masa depan. Sial, Stella lupa bila McGonagall adalah prefek di masa ini dan seharusnya ia berhati-hati lagi.

"Kupikir ini ada kesalahan, Stella adalah murid baru. Mana mungkin ia melanggar peraturan,"

"Sudah kuduga," Septimus kembali menyahut. "ular-ular itu hanya tak senang kepada kita murid-murid Gryffindor, bahkan murid baru seperti Stella terkena imbasnya."

"Riddle pasti sengaja," sahut Eugene.

Stella menatap McGonagall, menatapnya kebingungan. "Apakah ia punya bukti bahwa aku benar-benar keluar pada jam malam dan merokok?"

Stella ingin sekali tertawa, tentunya ia yakin bahwa Riddle tak memiliki bukti. Ia menyimpan dengan rapi rokok dan pemantik miliknya di tempat khusus.

McGonagall kembali menghela dan menatap Stella prihatin. "Merlin... Maaf, aku tidak berpikir sejauh itu. Aku akan mengajukan banding pada profesor Dumbledore, Riddle tidak bisa seenaknya memotong poin asrama kita tanpa bukti,"

Hiraeth (Tom Riddle)Where stories live. Discover now